Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/06/2024, 12:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Setiap tahun dirilis sebuah laporan yang menilai pencapaian 17 tujuan dan 169 target Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Pada 2024, laporan berjudul Sustainable Development Report 2024 dirilis berdasarkan penilaian terhadap 167 negara.

Skor dalam laporan ini memiliki skala 100. Skor ini juga dapat diartikan sebagai persentase pencapaian SDGs. Skor 100 menunjukkan bahwa semua SDGs telah tercapai.

Baca juga: Skor SDGs Indonesia Turun, Peringkat Ikut Geser

Skor SDGs tertinggi

Dilansir dari Sustainable Development Report 2024, berikut 10 negara dengan skor SDGs tertinggi di dunia pada tahun ini.

  1. Finlandia – 86,35
  2. Swedia – 85,70
  3. Denmark – 85,00
  4. Jerman – 83,45
  5. Perancis – 82,76
  6. Austria – 82,23
  7. Norwegia – 82,23
  8. Kroasia – 82,19
  9. Inggris – 82,16
  10. Polandia – 81,69

Dalam penilaian terbaru ini, tiga negara Nordik menempati peringkat teratas pencapaian SDGs pada 2024.

Ketiga negara Nordik tersebut adalah Finlandia dengan skor 86,79, Swedia dengan skor 85,98, dan Denmark dengan skor 85,68.

Baca juga: Capaian SDGs Dunia Stagnan Sejak 2020, Baru 16 Persen Sesuai Jalur

Stagnansi

Ke-17 tujuan SDGs diharapkan dapat tercapai pada 2030. Akan tetapi, pada 2024, kurang enam tahun lagi mencapai 2030, banyak capaiannya yang justru mengalam stagnansi sejak 2020.

Menurut Sustainable Development Report 2024, capaian SDGs hingga saat ini hanya mencapai 16 persen dari target yang telah ditetapkan pada 2030.

Bahkan, beberapa tujuan dalam SDGs dinilai keluar jalur. Contohnya tujuan 2, tujuan 11, tujuan 14, tujuan 15, dan tujuan 16.

Capaian SDGs di negara-negara miskin dan rentan, termasuk negara-negara pulau kecil berkembang, masih tertinggal jauh.

Baca juga: Indonesia’s SDGs Center Network Diluncurkan, Jadi Wadah Pertukaran Berbagai Pihak

Menurut laporan tersebut, mencapai target-target dalam SDGs secara global masih merupakan tantangan investasi jangka panjang.

Untuk mengatasi kekurangan pendanaan SDGs untuk negara-negara berpendapatan rendah dan menengah ke bawah, diperlukan lembaga-lembaga baru dan bentuk-bentuk pembiayaan global yang baru.

Prioritas pembiayaan global juga perlu dipertimbangkan kembali untuk mencakup pendidikan berkualitas, cakupan kesehatan universal, sistem energi nol emisi, pertanian berkelanjutan, infrastruktur perkotaan, dan konektivitas digital.

Di satu sisi, ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung hingga berhentinya kerja sama global semakin memperlambat kemajuan SDGs.

Baca juga: Cara Daftar Lestari Awards 2024, Penghargaan Perusahaan Peduli SDGs

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Studi: 2024 Jadi Era Transisi Energi Betulan, Emisi Segera Capai Puncak

Studi: 2024 Jadi Era Transisi Energi Betulan, Emisi Segera Capai Puncak

LSM/Figur
Bisakah Negara-negara di Asia Hentikan Penggunaan Batu Bara?

Bisakah Negara-negara di Asia Hentikan Penggunaan Batu Bara?

Pemerintah
Harga PLTS dan PLTB Turun Drastis, ASEAN Harus Ambil Kesempatan

Harga PLTS dan PLTB Turun Drastis, ASEAN Harus Ambil Kesempatan

LSM/Figur
“Social Enterprise” yang Ramah Lingkungan Masih Hadapi Stigma Negatif

“Social Enterprise” yang Ramah Lingkungan Masih Hadapi Stigma Negatif

Swasta
Singapura Putuskan Ikut Danai Studi Kelayakan CCS di Negaranya

Singapura Putuskan Ikut Danai Studi Kelayakan CCS di Negaranya

Pemerintah
Perluasan Hutan Tanaman Energi Dinilai Percepat Deforestasi di Kalimantan Barat

Perluasan Hutan Tanaman Energi Dinilai Percepat Deforestasi di Kalimantan Barat

LSM/Figur
Penegakan Hukum dan Rendahnya Kesadaran Masyarakat jadi Tantangan Kelola Sampah

Penegakan Hukum dan Rendahnya Kesadaran Masyarakat jadi Tantangan Kelola Sampah

LSM/Figur
Pengajar dan Praktisi Minta Prabowo Revolusi Ketenagakerjaan ke Arah Berkelanjutan

Pengajar dan Praktisi Minta Prabowo Revolusi Ketenagakerjaan ke Arah Berkelanjutan

LSM/Figur
Seruan Pendanaan Pelestarian Alam Menggema dalam KTT Keanekaragaman Hayati COP16

Seruan Pendanaan Pelestarian Alam Menggema dalam KTT Keanekaragaman Hayati COP16

Pemerintah
79 Persen Eksekutif Agrifood Laporkan Pertumbuhan Pendapatan dari Investasi Keberlanjutan

79 Persen Eksekutif Agrifood Laporkan Pertumbuhan Pendapatan dari Investasi Keberlanjutan

Pemerintah
 Bank Belum Siap Hadapi Perubahan Iklim

Bank Belum Siap Hadapi Perubahan Iklim

Pemerintah
Emisi CO2 Global dari Kebakaran Hutan meningkat 60 Persen Sejak 2001

Emisi CO2 Global dari Kebakaran Hutan meningkat 60 Persen Sejak 2001

LSM/Figur
Tolak PLTU Captive, Koalisi Sulawesi Tanpa Polusi Minta Prabowo Revisi Perpres 112/2022

Tolak PLTU Captive, Koalisi Sulawesi Tanpa Polusi Minta Prabowo Revisi Perpres 112/2022

LSM/Figur
Google Bakal Manfaatkan Nuklir untuk Pasok Listrik Data Center

Google Bakal Manfaatkan Nuklir untuk Pasok Listrik Data Center

Swasta
Ilmuwan Eksplorasi Rumput Laut Jadi Sumber Energi dan Pakan Ternak

Ilmuwan Eksplorasi Rumput Laut Jadi Sumber Energi dan Pakan Ternak

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau