Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deloitte: Konsumen Hadapi Titik Jenuh Terhadap Isu Keberlanjutan

Kompas.com, 6 November 2024, 21:50 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Laporan perilaku konsumen yang berkelanjutan dari Deloitte mengungkapkan keinginan masyarakat untuk mengurangi emisi telah mencapai titik jenuh dan menimbulkan skeptisisme.

Meski ada bukti kelelahan keberlanjutan, kesadaran akan isu perubahan iklim di antara konsumen meningkat dari tahun ke tahun.

Laporan tersebut menyatakan satu dari tiga konsumen mengaku cemas tentang perubahan iklim dan jumlahnya meningkat di antara mereka yang berusia 18-34 tahun.

Baca juga:

Di samping itu, satu dari tiga konsumen mengatakan mereka bersedia membayar lebih untuk produk dan layanan yang berkelanjutan, sementara setengahnya mengatakan mereka tidak mau.

Hal ini menyoroti perlunya aksesibilitas finansial di antara produk dan layanan yang berkelanjutan, karena keinginan itu ada sementara situasi keuangan menjadi penghalang.

Mengutip Green Economy, Rabu (6/11/2024) sebanyak 68 persen responden survei juga menunjukkan komitmen utama terhadap keberlanjutan dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

Namun tidak ada bukti bahwa konsumen telah membuat kemajuan signifikan dalam mendukung isu tersebut.

Konsumen juga telah beralih ke kebiasaan belanja yang lebih berkelanjutan secara tidak sengaja karena perilaku belanja yang lebih hemat.

Misalnya, 55 persen konsumen memilih untuk memperbaiki barang alih-alih membeli barang baru.

Sedangkan 46 persen konsumen membeli barang bekas dan 42 persen lainnya membayar lebih untuk produk yang lebih tahan lama karena terkait dengan biaya hidup.

Terlebih lagi, 75 persen konsumen terbuka untuk mempertimbangkan penggunaan layanan perbaikan barang.

Sementara dua pertiga mempertimbangkan kemampuan perbaikan dan daya tahan produk sebelum melakukan pembelian. Hal ini mencerminkan penyesuaian sikap yang mendukung sirkularitas.

Kebiasaan-kebiasaan ini sekali lagi menyoroti pentingnya keterjangkauan dalam hal produk dan layanan yang berkelanjutan.

Sebagai informasi juga ekonomi sirkular global mewakili pasar senilai 2-3 miliar USD dalam beberapa tahun mendatang, yang diproyeksikan akan mengurangi emisi hingga 40 persen dan menghasilkan hampir dua juta pekerjaan.

Baca juga:

Bisnis yang Berkelanjutan

Laporan juga menemukan bahwa konsumen lebih melihat bisnis yang menjual produk dan layanan bertanggung jawab atas dampaknya terhadap lingkungan.

Sementara konsumen cenderung tidak memberikan tekanan pada diri sendiri untuk mengubah kebiasaan menjadi lebih berkelanjutan.

Sebanyak 45 persen responden survei mengatakan pula mereka mengandalkan bisnis untuk menawarkan produk dan layanan yang berkelanjutan sebagai standar.

Ini termasuk skema pengembalian, perbaikan, dan daur ulang yang ditawarkan oleh bisnis di samping produk mereka.

Baca juga: Belanja Bisnis untuk Keberlanjutan Meningkat

Dalam laporan Deloitte, terungkap pula terjadi penurunan efisiensi penggunaan energi.

Pada tahun 2024, lebih sedikit konsumen yang mengaku telah membatasi penggunaan air, mendaur ulang atau membuat kompos sampah rumah tangga, membatasi penggunaan plastik sekali pakai, dan mengurangi penggunaan mobil dibandingkan dengan hasil tahun 2023.

Sehingga secara umum, lebih sedikit konsumen tahun ini yang berupaya mengurangi konsumsi energi di rumah dibandingkan dengan tahun 2023.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Bobibos dan Kewajiban Transparansi untuk Inovasi Energi
Bobibos dan Kewajiban Transparansi untuk Inovasi Energi
Pemerintah
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LSM/Figur
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Pemerintah
Uni Eropa Tindak Tegas 'Greenwashing' Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Uni Eropa Tindak Tegas "Greenwashing" Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Pemerintah
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Pemerintah
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Pemerintah
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Pemerintah
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
Pemerintah
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Pemerintah
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
LSM/Figur
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
Pemerintah
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Pemerintah
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
LSM/Figur
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
Pemerintah
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau