KOMPAS.com - Selain berdampak terhadap lingkungan, perubahan iklim juga berpengaruh terhadap kesehatan manusia, termasuk peningkatan tren penyakit.
Hal tersebut disampaikan Ketua Research Center for Climate Change Universitas Indonesia (RCCC-UI) Budi Haryanto dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (24/8/2024), sebagaimana dilansir Antara.
Budi Haryanto menjelaskan, perubahan iklim yang menyebabkan kerusakan lingkungan dan ekosistem pada akhirnya akan berdampak kepada kehidupan manusia, termasuk dalam bidang kesehatan.
Baca juga: Google Kembangkan Satelit untuk Lacak Emisi Metana yang Sumbang Perubahan Iklim
"Banyak penyakit yang ditularkan oleh vektor seperti demam berdarah, malaria dan sebagainya," kata Guru Besar UI itu.
Dia menjelaskan, perubahan iklim juga memiliki kaitan dengan maltnutrisi dan stunting ketika terjadi gangguan terhadap produksi pangan akibat fenomena tersebut.
Secara khusus, dia menyoroti empat jenis penyakit terkait perubahan iklim yang dapat ditemukan di Indonesia yaitu demam berdarah, malaria, gangguan saluran napas, dan diare.
Baca juga: Gen Z dan Alpha Paling Rentan Terdampak Perubahan Iklim
Dia menambahkan, berbagai riset telah menunjukkan bahwa tren penyakit di seluruh dunia meningkat karena disebabkan perubahan iklim.
"Semua trennya itu naik terus, demam berdarah naik terus, malaria naik terus, penyakit saluran napas naik terus," ujarnya.
Menurut pernyataan Kementerian Kesehatan pada 27 Juni 2024, angka kematian akibat demam berdarah dengue (DBD) pada pekan ke-25 tahun 2024 adalah 869 kasus.
Baca juga: Ketidakadilan Kelompok Rentan Berkontribusi terhadap Perubahan Iklim
Sedangkan total kematian akibat DBD pada 2023 adalah 894 kasus.
Adapun untuk kasus DBD per akhir Juni 2024 terdapat 146.000 kasus. Sebagai perbandingan, pada 2023 terdapat sekitar 114.000 kasus DBD.
Sementara itu sebaran kasus DBD terbanyak pada 2023 dan 2024 berada di wilayah padat penduduk, seperti Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Bali.
Baca juga: 466 Juta Anak Terancam Panas Ekstrem karena Perubahan Iklim
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya