KOMPAS.com - Kaidah konservasi tanah dan air dalam perlu diperhatikan untuk menjaga kondisi hidrologis daerah aliran sungai (DAS).
Hal tersebut disampaikan peneliti Pusat Riset Kependudukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Profesor Subarudi dalam diskusi daring pada Kamis (29/8/2024).
"Kerusakan kondisi hidrologis DAS itu sebagai dampak perluasan lahan budi daya dan pemukiman yang tidak terkendali, kadang-kadang dia tidak peduli adanya konservasi tanah dan air," kata Subarudi, sebagaimana dilansir Antara.
Baca juga: Mengenal Daerah Aliran Sungai (DAS): Pengertian, Fungsi, dan Bagiannya
Dia menambahkan, kondisi sungai di Indonesia secara umum menghadapi beberapa tantangan.
Padahal, sungai berperan penting menjadi salah satu sumber air untuk masyarakat. Akan tetapi, saat ini malah menjadi halaman belakang yang terkadang menjadi tempat pembuangan sampah.
Bahkan, lanjut Subarudi, Indonesia memiliki salah satu sungai paling tercemar di dunia yaitu Sungai Citarum.
Baca juga: Kecukupan Tutupan Hutan, Menjaga Daerah Aliran Sungai tetap Lestari
Pencemar utama di Sungai Citarum adalah limbah plastik dan limbah hasil pemrosesan pabrik yang tercampur menjadi satu di sungai.
Rusaknya ekosistem sungai, kata Subarudi, seringkali menjadi faktor penyebab meningkatnya erosi, penurunan produktivitas, dan percepatan degradasi lahan serta banjir.
"Jadi sebenarnya gampang kalau kita lihat sungai itu. Kalau sungai itu merah saat hujan berarti pengolahan lahan di atas itu tidak berjalan sesuai dengan konservasi tanah dan air," katanya.
Baca juga: Apa Bedanya Sungai, Daerah Aliran Sungai, dan Wilayah Sungai?
Selain itu Subarudi juga menyoroti isu pengelolaan DAS di Tanah Air, termasuk pemahaman yang masih rendah masyarakat yang kebanyakan tinggal di sekitar bantaran sungai.
Hal itu menjadi salah satu penyebab tidak optimalnya penerapan aturan terkait DAS yang sudah dimiliki oleh Indonesia.
Tidak hanya itu, masih ada tumpang tindih peraturan perundangan antar-sektor dan belum adanya rencana terstruktur terkait pengelolaan DAS sebagai pedoman yang disertai dengan sistem informasi terpadu.
Baca juga: 4 Daerah Aliran Sungai Berpotensi Dilewati APG Semeru, Warga Diminta Waspada
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya