Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Anjuran Pemberian Obat TBC pada Anak Menurut Dokter

Kompas.com - 24/06/2024, 08:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Dokter spesialis respirologi anak konsultan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Wahyuni Indawati mengatakan, pemberian obat tuberkulosis (TBC) pada anak sebaiknya diberikan pada waktu yang sama dan saat perut kosong.

Upaya tersebut dilakukan agar obat bisa bekerja dengan lebih optimal, sebagaimana dilansir Antara, Kamis (20/6/2024).

"Beri obat pada anak pagi hari pada saat bangun tidur, langsung kasih obat," kata Wahyuni dalam diskusi daring mengenai TBC pada anak.

Baca juga: Kontak Erat di Rumah Risiko Terbesar Penularan TBC pada Anak

Dia menyampaikan, pemberian obat pada waktu yang sama perlu dilakukan dengan tujuan agar tidak lupa minum obat dan anak jadi terbiasa.

Setelah minum obat pada saat bangun tidur, anak bisa makan atau minum susu setelah jeda satu jam.

Pemberian obat TBC kepada anak juga disarankan secara reguler dan tidak berhenti atau terputus. Pasalnya, jika terputus dalam kurun waktu tertentu, harus mengulang obat dari awal yang akan menyebabkan meminum obat menjadi lebih lama.

Pemberian obat TBC juga dilihat dari berat ringan gejala pada anak. Pada fase awal atau tahap intensif, anak harus minum obat di dua bulan pertama.

Baca juga: Kemenkes: Rokok Kontributor Terbesar Kasus TBC di Indonesia

Setelah itu, dilanjutkan dengan fase berikutnya untuk empat bulan. Sehingga secara total, jangka waktu minum obatnya selama enam bulan, ini berlaku untuk TBC paru biasa.

Jika didagnosis TBC berat yang sudah menjalar ke organ lain atau TBC milier seperti otak, susunan saraf dan tulang, pengobatannya harus dilakukan selama 12 bulan.

"Kalau pada fase awal putus berobat selama dua minggu maka harus mulai dari awal, kalau pada fase lanjutan lebih longgar. Kalau putus berobatnya lebih dari satu bulan, baru dinyatakan berobat ulang. Tergantung juga kondisi anak apakah membaik atau tidak," tutur Wahyuni.

Wahyuni menjelaskan, imun tubuh anak yang lemah juga yang mengharuskan anak harus lebih intensif meminum obat secara teratur.

Pada seseorang yang baru pertama terkena TBC, terutama anak yang imunnya belum kuat, kuman akan bisa menyebar dari paru ke seluruh tubuh.

Baca juga: TBC Tak Hanya Pengaruhi Kesehatan, Berdampak Psikologis hingga Ekonomi

Penyebarannya bahkan bisa hinggap di organ yang banyak oksigen misalnya ginjal, tulang, otak, mata hingga kelenjar kulit.

Maka tidak hanya paru, semua organ bisa terkena kuman TBC, terutama pada orang yang memiliki imun tubuh lemah.

TBC juga bukan penyakit keturunan sehingga pencegahan penularanya diperlukan dengan deteksi dini jika ada anggota keluarga yang terdiagnosis TBC aktif.

Upaya pencegahan lainnya seperti mencegah kontak dengan penderita TBC dan melakukan imunisasi BCG untuk mencegah tertular TBC.

"Perlu waspada apakah sekelilingnya ada yang TBC. Jangan ragu skrining anggota keluarga agar dapat ditindaklanjuti sesuai kondisi," paparnya.

Baca juga: Studi: Infeksi TBC Berkaitan Peningkatan Risiko Berbagai Kanker

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Studi: 2024 Jadi Era Transisi Energi Betulan, Emisi Segera Capai Puncak

Studi: 2024 Jadi Era Transisi Energi Betulan, Emisi Segera Capai Puncak

LSM/Figur
Bisakah Negara-negara di Asia Hentikan Penggunaan Batu Bara?

Bisakah Negara-negara di Asia Hentikan Penggunaan Batu Bara?

Pemerintah
Harga PLTS dan PLTB Turun Drastis, ASEAN Harus Ambil Kesempatan

Harga PLTS dan PLTB Turun Drastis, ASEAN Harus Ambil Kesempatan

LSM/Figur
“Social Enterprise” yang Ramah Lingkungan Masih Hadapi Stigma Negatif

“Social Enterprise” yang Ramah Lingkungan Masih Hadapi Stigma Negatif

Swasta
Singapura Putuskan Ikut Danai Studi Kelayakan CCS di Negaranya

Singapura Putuskan Ikut Danai Studi Kelayakan CCS di Negaranya

Pemerintah
Perluasan Hutan Tanaman Energi Dinilai Percepat Deforestasi di Kalimantan Barat

Perluasan Hutan Tanaman Energi Dinilai Percepat Deforestasi di Kalimantan Barat

LSM/Figur
Penegakan Hukum dan Rendahnya Kesadaran Masyarakat jadi Tantangan Kelola Sampah

Penegakan Hukum dan Rendahnya Kesadaran Masyarakat jadi Tantangan Kelola Sampah

LSM/Figur
Pengajar dan Praktisi Minta Prabowo Revolusi Ketenagakerjaan ke Arah Berkelanjutan

Pengajar dan Praktisi Minta Prabowo Revolusi Ketenagakerjaan ke Arah Berkelanjutan

LSM/Figur
Seruan Pendanaan Pelestarian Alam Menggema dalam KTT Keanekaragaman Hayati COP16

Seruan Pendanaan Pelestarian Alam Menggema dalam KTT Keanekaragaman Hayati COP16

Pemerintah
79 Persen Eksekutif Agrifood Laporkan Pertumbuhan Pendapatan dari Investasi Keberlanjutan

79 Persen Eksekutif Agrifood Laporkan Pertumbuhan Pendapatan dari Investasi Keberlanjutan

Pemerintah
 Bank Belum Siap Hadapi Perubahan Iklim

Bank Belum Siap Hadapi Perubahan Iklim

Pemerintah
Emisi CO2 Global dari Kebakaran Hutan meningkat 60 Persen Sejak 2001

Emisi CO2 Global dari Kebakaran Hutan meningkat 60 Persen Sejak 2001

LSM/Figur
Tolak PLTU Captive, Koalisi Sulawesi Tanpa Polusi Minta Prabowo Revisi Perpres 112/2022

Tolak PLTU Captive, Koalisi Sulawesi Tanpa Polusi Minta Prabowo Revisi Perpres 112/2022

LSM/Figur
Google Bakal Manfaatkan Nuklir untuk Pasok Listrik Data Center

Google Bakal Manfaatkan Nuklir untuk Pasok Listrik Data Center

Swasta
Ilmuwan Eksplorasi Rumput Laut Jadi Sumber Energi dan Pakan Ternak

Ilmuwan Eksplorasi Rumput Laut Jadi Sumber Energi dan Pakan Ternak

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau