Sejak tahun 2015, Feby menjelaskan bahwa Wanadri mulai menjalankan program penanaman mangrove di Desa Mayangan. Namun, pihaknya menyadari bahwa penanaman saja tidak cukup.
Oleh karena itu, program "Wali Asuh Mangrove" diluncurkan oleh Kompas.com. Program ini tidak hanya fokus pada penanaman, tetapi juga perawatan mangrove selama dua tahun.
"Kalau hanya tanam mangrove saja, tanpa dipelihara ya bisa 2-3 bulan hilang (karena diganggu hewan dan alasan lain)," terangnya.
Melalui program ini, Wanadri mengajak berbagai pihak untuk berkolaborasi, mulai dari masyarakat, mahasiswa, ormas, pemerintah, hingga dunia usaha.
Baca juga:
Selain program penanaman, Wanadri juga meluncurkan Integrated Coastal Development Program (ICDP), yang mencakup konservasi serta pengembangan masyarakat setempat.
Dengan upaya tersebut, mereka melibatkan masyarakat sekitar, terutama dalam program pemberdayaan UMKM dan pelatihan untuk relawan Patroli Pesisir.
Relawan tersebut dikenal dengan nama Patroli Siput (Siaga Pesisir Utara), yakni pemuda-pemuda lokal yang diberikan pengetahuan tentang lingkungan dan mitigasi bencana.
"Saat ini, kami juga diberikan lahan oleh Perhutani seluas 192 hektare. Untuk apa? Untuk ditanami kembali, untuk dihijaukan. Nah hijaukannya bagaimana, pohonnya gimana, pemeliharaannya gimana? Karena itu kami mengajak kolaborasi pihak-pihak yang peduli, agar bisa terus berkelanjutan," pungkas Feby.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya