Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Taufan Teguh Akbari
Dosen

18 tahun sebagai akademisi (dosen), konsultan, pengamat dan praktisi kepemudaan, komunikasi, kepemimpinan & sustainability (keberlanjutan). Saat ini mengemban amanah sebagai Full-time Lecturer, Associate Professor & Head of Centre Sustainability and Leadership Centre di LSPR Institute of Communication & Business, Chairman Millennial Berdaya Nusantara Foundation (Rumah Millennials), Dewan Pakar Perhimpunan Persahabatan Indonesia Tiongkok (PPIT), GEKRAF & HIPMI Institute

Membangun Komitmen Kepemimpinan Keberlanjutan

Kompas.com, 21 Agustus 2024, 15:30 WIB

Artikel ini adalah kolom, seluruh isi dan opini merupakan pandangan pribadi penulis dan bukan cerminan sikap redaksi.

Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ISU keberlanjutan menjadi arus utama dalam diskusi para pebisnis, politisi, aktivis, pegiat komunitas, dan akademisi.

Kita semua menyadari bahwa kebijakan-kebijakan perlu didasarkan pada pertumbuhan ekonomi yang sehat, kesejahteraan sosial yang baik, dan kelestarian lingkungan.

Tiga hal ini harus mencapai keseimbangan yang tepat, sehingga dampaknya bisa dirasakan oleh semua pihak.

Kebijakan berbasis keberlanjutan akan bisa dicapai apabila setiap organisasi memiliki pemimpin visioner dan tangguh.

Kepemimpinan keberlanjutan tidak hanya tentang bagaimana pemimpin mencapai hasil yang ditargetkan, tetapi memperhatikan proses dan dampak yang ditimbulkan.

Menurut Ferdig (2007), setiap orang yang mengambil tanggung jawab di isu keberlanjutan merupakan seorang pemimpin.

Mereka memimpin bersama orang lain dengan memperhitungkan dampak jangka panjang sistem kehidupan yang kompleks dan saling berhubungan.

Berbagai pihak saat ini berupaya mengambil peran. Misalnya, riset dari GlobeScan 2024 menemukan bahwa para ahli semakin banyak berfokus pada tindakan dan dampak nyata (23 persen) dan menetapkan target yang ambisius (16 persen).

Di atas itu semua, para ahli menyebutkan bahwa keberlanjutan menjadi inti dari model bisnis (31 persen).

Namun demikian, Fujitsu di tahun 2023 menemukan jika hanya 8 persen yang merupakan pemimpin keberlanjutan sejati.

Segelintir pemimpin tersebut telah mengembangkan kapasitas organisasi, mengimplementasikan strategi, dan memberikan hasil menuju terwujudnya transformasi berkelanjutan.

Angka ini perlu ditingkatkan agar semakin banyak pemimpin keberlanjutan sejati. Oleh karena itu, penulis ingin membagikan perspektif tentang enam kunci yang bisa menjadi fondasi untuk menjadi seorang pemimpin berkelanjutan yang efektif, visioner, dan berdampak.

Komitmen: Pondasi penting kepemimpinan

Keberlanjutan tidak hanya dalam ucapan, tetapi melalui tindakan nyata. Oleh karena itu, komitmen menjadi salah satu formula penting karena mencerminkan keseriusan pemimpin.

Faktor ini menjadi ukuran bagi masyarakat untuk menilai apakah organisasi memang menerapkan keberlanjutan atau tidak. Masyarakat akan merasakan komitmen organisasi dari program dan kebijakan yang diusung oleh organisasi.

Sebagai contoh, dalam laporan GlobeScan tahun 2024, ada hasil yang cukup menarik untuk kita ikuti. Ada dua perusahaan teratas yang para ahli anggap memiliki kerja nyata di isu keberlanjutan, yaitu Patagonia (32 persen) dan Unilever (29 persen).

Hasil penelitian ini merefleksikan bagaimana komitmen perusahaan dirasakan oleh masyarakat.

Patagonia sendiri bukanlah pemain baru dalam isu keberlanjutan. Bahkan sejak pendiriannya, mereka sudah berkomitmen untuk bergerak di isu lingkungan.

Salah satu inisiatif Patagonia adalah memberlakukan pajak bumi sebesar satu persen untuk mendukung lembaga nirlaba di bidang lingkungan.

Komitmen Patagonia memberitahu kita tentang bagaimana pentingnya menyelaraskan visi dan tindakan. Secara tidak langsung, Patagonia telah menginspirasi banyak orang untuk melakukan lebih.

Menurut survei dari Capgemini 2024, sebanyak 83 persen rencana untuk meningkatkan investasi pada alat dan teknologi digital, khususnya AI sebagai pendorong inovasi dan pertumbuhan pendapatan, dalam 12-18 bulan ke depan.

Sebanyak 52 persen berniat melakukan hal sama untuk keberlanjutan. Tindakan tersebut merupakan bentuk komitmen untuk mengedepankan bisnis yang berkelanjutan.

Komunikasi: Diseminasi suara itu penting

Komitmen dalam keberlanjutan harus dikomunikasikan kepada pihak internal dan eksternal. Pada sisi internal, pemimpin perlu mengkomunikasikan visi, misi, dan strategi untuk mencapai keberlanjutan.

Pemimpin tidak bisa bekerja sendiri dalam melakukan kerja-kerja baik di isu keberlanjutan. Pemimpin perlu melibatkan anggota secara penuh agar bisa mencapai visi tersebut.

Komunikasi yang baik dibuktikan dengan pelibatan elemen-elemen keberlanjutan dalam proses pengambilan keputusan.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Menjaga Bumi Nusantara Melalui Kearifan Lokal
Menjaga Bumi Nusantara Melalui Kearifan Lokal
Pemerintah
Tingkatkan Produktivitas Lahan, IPB Latih Petani Kuasai Teknik Agroforestri
Tingkatkan Produktivitas Lahan, IPB Latih Petani Kuasai Teknik Agroforestri
Pemerintah
Desa Utak Atik di Serangan Bali Hadirkan Inovasi Lampu Nelayan hingga Teknologi Hijau
Desa Utak Atik di Serangan Bali Hadirkan Inovasi Lampu Nelayan hingga Teknologi Hijau
LSM/Figur
Pasca-Siklon Senyar, Ilmuwan Khawatir Populasi Orangutan Tapanuli Makin Terancam
Pasca-Siklon Senyar, Ilmuwan Khawatir Populasi Orangutan Tapanuli Makin Terancam
Pemerintah
Adaptasi Perubahan Iklim, Studi Temukan Beruang Kutub Kembangkan DNA Unik
Adaptasi Perubahan Iklim, Studi Temukan Beruang Kutub Kembangkan DNA Unik
Pemerintah
Permintaan Meningkat Tajam, PBB Peringatkan Potensi Krisis Air
Permintaan Meningkat Tajam, PBB Peringatkan Potensi Krisis Air
Pemerintah
Bibit Siklon Tropis Terpantau, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Bibit Siklon Tropis Terpantau, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Pemerintah
Masyarakat Adat Terdampak Ekspansi Sawit, Sulit Jalankan Tradisi hingga Alami Kekerasan
Masyarakat Adat Terdampak Ekspansi Sawit, Sulit Jalankan Tradisi hingga Alami Kekerasan
LSM/Figur
Limbah Cair Sawit dari RI Diterima sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan
Limbah Cair Sawit dari RI Diterima sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan
LSM/Figur
BRIN Catat Level Keasaman Laut Paparan Sunda 2 Kali Lebih Cepat
BRIN Catat Level Keasaman Laut Paparan Sunda 2 Kali Lebih Cepat
Pemerintah
Belajar dari Sulawesi Tengah, Membaca Peran Perempuan Ketika Bencana Menguji
Belajar dari Sulawesi Tengah, Membaca Peran Perempuan Ketika Bencana Menguji
LSM/Figur
ILO Dorong Literasi Keuangan Untuk Perkuat UMKM dan Pekerja Informal Indonesia
ILO Dorong Literasi Keuangan Untuk Perkuat UMKM dan Pekerja Informal Indonesia
Pemerintah
ULM dan Unmul Berkolaborasi Berdayakan Warga Desa Penggalaman lewat Program Kosabangsa
ULM dan Unmul Berkolaborasi Berdayakan Warga Desa Penggalaman lewat Program Kosabangsa
Pemerintah
PLTS 1 MW per Desa Bisa Buka Akses Energi Murah, tapi Berpotensi Terganjal Dana
PLTS 1 MW per Desa Bisa Buka Akses Energi Murah, tapi Berpotensi Terganjal Dana
LSM/Figur
Bulu Babi di Spanyol Terancam Punah akibat Penyakit Misterius
Bulu Babi di Spanyol Terancam Punah akibat Penyakit Misterius
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau