Hal tersebut dapat mengubah sebagian besar infrastruktur kereta api global menjadi sumber energi terbarukan.
Mengatasi Tantangan
Meski potensi menjanjikan, tetap saja proyek ini mendapat respons pesimis, salah satunya dari Persatuan Perkeretaapian Internasional.
Mereka menyuarakan kekhawatiran tentang ketahanan panel, potensi retakan mikro, dan risiko kebakaran.
Baca juga: Menggunakan Panel Surya, Rumah Jadi Punya Dampak Positif di Masa Depan
Beberapa kritikus juga khawatir tentang pantulan yang mengganggu masinis kereta.
Sebagai tanggapan, Sun-Ways berupaya meningkatkan panel dengan permukaan anti-pantulan dan material yang diperkuat.
"Kami telah mengembangkan panel yang lebih tahan daripada panel konvensional dan dapat menyertakan filter anti-pantulan," jelas Scuderi, menanggapi kekhawatiran tersebut.
Ada juga kekhawatiran tentang kondisi cuaca.
Ide panel surya yang dipasang di rel kereta api sendiri sebenarnya dapat secara signifikan mengurangi jejak lingkungan dari proyek energi.
Dengan memanfaatkan infrastruktur yang ada, sistem ini menghindari dampak lingkungan dari pembangunan pembangkit tenaga surya baru.
"Hal ini sejalan dengan prioritas global yang semakin meningkat untuk mengurangi jejak lingkungan dari proyek energi dan memenuhi target pengurangan karbon," kata Scuderi.
Jika berhasil, inisiatif pertama di dunia ini dapat menjadi contoh bagi negara-negara di seluruh dunia yang ingin meningkatkan energi terbarukan.
"Kami melihat proyek ini berkontribusi tidak hanya pada penghematan energi tetapi juga pada efisiensi biaya jangka panjang bagi pemerintah dan perusahaan logistik," tambah Danichert.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya