KOMPAS.com - Solusi berbasis alam dapat menjadi salah satu cara melakukan manajemen air termasuk dengan menanam beragam vegetasi yang mampu menahan dan menyerap air.
Hal tersebut disampaikan pakar hidrologi dan lingkungan hidup Universitas Wageningen Profesor Martine van der Ploeg dalam diskusi daring yang diadakan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Rabu (6/11/2024).
Van der Ploeg mengatakan, solusi berbasis alam dapat ditempuh sebagai salah satu cara melakukan manajemen air termasuk menghadapi potensi bencana hidrometerologi seperti banjir.
Baca juga: Ini Komitmen Indonesia Kelola Sumber Daya Air di Forum Unesco
"Salah satu contoh solusi berbasis alam adalah menanam beragam varietas vegetasi dengan akar yang berbeda," katanya, sebagaimana dilansir Antara.
Dengan demikian maka aliran air akan menghadapi sejumlah lapisan dari bagian dalam sampai ke bagian air yang lebih dangkal karena jenis akar yang berbeda.
Dalam kesempatan itu, Van der Ploeg juga menjelaskan manajemen air membutuhkan kolaborasi ke depan.
Kolaborasi rersebut melibatkan model hidrologi yang dibuat oleh peneliti dengan pembuat kebijakan.
Van der Ploeg berujar, hal tersebut diperlukan untuk mendapatkan gambaran lebih menyeluruh terkait implementasi secara garis besar.
Terutama karena model hidrologi membutuhkan penyesuaian kondisi wilayah implementasi, dengan satu satu model tidak dapat langsung terimplementasi di wilayah lain.
Apalagi ditambah keberadaan faktor lain seperti perubahan iklim.
Kolaborasi dibutuhkan juga karena manajemen air yang akan diwujudkan lewat permodelan itu akan berdampak kepada masyarakat.
"Ada juga pertanyaan terkait jenis informasi yang dibutuhkan untuk dapat menggambarkan apa yang dapat kita lakukan dengan permodelan dan efeknya terhadap masyarakat serta pendidikan dan adaptasi," paparnya.
Baca juga: Mengalirkan Harapan Energi Bersih Berkelanjutan pada Ratusan PLTA di Negeri Kaya Air
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya