KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengintegrasikan materi tentang perubahan iklim dalam kurikulum merdeka.
Hal tersebut dilakukan untuk memantik aksi nyata siswa agar bergerak secara kolektif mengatasi permasalahan lingkungan.
Ketua Tim Kerja Kurikulum, Pusat Kurikulum, dan Pembelajaran Kemendikbudristek Nur Rofika Ayu Shinta Amali menyampaikan, penting untuk memberi pemahaman secara holistik kepada siswa bahwa isu lingkungan juga terkait dengan ekonomi, sosial, dan kesejahteraan peradaban manusia.
Baca juga: 466 Juta Anak Terancam Panas Ekstrem karena Perubahan Iklim
Pasalnya, selama ini perubahan iklim hanya dianggap isu saintifik yang hanya berkaitan dengan ilmu pengetahuan alam (IPA) saja.
"Kami membangun pemahaman di dalam kurikulum merdeka secara lebih holistik, dengan harapan di akhir mereka dapat berbagi melakukan aksi kolektif sehingga bisa melakukan perubahan secara sistemik sebagai warga negara," kata Rofika dalam diskusi di Jakarta, Selasa (20/8/2024), sebagaimana dilansir Antara.
Rofika menegaskan, apabila guru dan siswa telah memahami materi tentang perubahan iklim secara holistik, maka mereka akan terdorong untuk melakukan perubahan secara kolektif.
"Jadi yang kita dorong adalah siswa dan para pemangku kepentingan di sekolah untuk memahami secara utuh apa itu perubahan iklim," jelas Rofika.
Baca juga: Perubahan Iklim Semakin Hambat Operasi Pekerja Kemanusiaan
Dia menambahkan, kementerian mendorong mereka melakukan aksi nyata untuk mengubah kebiasaan sesuai dengan mitigasi, adaptasi, dan perilaku rendah karbon.
Dia menuturkan, integrasi materi perubahan iklim dalam kurikulum merdeka tersebut tidak berupa beban, mata pelajaran, atau materi terpisah, tetapi memasukkan materi ke dalam proses pembelajaran yang memang sudah ada sebelumnya.
"Kurikulum intrakurikuler yang kami integrasikan ke dalam capaian pembelajaran tentang iklim itu di mata pelajaran yang relevan seperti IPA, biologi, geografi, dan mata pelajaran lainnya," ucap Rofika.
Sedangkan untuk kokurikuler, lanjut dia, berupa proyek penguatan profil pelajar Pancasila yang dalam penyampaian yang dikemas dalam berbagai tema.
"Ada satu tema yang sangat relevan dengan isu lingkungan yaitu gaya hidup berkelanjutan. Itu akan kami dorong di semua sekolah yang telah menggunakan kurikulum merdeka," ujar dia.
Baca juga: Perubahan Iklim Sebabkan Karhutla 3 Kali Lebih Mungkin Terjadi
Selain itu, Kemendikbudristek juga mengintegrasikan materi tentang perubahan iklim ke dalam ekstrakurikuler seperti pramuka melalui penghargaan Kalpataru.
Selain itu, materi mengenai perubahan iklim juga dimasukkan ke dalam budaya sekolah, contohnya melalui Sekolah Adiwiyata yang menjadi program Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
"Kami integrasikan ke budaya sekolah dan mendorong Sekolah Adiwiyata sebagai champion di lapangan untuk pendidikan perubahan iklim," tuturnya.
Dengan demikian, dia menegaskan pentingnya pendidikan perubahan iklim yang dimulai dari transformasi capaian pembelajaran dan pendidik yang kompeten.
Hal tersebut bertujuan untuk membawa pada aksi kolektif berupa kepedulian dalam menyelamatkan lingkungan.
Baca juga: Perubahan Iklim Bikin Tumbuhan Tumbuh Pesat di Antartika
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya