Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/06/2024, 12:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) dunia hingga 2023 dilaporkan mengalami stagnansi sejak 2020.

Menurut laporan terbaru dari UN Sustainable Development Solutions Network (SDSN), capaian SDGs pada 2023 hanya mencapai 16 persen dari target yang telah ditetapkan pada 2030.

Laporan tersebut didukung oleh lebih dari 100 ilmuwan dan praktisi terkemuka di seluruh dunia.

Baca juga: Indonesia’s SDGs Center Network Diluncurkan, Jadi Wadah Pertukaran Berbagai Pihak

Laporan yang dirilis pada Senin (17/6/2024) tersebut mengungkapkan, beberapa target malah mengalami kemunduran seperti obesitas, kebebasan pers, pengelolaan nitrogen berkelanjutan, hingga harapan hidup saat lahir.

Secara keseluruhan, laju capaian SDGs sangat bervariasi antara satu negara dengan yang lainnya, sebagaimana dilansir Earth.org.

Wilayah Nordik mencatkan capaian lebih baik daripada negara-negara lain di dunia. 

Finlandia menduduki peringkat pertama dalam indeks SDGs yang disusun dalam laporan tersebut, disusul Swedia, Denmark, Jerman, dan Perancis. 

Baca juga: Cara Daftar Lestari Awards 2024, Penghargaan Perusahaan Peduli SDGs

Capaian SDGs di negara-negara BRICS dan BRICS+ yang mencakup Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Etiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA) lebih cepat dibandingkan rata-rata dunia.

Sedangkan negara-negara miskin dan rentan, termasuk negara-negara pulau kecil berkembang, masih tertinggal jauh.

Menurut laporan tersebut, mencapai target-target dalam SDGs secara global masih merupakan tantangan investasi jangka panjang. 

Menurut SDSN, mengatasi kekurangan pendanaan SDGs untuk negara-negara berpendapatan rendah dan menengah ke bawah memerlukan lembaga-lembaga baru dan bentuk-bentuk pembiayaan global yang baru. 

Baca juga: Pantau Emisi GRK hingga Scope 3, Kompas.com dan BGK Dorong Partisipasi Publik Capai SDGs

Prioritas pembiayaan global juga perlu dipertimbangkan kembali untuk mencakup pendidikan berkualitas, cakupan kesehatan universal, sistem energi nol emisi, pertanian berkelanjutan, infrastruktur perkotaan, dan konektivitas digital.

Di satu sisi, ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung hingga berhentinya kerja sama global semakin memperlambat kemajuan SDGs. 

Profesor Jeffrey D Sachs, Presiden SDSN dan penulis utama laporan tersebut, menyampaikan, dunia perlu melakukan terobosan untuk pembangunan berkelanjutan.

“Komunitas internasional harus mempertimbangkan pencapaian penting dan keterbatasan sistem PBB, dan berupaya meningkatkan multilateralisme untuk beberapa dekade mendatang,” ujar Sachs.

Baca juga: Akselerasi SDGs, World Water Forum Sepakati Komitmen Baru Pengelolaan Wilayah Sungai

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Dari Hape ke Buku: Cara SMK di Pedalaman Kalimantan Bikin Murid Jatuh Cinta pada Membaca
Dari Hape ke Buku: Cara SMK di Pedalaman Kalimantan Bikin Murid Jatuh Cinta pada Membaca
LSM/Figur
Melihat Upaya Konservasi Tanaman dan Fauna Endemik Sulawesi di Taman Kehati Sawerigading Wallacea
Melihat Upaya Konservasi Tanaman dan Fauna Endemik Sulawesi di Taman Kehati Sawerigading Wallacea
Swasta
Lewat 'Teras Perwira', Grab Ajak Mitra-Pengguna, dan Komunitas Tuli Dukung Kesetaraan
Lewat "Teras Perwira", Grab Ajak Mitra-Pengguna, dan Komunitas Tuli Dukung Kesetaraan
Swasta
15 Danau Masuk Kategori Kritis, Alami Sedimentasi hingga Kerusakan Ekosistem
15 Danau Masuk Kategori Kritis, Alami Sedimentasi hingga Kerusakan Ekosistem
Pemerintah
Perkuat Ketahanan Iklim, One Financial Group Gagas Inisiatif Tanam 1.500 Pohon Mangrove
Perkuat Ketahanan Iklim, One Financial Group Gagas Inisiatif Tanam 1.500 Pohon Mangrove
Swasta
Atasi Kebutuhan Green Skill, SBTi Buka Akademi untuk Upskilling Profesional Keberlanjutan
Atasi Kebutuhan Green Skill, SBTi Buka Akademi untuk Upskilling Profesional Keberlanjutan
Swasta
Retno Marsudi: Jumlah Spesies Hewan dan Tumbuhan Danau Turun 85 Persen
Retno Marsudi: Jumlah Spesies Hewan dan Tumbuhan Danau Turun 85 Persen
Pemerintah
Perjuangan Gino Ajarkan Bahasa Dayak Ngaju di Kapuas: Buku Langka, Jalan Sulit
Perjuangan Gino Ajarkan Bahasa Dayak Ngaju di Kapuas: Buku Langka, Jalan Sulit
LSM/Figur
19 Tahun Perjalanan Himalaya Hill, dari Lahan Tambang Tandus Jadi Arboretum Hijau
19 Tahun Perjalanan Himalaya Hill, dari Lahan Tambang Tandus Jadi Arboretum Hijau
Swasta
Ilmuwan Ungkap Limbah Beracun Berpotensi Jadi Sumber Energi Bersih
Ilmuwan Ungkap Limbah Beracun Berpotensi Jadi Sumber Energi Bersih
LSM/Figur
Implementasikan 'Good Mining Practices', Merdeka Gold Resources Mulai Tambang di Gorontalo
Implementasikan "Good Mining Practices", Merdeka Gold Resources Mulai Tambang di Gorontalo
Swasta
Lestari Summit & Awards 2025: Kolaborasi sebagai Kunci Masa Depan Berkelanjutan
Lestari Summit & Awards 2025: Kolaborasi sebagai Kunci Masa Depan Berkelanjutan
Swasta
Dampak Perubahan Iklim di Brasil Sebabkan Harga Kopi Dunia Naik Tajam
Dampak Perubahan Iklim di Brasil Sebabkan Harga Kopi Dunia Naik Tajam
LSM/Figur
KLH Tetapkan Status Keadaan Khusus di Industri Cikande yang Terpapar Radioaktif
KLH Tetapkan Status Keadaan Khusus di Industri Cikande yang Terpapar Radioaktif
Pemerintah
Kementerian LH Cek Cengkeh Ekspor Diduga Terkontaminasi Radioaktif
Kementerian LH Cek Cengkeh Ekspor Diduga Terkontaminasi Radioaktif
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau