Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Muda Melawan Iklim, Dimulai dari Hal Kecil

Kompas.com, 30 Juli 2024, 22:07 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah anak muda dari berbagai latar belakang dan keahlian sama-sama berbicara mengenai pentingnya aksi melawan perubahan iklim, dalam Youth Climate Conference 2024. 

Dalam konferensi yang diadakan Institute for Essential Services Reform (IESR) bersama Clean, Affordable and Secure Energy (CASE) for Southeast Asia Project, di Jakarta, Sabtu (27/7/2024) ini, sekitar 200 anak muda ikut bersuara. 

Pegiat Isu Lingkungan dan Masyarakat Adat, Kynan Tegar, menyampaikan bahwa dampak dari krisis iklim telah nyata dirasakan.

Laki-laki asal suku Dayak Iban Sungai Utik, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat tersebut menyampaikan luasan hutan di tempatnya terus berkurang. 

Baca juga: Cegah Iklim, Kapuas Hulu Terapkan Pertanian Ramah Lingkungan

"Menurut data, sejak 1970 hingga 2010, hutan di Borneo Kalimantan telah berkurang 30 persen. Emisi karbon Indonesia juga 20-30 persen berasal dari Forest and Other Land Uses (FOLU). Di tempat saya, ratusan ribu hektar terus-menerus terkonversi dari hutan yang asri menjadi kelapa sawit," ujar Kynan dalam sesi Youth Climatalk, Sabtu. 

Ia menegaskan, dampak dari deforestasi tersebut sangat besar, tidak hanya untuk lingkungan, tapi juga masyarakat yang ada di sekitar wilayah itu. Salah satu yang dirasakan adalah banjir rob 10 tahunan. 

"Kami sebagai masyarakat adat di sana, kami merasakan langsung dampaknya," imbuh Kynan. 

Pentingnya keterlibatan anak muda

Krisis iklim merupakan masalah besar dan multidimensional. Penyebabnya sangat banyak, termasuk eksploitasi sumber daya alam besar-besaran, aktivitas industri yang tinggi emisi, peperangan, hingga marginsalisi kaum masyarakat adat. 

Oleh karena itu, Kynan berpesan pentingnya semua pihak lintas generasi untuk bersama-sama menyuarakan hal tersebut dan membuat perubahan. Sebab, hal sekecil apapun bisa berdampak besar jika dilakukan bersama. 

Pegiat Isu Lingkungan dan Masyarakat Adat, Kynan Tegar, saat menyampaikan materi Youth Climatalk dalam Youth Climate Conference 2024 di Jakarta, Sabtu (27/7/2024). KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Pegiat Isu Lingkungan dan Masyarakat Adat, Kynan Tegar, saat menyampaikan materi Youth Climatalk dalam Youth Climate Conference 2024 di Jakarta, Sabtu (27/7/2024).

"Karena ini merupakan masalah yang multidimensional, apapun yang kita lakukan, itu berpotensi untuk membuat perubahan. Dari berbagai sektor baik itu dari pendidikan, advokasi, lingkungan, transisi energi, menghemat energi, semua itu merupakan sesuatu yang dapat kita lakukan untuk menciptakan perubahan," tutur dia. 

National Chairperson Gen-B Indonesia Maya Lynn menegaskan, kontribusi anak muda dalam mendorong aksi perubahan iklim

"Transisi energi ini adalah agenda bagi semua lapisan masyarakat, jadi perlu adanya kolaborasi antar pihak. Enggak cuma pemerintah, enggak cuma anak muda, tapi semua generasi harus terlibat," ujarnya. 

Mulai dari hal kecil

Lantas, bagaimana anak muda dapat ikut serta melawan perubahan iklim? Ia menilai, ada banyak sekali hal yang bisa dilakukan, antara lain empat hal.  

"Empat poin utama dari saya, adalah kebiasaan hemat energi. Lalu bijak dalam mobilisasi dan sumber energi, keterlibatan pemuda dalam advokasi transisi energi, dan perlunya inisiatif pemuda," terang Maya. 

Baca juga: Akibat Perubahan Iklim, Ikan di Lautan Bisa Menyusut 10 Persen

Sementara itu, GADIS Sampul 2020 Sharon Sitania menilai perlunya lebih banyak keterlibatan anak muda dalam aksi iklim, terutama perempuan. 

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
Swasta
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Pemerintah
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
Pemerintah
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Pemerintah
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Swasta
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Pemerintah
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
Pemerintah
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Pemerintah
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
LSM/Figur
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Swasta
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Pemerintah
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Pemerintah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pemerintah
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
LSM/Figur
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau