Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Gempa Megathrust, Pemerintah Perlu Siapkan Penanggulangan dan Mitigasi

Kompas.com - 25/08/2024, 19:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Pemerintah perlu menyiapkan penanggulangan dan mitigasi bencana atas peringatan potensi gempa megathrust

Peneliti Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) Universitas Gadjah Mada (UGM) Galih Aries Swastanto mengatakan, penanggulangan bencana perlu memperhatikan Undang-Undang (UU) Nomor 24 tahun 2007.

UU tersebut menyatakan, penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab dan wewenang pemerintah.

Baca juga: Indonesia Bisa Alami Gempa Megathrust, Amankah Tol dan Gedung Buatan PUPR?

Aries juga menekankan, penting bagi pemerintah untuk melakukan penanganan baik sebelum, saat kejadian bencana, dan sesudah bencana.

Oleh karena itu, edukasi ke masyarakat mengenai pengetahuan kebencanaan dan cara-cara penanggulangannya juga perlu digalakkan.

"Layanan kebencanaan adalah layanan dasar yang harus diutamakan di samping sektor-sektor lain. Ada dan tidak ada anggaran, harus tetap diutamakan dan diusahakan," ujar Aries, sebagaimana dilansir Antara.

Menurut Aries, sistem peringatan dini di Indonesia sudah berjalan dengan baik dan mampu mengintegrasikan segala macam bencana sehingga dapat terdeteksi.

Baca juga: Megathrust Ancam Banten, Bagaimana Kesiapan Infrastrukturnya?

Dia juga berpesan agar masyarakat dapat lebih siap dan lebih tenang dalam menghadapi ancaman bencana yang bisa datang sewaktu-waktu.

Sementara itu, dosen Teknik Geologi UGM Gayatri Indah Marliyani meminta masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan soal potensi gempa megathrust yang diprediksi bakal mengguncang Indonesia.

Gayatri mengatakan, yang perlu diperhatikan masyarakat dari peringatan gempa megathrust adalah membangun kesiapan diri.

"Paham posisi masing-masing terhadap kemungkinan bencana. Jangan menunggu bencana terjadi baru reaktif, tetapi siapkan diri selalu," kata Gayatri. 

Baca juga: Soal Gempa Megathrust, Pakar Unair: Masyarakat Jangan Panik dan Tetap Siaga

Gayatri menuturkan, lokasi yang menjadi pusat gempa besar itu biasanya ada di sekitar batas zona subduksi di antara dua lempeng, yakni lempeng benua dan lempeng samudera.

Lempeng yang tidak dapat bergerak, katanya, menimbun energi yang kian besar yang bila lepas menjadi gempa yang besar pula, sehingga berpotensi menjadi tsunami.

Gayatri menyebutkan, gempa megathrust yang paling besar pernah terjadi di zona subduksi di Valdivia, Chile Selatan, sebesar 9,5 magnitudo.

Sementara, zona subduksi yang aktif di Indonesia meliputi area selatan Pulau Jawa yang memanjang dari barat Sumatera ke Selat Sunda, area timur Pulau Jawa, dan selatan Pulau Lombok.

Baca juga: Indonesia Berpotensi Alami Gempa Megathrust M 8,9, Apa Penyebab dan Dampaknya?

"Potensi megathrust di daerah ini besar karena nilai historisnya, yakni gempa Aceh tahun 2004 dan gempa Pangandaran tahun 2006. Untuk mengetahui di daerah sana ada kemungkinan gempa lagi atau tidak, perlu diukur dari instrumentasi data geologi," ujar dia.

Sebelumnya, gempa bumi megathrust menjadi perbincangan di media sosial karena diprediksi akan mengguncang Indonesia dan berpotensi menyebabkan tsunami.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meminta pemerintah daerah menyiapkan tata ruang yang aman dan mampu menampung masyarakat sebagai upaya mitigasi bila gempa megathrust terjadi di Indonesia.

Baca juga: Pakar ITB Jelaskan Potensi Megathrust di Selat Sunda dan Mentawai

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Kombinasi Panel Surya Atap dan Baterai EV Penuhi 85 Persen Listrik Jepang
Kombinasi Panel Surya Atap dan Baterai EV Penuhi 85 Persen Listrik Jepang
Swasta
'Sun Life Volunteer Day' Berikan Edukasi dan Akses Olahraga untuk Generasi Sehat Indonesia
"Sun Life Volunteer Day" Berikan Edukasi dan Akses Olahraga untuk Generasi Sehat Indonesia
Swasta
Agroforestri Efektif Jaga Biodiversitas Hutan Tropis, Gambut, Pesisir
Agroforestri Efektif Jaga Biodiversitas Hutan Tropis, Gambut, Pesisir
LSM/Figur
Di Barcelona, Indonesia Kenalkan Tuna Ramah Lingkungan pada Dunia
Di Barcelona, Indonesia Kenalkan Tuna Ramah Lingkungan pada Dunia
Pemerintah
Pekerja Disabilitas Baru 0,53 Persen, Silang.id Minta Industri Inklusif
Pekerja Disabilitas Baru 0,53 Persen, Silang.id Minta Industri Inklusif
Swasta
KG Media Sabet Dua Penghargaan Global INMA Awards 2025, Inovasi Berbasis Nilai dan Keberlanjutan Mendunia
KG Media Sabet Dua Penghargaan Global INMA Awards 2025, Inovasi Berbasis Nilai dan Keberlanjutan Mendunia
Swasta
Subsidi 6 Sektor Strategis Picu Masalah Lingkungan, Perlu Transparansi
Subsidi 6 Sektor Strategis Picu Masalah Lingkungan, Perlu Transparansi
Pemerintah
Buang Sampah Sembarangan, DLH Cianjur Terapkan Sanksi Rp 500.000
Buang Sampah Sembarangan, DLH Cianjur Terapkan Sanksi Rp 500.000
Pemerintah
Perubahan Iklim Bikin Anggur Cepat Matang, Punya Gula Lebih Tinggi
Perubahan Iklim Bikin Anggur Cepat Matang, Punya Gula Lebih Tinggi
LSM/Figur
Gelombang Panas Hantam Laut Inggris dan Irlandia, Apa Dampaknya?
Gelombang Panas Hantam Laut Inggris dan Irlandia, Apa Dampaknya?
Swasta
RI-Brasil Kerja Sama Kembangkan Bioenergi hingga Industri Dirgantara
RI-Brasil Kerja Sama Kembangkan Bioenergi hingga Industri Dirgantara
Pemerintah
Permukaan Laut Tetap Naik meski Pemanasan Global Dibatasi 1,5 Derajat C
Permukaan Laut Tetap Naik meski Pemanasan Global Dibatasi 1,5 Derajat C
Pemerintah
Profesor IPB Sebut Bakteri Pereduksi Nitrat Mampu Turunkan Emisi GRK
Profesor IPB Sebut Bakteri Pereduksi Nitrat Mampu Turunkan Emisi GRK
LSM/Figur
Singa Asia di India Naik Jadi 891 Ekor, Bukti Kesuksesan Konservasi
Singa Asia di India Naik Jadi 891 Ekor, Bukti Kesuksesan Konservasi
Pemerintah
'Destination Zero Waste Bali', Inisiatif Kolaboratif Kurangi Sampah Plastik di Industri Perhotelan
"Destination Zero Waste Bali", Inisiatif Kolaboratif Kurangi Sampah Plastik di Industri Perhotelan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau