KOMPAS.com - Capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) dunia hingga 2023 dilaporkan mengalami stagnansi sejak 2020.
Menurut laporan terbaru dari UN Sustainable Development Solutions Network (SDSN), capaian SDGs pada 2023 hanya mencapai 16 persen dari target yang telah ditetapkan pada 2030.
Laporan tersebut didukung oleh lebih dari 100 ilmuwan dan praktisi terkemuka di seluruh dunia.
Baca juga: Indonesia’s SDGs Center Network Diluncurkan, Jadi Wadah Pertukaran Berbagai Pihak
Laporan yang dirilis pada Senin (17/6/2024) tersebut mengungkapkan, beberapa target malah mengalami kemunduran seperti obesitas, kebebasan pers, pengelolaan nitrogen berkelanjutan, hingga harapan hidup saat lahir.
Secara keseluruhan, laju capaian SDGs sangat bervariasi antara satu negara dengan yang lainnya, sebagaimana dilansir Earth.org.
Wilayah Nordik mencatkan capaian lebih baik daripada negara-negara lain di dunia.
Finlandia menduduki peringkat pertama dalam indeks SDGs yang disusun dalam laporan tersebut, disusul Swedia, Denmark, Jerman, dan Perancis.
Baca juga: Cara Daftar Lestari Awards 2024, Penghargaan Perusahaan Peduli SDGs
Capaian SDGs di negara-negara BRICS dan BRICS+ yang mencakup Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Etiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA) lebih cepat dibandingkan rata-rata dunia.
Sedangkan negara-negara miskin dan rentan, termasuk negara-negara pulau kecil berkembang, masih tertinggal jauh.
Menurut laporan tersebut, mencapai target-target dalam SDGs secara global masih merupakan tantangan investasi jangka panjang.
Menurut SDSN, mengatasi kekurangan pendanaan SDGs untuk negara-negara berpendapatan rendah dan menengah ke bawah memerlukan lembaga-lembaga baru dan bentuk-bentuk pembiayaan global yang baru.
Baca juga: Pantau Emisi GRK hingga Scope 3, Kompas.com dan BGK Dorong Partisipasi Publik Capai SDGs
Prioritas pembiayaan global juga perlu dipertimbangkan kembali untuk mencakup pendidikan berkualitas, cakupan kesehatan universal, sistem energi nol emisi, pertanian berkelanjutan, infrastruktur perkotaan, dan konektivitas digital.
Di satu sisi, ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung hingga berhentinya kerja sama global semakin memperlambat kemajuan SDGs.
Profesor Jeffrey D Sachs, Presiden SDSN dan penulis utama laporan tersebut, menyampaikan, dunia perlu melakukan terobosan untuk pembangunan berkelanjutan.
“Komunitas internasional harus mempertimbangkan pencapaian penting dan keterbatasan sistem PBB, dan berupaya meningkatkan multilateralisme untuk beberapa dekade mendatang,” ujar Sachs.
Baca juga: Akselerasi SDGs, World Water Forum Sepakati Komitmen Baru Pengelolaan Wilayah Sungai
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya