Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Philanthropy Outlook 2024 Diluncurkan, Fokus Capai SDGs

Kompas.com - 04/07/2024, 06:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

 JAKARTA, KOMPAS.com - Laporan Indonesia Philanthropy Outlook 2024 resmi diluncurkan oleh Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), pada Selasa (2/7/2024).

Laporan ini berisi gambaran komprehensif tentang landskap, tren, tantangan, dan rekomendasi penguatan ekosistem filantropi berdasarkan aksi-aksi nyata dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Staf Ahli Menteri PPN Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kementerian PPN/Bappenas Pungkas Bahruji Ali mengatakan, hampir semua program filantropi telah sesuai dengan agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs).

“Laporan ini mengungkapkan bahwa 89 persen program filantropi telah berhasil sesuai dengan agenda SDGs. Banyak lembaga filantropi secara dinamis membangun hubungan antara tujuan dan target SDGs,” ujar Pungkas.

Baca juga: 10 Negara dengan Skor Pencapaian SDGs Tertinggi 2024

Hal itu disampaikan saat peluncuran studi sekaligus Philanthropy Learning Forum (PLF) ke-63 bertajuk “Indonesia Philanthropy Outlook 2024: Menggali Temuan Kunci dan Rekomendasi untuk Memperkuat Ekosistem Filantropi terhadap Pembangunan Berkelanjutan” di Jakarta, Selasa (2/7/2024).

Meski terdapat berbagai kendala, upaya ini layak mendapat apresiasi karena hubungan yang terjalin akan membuka peluang kolaborasi dengan banyak pihak, serta mempercepat pencapaian tujuan dan target SDGs tepat waktu.

“Ini membuktikan bahwa filantropi memainkan peran penting sebagai katalisator perubahan sosial dan ekonomi yang positif,” imbuh Pungkas.

Sebagai informasi, PFI menyusun Indonesia Philanthropy Outlook 2024 yang berisi temuan mengenai perkembangan sektor filantropi di Indonesia dalam tiga tahun terakhir.

Laporan ini bertujuan untuk menunjukkan hasil dan kontribusi filantropi terhadap pembangunan berkelanjutan, area kemajuan, persepsi masyarakat terhadap kegiatan filantropi, serta rekomendasi agenda prioritas.

Perlu kolaborasi dan komitmen

Pungkas menegaskan, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, filantropi, serta pemangku kepentingan lainnya sangat penting untuk mencapai target SDGs, dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung agenda perubahan iklim.

“Saya kira kita semua sudah sepakat, bahwa SDGs itu adalah upaya multisektor. Tidak mungkin kita bergerak sendiri, harus bersama-sama. Dan bersama-sama juga harus bersinergi,” ucap Pungkas.

Sementara itu, Ketua Badan Pengurus PFI Rizal Algamar mengemukakan, Indonesia Philanthropy Outlook merupakan bentuk salah satu komitmen PFI untuk memperkuat ekosistem filantropi dalam aspek data dan informasi.

Baca juga: Capaian SDGs Dunia Stagnan Sejak 2020, Baru 16 Persen Sesuai Jalur

Salah satu aspek penting ini perlu didorong sebagai referensi untuk perkembangan sektor filantropi yang berbasiskan data agar menciptakan dampak yang lebih efektif dan luas.

“Ini merupakan outlook kedua yang telah kami publikasi, pertama kali di tahun 2022 lalu. Terlihat adanya konsistensi di outlook 2022 dan juga outlook 2024 terkait dengan tema dari fokus para filantropis di Indonesia,” kata Rizal.

Pada 2022, fokus PFI adalah kepada pendidikan; pemberdayaan ekonomi; iklim dan lingkungan hidup; advokasi; kesehatan.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Masyarakat Jabodetabek Butuh Hutan Sebagai Penyangga, Tapi Alih Fungsi Lahan Kian Masif

Masyarakat Jabodetabek Butuh Hutan Sebagai Penyangga, Tapi Alih Fungsi Lahan Kian Masif

Pemerintah
Eksekutif Perusahaan Setuju Aktivitas Keberlanjutan Bisa Dongkrak Penjualan

Eksekutif Perusahaan Setuju Aktivitas Keberlanjutan Bisa Dongkrak Penjualan

Swasta
Walhi Laporkan 47 Perusahaan yang Diduga Rusak Lingkungan ke Kejagung

Walhi Laporkan 47 Perusahaan yang Diduga Rusak Lingkungan ke Kejagung

Pemerintah
RUU Masyarakat Adat: Janji Politik atau Ilusi Hukum?

RUU Masyarakat Adat: Janji Politik atau Ilusi Hukum?

Pemerintah
Jakarta Jadi Pionir Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon

Jakarta Jadi Pionir Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon

Pemerintah
Jakarta dan Hangzhou Alami Dampak Paling Parah akibat Perubahan Cuaca Ekstrem

Jakarta dan Hangzhou Alami Dampak Paling Parah akibat Perubahan Cuaca Ekstrem

Pemerintah
Pemasangan Panel Surya Global Dinginkan Bumi Hingga 0,13 Derajat C

Pemasangan Panel Surya Global Dinginkan Bumi Hingga 0,13 Derajat C

LSM/Figur
Pemerintah Wacanakan Bangun Hutan Wakaf untuk Ibadah dan Pelestarian Alam

Pemerintah Wacanakan Bangun Hutan Wakaf untuk Ibadah dan Pelestarian Alam

Pemerintah
Pemerintah Akan Evaluasi PLTSa, dari 12 Kota Hanya 2 yang Beroperasi

Pemerintah Akan Evaluasi PLTSa, dari 12 Kota Hanya 2 yang Beroperasi

Pemerintah
Sedekah Sampah Ala Hanan Attaki, Masyarakat Bisa Jual Plastik di Masjid

Sedekah Sampah Ala Hanan Attaki, Masyarakat Bisa Jual Plastik di Masjid

LSM/Figur
Jakarta Kembali Masuk 10 Besar Ibu Kota Paling Berpolusi di Dunia Sepanjang 2024

Jakarta Kembali Masuk 10 Besar Ibu Kota Paling Berpolusi di Dunia Sepanjang 2024

LSM/Figur
Indonesia Disebut Berpeluang Pasarkan Jasa Penyimpanan Karbon ke Luar Negeri

Indonesia Disebut Berpeluang Pasarkan Jasa Penyimpanan Karbon ke Luar Negeri

Pemerintah
Pemerintah Targetkan 30 Kota Kelola Sampah Jadi Listrik 4 Tahun Lagi

Pemerintah Targetkan 30 Kota Kelola Sampah Jadi Listrik 4 Tahun Lagi

Pemerintah
Terbukti Cemari Lingkungan, Pengelola TPA Ilegal Dikenakan Pidana

Terbukti Cemari Lingkungan, Pengelola TPA Ilegal Dikenakan Pidana

Pemerintah
Mikroplastik Hambat Fotosintesis Tanaman, Jutaan Orang Terancam Kelaparan

Mikroplastik Hambat Fotosintesis Tanaman, Jutaan Orang Terancam Kelaparan

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau