JAKARTA, KOMPAS.com - SCG melalui anak usahanya sebagai produsen semen, PT Semen Jawa dan PT Tambang Semen Sukabumi, menyelenggarakan pelatihan pengolahan ikan lele melalui program SCG Gesari (Gerakan Desa Berdikari).
Kali ini, SCG berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melalui program unggulannya Masak Bersama Master (Masamo).
Tujuannya, mengembangkan produk dalam negeri yang berkualitas dengan menggunakan sumber daya yang ada di desa.
Melalui Masamo, Kelompok Budidaya Lele Lumbung Berkah di Desa Sukamaju, Sukabumi, Jawa Barat, mendapatkan pelatihan untuk mengembangkan produk turunan dari daging ikan lele hasil budidaya langsung dari chef profesional.
Menurut Presiden Direktur Semen Jawa dan Tambang Semen Sukabumi Peramas Wajananawat, sejalan dengan prinsip keberlanjutan SCG, ESG 4 Plus, yang salah satunya merupakan ‘Embrace Collaboration’, SCG meyakini kemajuan desa akan lebih mudah dan cepat terwujud dengan adanya kolaborasi berbagai pihak.
Melalui program kolaborasi ini, Desa Sukamaju dapat menciptakan produk kuliner unggulan yang menjadikannya sebagai desa mandiri.
Rencana pengolahan daging ikan lele ini turut didukung oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi melalui pembuatan abon lele higienis.
Baca juga: Dokter Bedah Ini Manfaatkan Lahan Sempit di Rumah untuk Beternak Lele
Sementara Kemenparekraf memfasilitasi berbagai pelatihan pembuatan produk olahan lele seperti kue lele, kastangel lele, sumpia, ekado, samosa, dan pastel abon lele.
Kelompok masyarakat yang terdiri dari ibu-ibu Desa Sukamaju dibekali pelatihan memasak selama tiga hari yang dipimpin oleh Chef Kristiyani dan Chef Imelda dari ICCI.
Pengolahan ikan lele dimulai pada 9 Juli 2024 di Desa Sukamaju melalui pelatihan pembuatan abon yang dilakukan bersama Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi.
Pelatihan kembali dilanjutkan pada 18 Juli 2024-19 Juli 2024 dengan membuat ekado, sumpia, samosa, dan berbagai kue kering berbahan dasar ikan lele lainnya.
Pada sesi akhir, peserta dibekali materi tentang cara pengemasan dan pembuatan label produk yang dapat bersaing di pasaran.
Ke depannya, katalog produk olahan ikan lele akan dipasarkan secara luas dengan nama brand “Ku-miss Lele” yang bermakna makanan yang dirindukan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya