Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendikbudristek Rilis Panduan Pendidikan Perubahan Iklim

Kompas.com - 28/08/2024, 16:17 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), merilis Panduan Pendidikan Perubahan Iklim

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menyampaikan bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab untuk menerapkan cara hidup yang ramah lingkungan untuk masa depan bumi.

Selain itu, penting untuk mempersiapkan generasi penerus untuk mengembangkan ekonomi hijau, yang saat ini telah menjadi salah satu sektor prioritas nasional.

"Sejalan dengan semangat Merdeka Belajar, perubahan iklim ditawarkan sebagai sebuah pilihan tema untuk P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila), bukan suatu kewajiban," ujar  Nadiem saat memberi sambutan dalam giat "Bergerak Bersama untuk Pendidikan Perubahan Iklim dalam Kurikulum Merdeka", di Kemendikbudristek, Jakarta, Selasa (27/8/2024).

Baca juga: Banyak Kebijakan yang Gagal dalam Mencegah Perubahan Iklim

Jika sekolah memilih tema perubahan iklim, kata dia, pihaknya mendorong agar implementasinya memanfaatkan aset yang memang dimiliki sekolah, sehingga tidak membebani orang tua dengan biaya tambahan.

"Besar harapan kami agar pendidikan perubahan iklim dapat diterapkan dengan baik dengan dukungan dari seluruh pihak, termasuk pemerintah daerah dan orang tua. Kolaborasi kita semua adalan kunci keberhasilan dari implementasi pendidikan perubahan iklim," imbuhnya. 

Panduan sebagai bagian dari Kurikulum Merdeka ini diharapkan bisa membantu pemerintah daerah, sekolah, kepala sekolah, guru, orang tua, dan berbagai mitra pembangunan.

Khususnya untuk menerapkan pendidikan yang memperkuat kesadaran perubahan iklim dan berbagai langkah kolaboratif untuk menanggulanginya.

Pentingnya pendidikan sejak dini

Sementara itu, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, mengatakan pentingnya pemahaman dan kesadaran sejak dini terhadap isu perubahan iklim. 

Menurutnya, dengan kesadaran dan pemahaman yang ditanamkan sejak dini, anak-anak bisa mempersiapkan diri dan berperan aktif dalam merespons perubahan iklim.

Apalagi, krisis iklim yang sedang terjadi akan sangat dirasakan oleh anak-anak dan generasi muda, yang nantinya akan berdampak besar pada hasil belajar dan kesejahteraan hidup mereka.

"Kita menggunakan prinsip dan pendekatan yang RAMAH dalam Kurikulum Merdeka pada penerapan pendidikan perubahan iklim, yaitu Relevan, Afektif, Merujuk Pengetahuan, Aksi Nyata, dan Holistik," jelas Anindito.

Baca juga:

Adapun dalam penyusunan buku panduan sejak Juni 2023, Kemendikbudristek telah melibatkan berbagai pemangku kepentingan, antara lain kementerian/lembaga terkait, pemerintah daerah, akademisi, kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan, komunitas, serta lembaga swadaya masyarakat.

Anindito pun mengapresiasi berbagai sekolah di Indonesia yang telah memulai inisiasi baik dalam menanggulangi dampak perubahan iklim.

"Panduan Pendidikan Perubahan Iklim ini merupakan alat bantu dalam implementasi," ujarnya. 

Ia berharap, sekolah-sekolah dapat menerapkan pendidikan perubahan iklim secara fleksibel dan memanfaatkan sumber daya yang ada.

"Kami berharap melalui panduan ini berbagai praktik baik yang sudah berjalan bisa menjadi inspirasi yang lebih masif lagi," pungkasnya.

Panduan Pendidikan Perubahan Iklim ini telah disusun agar dapat digunakan oleh semua kalangan masyarakat. Isinya mulai dari pengantar tentang krisis iklim, penyebab, dampak, hingga hal yang dapat dilakukan untuk meresponsnya.

Panduan ini juga dilengkapi penjelasan kompetensi dan capaian yang dapat diraih oleh murid dalam setiap fase pembelajaran, langkah penerapan, inspirasi asesmen, hingga pengembangan budaya tangguh iklim melalui Kurikulum Satuan Pendidikan (KSP).

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau