Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen PBB Peringatkan "Neraka Iklim" Bila Dunia Tak Segera Bertindak

Kompas.com - 11/06/2024, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan, dunia mengalami suhu panas yang luar biasa karena perubahan iklim. Dia menyerukan agar umat manusia bersatu menghindari neraka iklim.

Hal tersebut disampaikan Guterres usai sejumlah lembaga melaporkan suhu panas yang luar biasa akhir-akhir ini.

Lembaga pemantau perubahan iklim bentukan Uni Eropa, Copernicus Climate Change Service (C3S), melaporkan rata-rata suhu global selama 12 bulan terakhir naik 1,3 derajat celsius dibandingkan masa pra-industri.

Baca juga: Perubahan Iklim Sebabkan Suhu Bumi 12 Bulan Sangat Panas

Peningkatan tersebut membuat suhu Bumi selama 12 bulan terakhir menjadi periode terpanas sejak 1940, sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (2 6 2024).

Dalam laporan terpisah, Meteorological Organization (WMO) memprediksi, setidaknya ada kemungkinan 80 persen dalam satu tahun untuk lima tahun mendatang, suhu Bumi melampaui 1,5 derajat celsius dibandingkan masa pra-industri.

Guterres menyampaikan, laporan-laporan tersebut menunjukkan betapa cepatnya dunia menuju arah yang salah dalam hal menstabilkan sistem iklim.

"Pada 2015, kesempatan untuk menerabas itu hampir tidak mungkin," terang Guterres.

Baca juga: Jakarta Wilayah Rentan Terdampak Perubahan Iklim

Dengan waktu yang semakin sempit, dia mendesak dunia untuk memangkas penggunaan dan produksi bahan bakar fosil sebesar 30 persen pada 2030.

"Kita memerlukan jalan keluar dari neraka iklim. Perjuangan untuk mencapai suhu 1,5 derajat akan ada menang atau kalahnya pada tahun 2020-an," jelas Guterres.

Emisi karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil mencapai rekor tertinggi tahun lalu, meski sudah ada perjanjian global yang dirancang untuk mengekangnya dan meningkatkan energi terbarukan.

Batu bara, minyak, dan gas masih berkontribusi terhadap lebih dari tiga perempat energi dunia.

Baca juga: Sungai-sungai di Alaska Berubah Kecokelatan karena Perubahan Iklim

Wakil Sekretaris Jenderal WMO Ko Barrett menuturkan, dunia masih jauh dari tujuannya untuk membatasi pemanasan hingga 1,5 derajat celsius sesuai Perjanjian Paris.

Dia menyampaikan, dunia harus segera berbuat lebih banyak untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

"Atau kita akan menanggung akibat yang semakin besar dalam bentuk biaya ekonomi triliunan dollar, jutaan nyawa yang terkena dampak cuaca ekstrem, dan kerusakan besar terhadap lingkungan dan keanekaragaman hayati," ucap Barrett.

Baca juga: Cara Wujudkan Ketahanan Pangan di Tengah Perubahan Iklim

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

Pemerintah
AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

LSM/Figur
Harus 'Segmented', Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Harus "Segmented", Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Swasta
ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau