KOMPAS.com - Salah satu kucing langka di dunia, lynx Iberia, berhasil pulih dari ancaman kepunahan karena populasinya sudah semakin banyak.
Union for Conservation of Nature (IUCN) pada Kamis (20/6/2024) mengumumkan, kucing bernama latin Lynx pardinus yang tersebar di Spanyol dan Portugal tersebut dikeluarkan dari status "terancam punah" menjadi "rentan".
Menurut sensus terbaru, populasi lynx di Semenanjung Iberia tersebut melesat, dari hanya berjumlah 94 ekor pada 2022 menjadi 2.021 ekor pada 2023.
Baca juga: BRIN Bangun Bank Benih di 6 Lokasi, Cegah Tumbuhan Punah
Dilansir dari The Guardian, pulihnya lynx Iberia tak lepas dari berbagai upaya yang dilakukan oleh koalisi konervasi yang melibatkan Uni Eropa (UE), pemerintah Spanyol, pemerintah Portugal, pemerintah daerah, organisasi nirlaba satwa liar, dan masyarakat lokal selama 20 tahun terakhir.
Menyusutnya populasi Lynx Iberia bermula pada abad ke-20 akibat peraturan kala itu yang memerintahkan pembasmian hewan-hewan yang dianggap hama.
Faktor susutnya populasi lynx Iberia lainnya adalah penurunan populasi kelinci yang merupakan 90 persen makanan spesies tersebut serta kerusakan habitat.
Kepala Unit Daftar Merah IUCN Craig Hilton-Taylor mengatakan, kesuksesan upaya konservasi lynx Iberia berkat berbagai upaya kolaboratif yang cermat.
"Dalam 100 tahun ke depan, kita mungkin bisa memulihkan lynx sepenuhnya di habitat aslinya," kata Hilton-Taylor.
Baca juga: Anggrek Langka Terancam Punah, BRIN Lakukan Upaya Konservasi
Di sisi lain, faktor perubahan iklim menjadi faktor lain yang harus menjadi perhatian khusus karena menyebabkan peningkatan kebakaran di kawasan Mediterania.
"Bagaimana dampaknya terhadap lynx masih belum diketahui. Jadi ini adalah kesuksesan besar, namun jalan masih panjang untuk mengembalikan spesies ini ke kondisi semula," tutur Hilton-Taylor.
Koordinator Proyek Life Lynxconnect Javier Salcedo mengaku takjub melihat pemulihan populasi lynx Iberia berkat upaya yang dilakukan selama 20 tahun terakhir.
"Bagian tersulit adalah awalnya. Pada awal abad ini, semua orang tahu bahwa lynx Iberia terancam namun kami tidak benar-benar menyadari betapa rumitnya situasinya," kata Salcedo.
Pakar lynx di WWF Spanyol Ramon Perez de Ayala mengatakan, upaya konservasi kini mencapai titik tengah.
Baca juga: DNA Harimau Jawa Ditemukan dari Rambut di Sukabumi, Bukti Belum Punah?
"Kita sudah setengah jalan dari jalur yang telah kita tetapkan sendiri," tuturnya.
Sampai sejauh ini, masih ada ancaman yang dihadapi lynx Iberia. Tahun lalu, 144 lynx terbunuh di jalan-jalan Spanyol dan Portugis, serta 45 lainnya mati karena penyakit atau sebab lainnya.
Namun kekhawatiran terbesar Perez de Ayala adalah menyusutnya populasi kelinci akibat penyakit dan hilangnya habitat mangsa lynx.
Salcedo mengatakan bahwa meskipun dia berbesar hati dengan kemajuan yang dicapai untuk menyelamatkan salah satu satwa liar ikonik Iberia, tidak ada ruang untuk berpuas diri.
"Jangan lupa bahwa masih banyak yang harus dilakukan. Dan meskipun semuanya sudah selesai, kami harus terus berupaya agar hal ini tidak terjadi lagi," ucapnya.
Baca juga: Terancam Punah, Ini 9 Kucing yang Dilarang Dipelihara di Rumah
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya