Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 21 September 2024, 05:36 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - CarbonEthics tuntaskan putaran pendanaan awal sebesar 2,1 juta dolar atau setara Rp 31,8 miliar, didukung investor utama Intudo Ventures serta sejumlah angel investor strategis.

Investasi ini menandai putaran pendanaan eksternal kedua. Pada tahun 2023, perusahaan memperoleh pendanaan awal sebesar 220 ribu dolar dari Spiral Ventures dan Ecoxyztem.

CarbonEthics memulai perjalanannya pada Mei 2019, berawal dari membangun kapasitas dalam rehabilitasi ekosistem karbon biru, dan memperluas cakupannya ke lahan gambut dan ekosistem hijau.

Melalui Natural Climate Solutions (NCS), perusahaan mengintegrasikan aspek lingkungan dan ekonomi untuk memulihkan ekosistem alam, sehingga dapat membantu perusahaan atau institusi dalam dekarbonisasi juga menciptakan sumber pendapatan baru yang berkelanjutan.

Baca juga: AI Bisa Tekan Emisi Karbon dan Tingkatkan Keuntungan Perusahaan, Bagaimana Caranya?

Perusahaan berusaha memperbaiki hutan yang rusak menjadi hutan yang terlindungi dengan memadukan pendekatan akar rumput dan teknologi.

Bersama dengan sejumlah kolaborator, mereka mengembangkan proyek guna memenuhi sasaran mitigasi perubahan iklim.

Mulai dari perencanaan dan studi kelayakan hingga implementasi dan pemantauan, yang disisi lain juga memajukan dampak sosial secara langsung dengan meningkatkan mata pencaharian mitra masyarakat setempat dan meningkatkan keanekaragaman hayati.

CarbonEthics menawarkan tiga solusi utama yakni Proyek Karbon Berbasis Alam atau Nature-based carbon project, Penanaman Pohon, dan Konsultasi Karbon.

Baca juga: Pembasahan Lahan Gambut Signifikan Turunkan Karbon Dioksida

Perusahaan yang berbasis di Indonesia, ini memanfaatkan kawasan yang diproyeksikan akan menyediakan sekitar 30 persen pasokan karbon dunia pada tahun 2030 melalui Natural Climate Solutions (NCS).

Co-Founder dan CEO CarbonEthics Agung Bimo Listyanu mengatakan, mencapai net-zero emissions (NZE) tidak hanya penting untuk menjaga planet dan menjaga ekonomi global dari meningkatnya risiko iklim, tetapi juga membuka jalan baru untuk pertumbuhan dan inovasi.

"Kami mengundang lebih banyak mitra untuk bergabung dengan kami dalam mengakselerasi aksi iklim yang berdampak positif, membuka peluang investasi yang signifikan, dan mendorong pertumbuhan berkelanjutan yang menguntungkan baik bagi manusia maupun planet ini," kata Agung dalam keterangannya kepada Kompas.com, Jumat (20/9/2024).

Perusahaan bermitra dengan berbagai pemangku kepentingan dari perusahaan multinasional, badan usaha milik negara, lembaga pemerintah, dan organisasi non pemerintah untuk membantu mereka dalam upaya dekarbonisasi.

Baca juga: Peran Pemerintah Daerah dalam Implementasi Pajak Karbon

Hingga saat ini, Perusahaan telah menyelesaikan studi pra-kelayakan proyek karbon untuk lebih dari 4.200.000 hektar lahan dengan potensi proyek karbon lebih dari 1 juta ton CO2e/tahun karbon terverifikasi.

Selain itu, CarbonEthics telah menanam sekitar 288.000 biota—bakau, lamun, rumput laut, dan karang.

Perusahaan juga telah bermitra dengan lebih dari 300 bisnis dan institusi, memberi manfaat kepada 284 anggota komunitas lokal yang 22 persen di antaranya adalah perempuan.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LSM/Figur
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Pemerintah
Uni Eropa Tindak Tegas 'Greenwashing' Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Uni Eropa Tindak Tegas "Greenwashing" Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Pemerintah
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Pemerintah
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Pemerintah
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Pemerintah
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
Pemerintah
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Pemerintah
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
LSM/Figur
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
Pemerintah
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Pemerintah
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
LSM/Figur
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
Pemerintah
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
LSM/Figur
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau