Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekan Emisi, MDKA Tanam 1.000 Mangrove di TWA Angke dan Muara Gembong

Kompas.com - 26/07/2024, 09:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menanam 1.000 bibit mangrove di kawasan pesisir dan taman wisata alam (TWA) Angke Kapuk, Jakarta Utara, serta di Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis (25/7/2024).

Kegiatan menanam mangrove yang sudah rutin berjalan beberapa tahun ini merupakan komitmen menjaga ekosistem lingkungan, sekaligus upaya menurunkan emisi karbon untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) Indonesia pada 2060 atau lebih cepat. 

Melalui anak perusahaan Grup Merdeka, PT Bumi Suksesindo (BSI), kegiatan pelestarian lingkungan lainnya seperti pelepasan tukik dan transplantasi terumbu karang juga rutin dilakukan. 

"Menanam mangrove (adalah) bagian dari kepedulian kita untuk memerdekakan anak cucu kita dari polusi. Karena isu perubahan iklim telah membuat cuaca berubah, dampaknya kepada tanaman, pangan, dan kesehatan," ujar Direktur PT Bumi Suksesindo (BSI), Cahyono Seto, sebelum penanaman mangrove di TWA Angke, Jakarta, Kamis (25/7/2024).

Baca juga: Peringati Hari Mangrove Sedunia, BLDF Tanam 3.000 Bibit di Pesisir Semarang

Ia menjelaskan, penanaman bibit mangrove secara berkala dapat bermanfaat untuk pemulihan kualitas ekosistem, mitigasi perubahan iklim, percepatan rehabilitasi lingkungan, penyerapan karbon berbahaya, hingga menjaga daratan dari ancaman abrasi laut.

Penanaman 1.000 bibit mangrove yang diinisiasi Grup Merdeka, kata dia, diperkirakan dapat menyerap setidaknya 25.000 kilogram (kg) karbon per tahun. 

Bertepatan dengan Hari Mangrove Dunia pada 26 Juli, kantor pusat Merdeka di Jakarta, mengajak 75 karyawan di Head Office melakukan simbolisasi penanaman 1.000 bibit mangrove. Perusahaan juga menggandeng kelompok masyarakat dan perusahaan sosial, seperti Sebumi, dalam kegiatan ini.  

Bibit mangrove yang ditanam Grup Merdeka Copper Gold
KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Bibit mangrove yang ditanam Grup Merdeka Copper Gold

Aksi peduli lingkungan

Seto mengatakan, Grup Merdeka secara berkala melakukan berbagai aksi lingkungan positif yang berbasis reklamatif dan revegetasi. 

Aksi lingkungan seperti menanam mangrove tak hanya dilakukan di kantor pusat, tapi juga di empat lokasi tambang Grup Merdeka di Indonesia. Yakni di lokasi tambang Banyuwangi, Jawa Timur; Pulau Wetar, Maluku; Pohuwatu, Gorontalo; dan Morowali, Sulawesi Tengah.

"Empat site kami itu wajib menanam mangrove, dan itu sudah dilakukan. Hal ini memang menjadi komitmen dari (Grup) Merdeka bahwa kami harus mencanangkan hal ini setiap tahun. Hampir serentak, setiap tahun," tutur dia. 

Baca juga: Cegah Abrasi di Bibir Pantai Belawan, Musim Mas Tanam 7.000 Mangrove

Menurutnya, aksi lingkungan dari perusahaan yang dilakukan pada tiap unit usaha, tidak hanya untuk menunjukkan sebuah komitmen perusahaan, tetapi juga mengajak para karyawan dalam upaya preventif menghindari kerusakan lingkungan.

“Selain berkontribusi terhadap lingkungan lewat penanaman bibit mangrove, Grup Merdeka juga membangun kesadaran kolektif para karyawan melalui program konservasi lingkungan berkelanjutan, sehingga menghasilkan aksi nyata yang positif terhadap kelestarian lingkungan sekitar,” papar Seto.

Upaya tekan emisi karbon

Kumpulan mangrove yang sudah ditanam di Taman Wisata Alam (TWA) Mangrove Angke Kapuk, Jakarta. KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Kumpulan mangrove yang sudah ditanam di Taman Wisata Alam (TWA) Mangrove Angke Kapuk, Jakarta.

Lebih lanjut, ia memaparkan sejumlah upaya yang telah dilakukan Grup Merdeka dalam menjaga lingkungan dan keberlanjutan. Salah satunya, dengan reboisasi atau penanaman kembali untuk mengembalikan ekosistem lahan seperti semula. 

Selain itu, pihaknya juga menyediakan lahan kompensasi sebelum mendapat izin eksplorasi lahan untuk tambang.

"Bukan hanya pembebasan lahan terus diserahkan ke pemerintah, tapi kami harus ganti dengan penanaman juga, mereboisasi selama 3 tahun. Baru kami serahkan ke pemerintah," terang Seto.

"Misalnya kita dapat izin 1.000 hektare di Jawa, kita harus lahan kompensasi menjadi 2.000 hektare atau 2 kali lipat. Itu kita serahkan kepada pemerintah, setelah itu (pemerintah) memberikan izin penggunaan pemanfaatan kawasan hutan (IPPKH). Kalau kita tidak bisa lakukan lahan kompensasi, IPPKH tidak akan dikeluarkan oleh pemerintah," sambungnya.

 

Direktur PT Bumi Suksesindo (PT BSI), Cahyono Seto menerima piagam simbolis menjelang penanaman mangrove di Taman Wisata Angke Jakarta, Kamis (25/7/2024).KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Direktur PT Bumi Suksesindo (PT BSI), Cahyono Seto menerima piagam simbolis menjelang penanaman mangrove di Taman Wisata Angke Jakarta, Kamis (25/7/2024).

Upaya Merdeka dalam mengurangi emisi GRK yang dihasilkan dari kegiatan operasinya, juga termasuk penggantian ke energi ramah lingkungan, penghematan bahan bakar, penggunaan biosolar, dan penanaman pohon.

PT BSI yang mengelola operasi Tambang Tujuh Bukit di Banyuwangi, Jawa Timur, telah melakukan inisitiatif substitusi dan efesiensi energi dengan penggunaan listrik dari sumber energi terbarukan dan penggunaan biosolar B35 untuk alat berat tambang. 

Pada tahun 2023, inisiatif dekarbonisasi melalui penggantian bahan bakar Biodiesel B30 ke B35, campuran biofuel 35 persen yang lebih ramah lingkungan, mampu menurunkan emisi sebesar 249,22 ton CO2(e).

Baca juga: Jaga Keberlanjutan Mangrove, Indonesia Ajak Negara ASEAN Kolaborasi

Pengurangan emisi karbon juga dilakukan lewat penggunaan 100 persen Energi Baru Terbarukan (EBT) di Tambang Emas Tujuh Bukit di Banyuwangi, yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang, Jawa Barat.

Penggunaan energi terbarukan oleh PT BSI mengurangi emisi Gas Rumah Kaca Lingkup (Scope) 2 hingga 100 persen pada operasi tambang ini.

Sementara itu, Tambang Tembaga Wetar sedang mengkaji penggunaan solar panel untuk menggantikan penggunaan genset untuk mendukung kegiatan operasinya.

“Grup Merdeka senantiasa mengedepankan pencapaian maksimal pada kinerja lingkungan dalam menekan efek gas rumah kaca. Komitmen dan kerja keras inilah yang membuat reputasi Merdeka dalam penanganan ESG diakui secara global," pungkasnya. 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Swasta
Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Pemerintah
20 Perusahaan Global Paling 'Sustain' Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

20 Perusahaan Global Paling "Sustain" Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

Swasta
Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

LSM/Figur
Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

LSM/Figur
Partisipasi dalam “Ayo Sehat Festival 2024”, Roche Indonesia Dorong Akses Pemeriksaan Diabetes Sejak Dini

Partisipasi dalam “Ayo Sehat Festival 2024”, Roche Indonesia Dorong Akses Pemeriksaan Diabetes Sejak Dini

Swasta
Penyaluran Pembiayaan Berkelanjutan Capai Rp 1.959 Triliun pada 2023

Penyaluran Pembiayaan Berkelanjutan Capai Rp 1.959 Triliun pada 2023

Pemerintah
Terobosan, Jet Tempur Inggris Pakai Bahan Bakar Berkelanjutan

Terobosan, Jet Tempur Inggris Pakai Bahan Bakar Berkelanjutan

Pemerintah
Pemenang SDG Pioneers 2024 dari Afrika: Kevin Getobai, Usung Peternakan Berkelanjutan

Pemenang SDG Pioneers 2024 dari Afrika: Kevin Getobai, Usung Peternakan Berkelanjutan

LSM/Figur
Den Haag Jadi Kota Pertama di Dunia yang Larang Iklan Energi Fosil

Den Haag Jadi Kota Pertama di Dunia yang Larang Iklan Energi Fosil

Pemerintah
 PUBG Mobile Ajak Jutaan Pemain Ikut Jaga Kelestarian Lingkungan lewat Kampanye Play For Green

PUBG Mobile Ajak Jutaan Pemain Ikut Jaga Kelestarian Lingkungan lewat Kampanye Play For Green

Swasta
Kontribusi Pembangunan Berkelanjutan, 12 Tokoh Bisnis Dunia Sabet SDG Pioneer 2024

Kontribusi Pembangunan Berkelanjutan, 12 Tokoh Bisnis Dunia Sabet SDG Pioneer 2024

Swasta
5 Perusahaan Indonesia Masuk 1.000 Terbaik Dunia Versi Majalah TIME, Ini Daftarnya

5 Perusahaan Indonesia Masuk 1.000 Terbaik Dunia Versi Majalah TIME, Ini Daftarnya

Swasta
Integrasi Kecerdasan Buatan, PLN NP Optimalkan Pembangkit EBT

Integrasi Kecerdasan Buatan, PLN NP Optimalkan Pembangkit EBT

BUMN
Separuh Penduduk Dunia Tak Punya Perlindungan Sosial di Tengah Krisis Iklim

Separuh Penduduk Dunia Tak Punya Perlindungan Sosial di Tengah Krisis Iklim

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau