KOMPAS.com - Forum Youth Climate Conference (YCC) yang berisikan para pemuda menyuarakan aksi iklim yang serius kepada pemerintah.
Dalam peremuan di Auditorium Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Jakarta pada Sabtu (27/7/2024), Forum YCC melahirkan Deklarasi Anak Muda untuk Iklim dan Transisi Energi.
Deklarasi tersebut menyuarakan lima rekomendasi untuk pemerintah dan industri dalam mendorong transisi energi bersih menuju Indonesia Emas 2045.
Baca juga: Anggota Komite BPH MIgas Akui CCS Akan Perpanjang Energi Fosil
Pertama, pengurangan ketergantungan terhadap energi fosil untuk memitigasi krisis iklim dan menciptakan udara bersih tanpa polusi dari pembakaran batu bara.
Kedua, pemanfaatan energi terbarukan dan peningkatan akses energi di daerah terpencil.
Ketiga, Pelaksanaan transisi energi yang adil untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, meningkatkan ketahanan energi nasional, dan menciptakan lapangan kerja baru.
Keempat, perlindungan dan pemulihan ekosistem melalui penerapan kebijakan yang mendukung adaptasi terhadap perubahan iklim.
Kelima, melibatkan anak muda dalam perumusan kebijakan terkait krisis iklim dan transisi energi yang berkeadilan.
Baca juga: Portugal Targetkan Listrik Energi Terbarukan Capai 93 Persen
Selain itu, mereka juga menyerukan tersedianya kesempatan belajar dan berkontribusi bagi anak muda sebagai agen perubahan mencapai net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.
Forum YCC digelar oleh Institute for Essential Services Reform (IESR) bersama dengan Clean, Affordable and Secure Energy (CASE) for Southeast Asia Project.
Kegiatan ini juga didukung sejumlah organisasi masyarakat sipil yang bergerak di bidang energi, lingkungan, iklim dan anak-anak antara lain Yayasan Cerah Indonesia, Humanis Foundation, Wahana Visi Indonesia, Madani Berkelanjutan, Generasi Energi Bersih dan Koaksi Indonesia.
Proses menuju YCC dimulai dengan sejumlah konsultasi untuk menjaring aspirasi anak-anak dan orang muda dari berbagai daerah di Indonesia sejak April.
Acara YCC 2024 dihadiri oleh lebih dari 200 peserta untuk menyampaikan aspirasi dan beraksi dalam mendukung mitigasi iklim dan transisi energi di sektor ketenagalistrikan.
Baca juga: Dukung Energi Baru Terbarukan, Garudafood Beralih ke Motor Listrik untuk Operasional
Iklima Green, salah satu perwakilan deklarator sekaligus siswa SMAN 4 Sukabumi menegaskan, pemerintah Indonesia dapat memaksimalkan pemanfaatan energi terbarukan yang ada, terutama di sektor ketenagalistrikan, melalui transisi energi yang berkeadilan.
Artinya, seluruh kelompok masyarakat, terutama kelompok rentan, disabilitas, serta masyarakat adat, dapat menerima manfaat dari penggunaan energi terbarukan.
"Sebagai calon pemimpin masa depan, kami membutuhkan dukungan dan kesempatan dari pemangku kepentingan untuk dilibatkan dalam perumusan kebijakan," kata Iklima, dikutip siaran pers dari IESR yang diterima Kompas.com, Senin (29/7/2024).
Dia menuturkan, keterlibatan generasi muda dalam pembuatan kebijakan terkait krisis iklim dan transisi energi sangat penting untuk dapat memastikan keberlanjutan, keadilan, dan komitmen jangka panjang.
"Keterlibatan kami dalam proses tersebut akan menjadi kesempatan pembelajaran yang berharga, serta memobilisasi inisiatif, dan mendorong inovasi dalam menciptakan keadilan antar generasi dalam aksi iklim, termasuk di aspek transisi energi di sektor ketenagalistrikan," ucap Iklima.
Baca juga: MDKA Transisi Energi Terbarukan Berkala di Lokasi Operasional
Deputi Bidang Sarana dan Prasarana, Kementerian PPN/Bappenas Ervan Maksum mengatakan, pihaknya tengah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
RPJMN tersebut mencakup lima kerangka pembangunan esensial bagi generasi muda.
Pertama, meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing, melalui kesehatan dan pendidikan.
Kedua, membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim.
Ketiga, memperkuat infrastruktur untuk mendukung pembangunan ekonomi dan pelayanan dasar.
Baca juga: Definisi dan Indikator Transisi Energi Berkeadilan di RI Harus Jelas
Keempat, efisiensi pemanfaatan energi dan ketenagalistrikan termasukn mengembangkan skenario energi jangka panjang yang didukung dengan studi dan diskusi publik.
Kelima, penciptaan dan perluasan lapangan kerja, terutama pada sektor hijau.
Ervan berujar, mewujudkan Indonesia Emas 2045 membutuhkan berbagai prasyarat salah satunya percepatan transisi energi terutama ketenagalistrikan yang didukung oleh kapasitas SDM yang unggul.
Hal tersebut dapat dicapai apabila muncul penciptaan nilai tambah serta berkembangnya berbagai inovasi.
"Untuk itu, saya mendorong adanya pengembangan kepemimpinan terutama bagi para remaja dan pemuda. Hal ini penting, agar bonus demografi mampu menjadi penopang Indonesia Emas 2045," ucap Ervan.
Baca juga: Investasi Energi Terbarukan Stagnan, Pemerintah Perlu Ringkas Prosedur
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya