Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Roadshow di Bandung, SRECharged Dorong Percepatan Adopsi Motor Listrik Tanah Air

Kompas.com - 03/11/2024, 09:24 WIB
Aningtias Jatmika,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Society of Renewable Energy (SRE) bekerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggelar SRE Country Hub for Accelerating Electric Motorcycle Deployment (SRECharged) Roadshow Bandung di Auditorium Campus Centre Timur, Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Senin (14/10/2024).

Program yang dilaksanakan melalui Swakelola Tipe III dari pembiayaan Proyek Enhancing Readiness for the Transition to Electric Vehicles in Indonesia (ENTREV) itu bertujuan untuk mendorong akselerasi adopsi motor listrik di Indonesia, terutama dengan peran serta pemuda.

Mengusung tema "Membangun Ekosistem Kendaraan Listrik Berbasis Baterai Oleh Generasi Muda", SRECharged dihadiri oleh pakar, akademisi, dan komunitas pengguna motor listrik.

Gelaran tersebut terdiri atas sejumlah kegiatan, mulai dari talkshow, leaderless group discussion (LGD), hingga pameran motor listrik dari berbagai merek motor listrik yang dapat dicoba (test ride) oleh para partisipan.

Dalam sambutannya, Direktur Kemahasiswaan ITB G Prasetyo menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat penggunaan motor listrik di Tanah Air.

“Keterlibatan anak muda dalam program ini merupakan langkah awal untuk masa depan adopsi motor listrik yang lebih cerah," ucap Prasetyo dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (1/11/2024).

Baca juga: Pasar Teknologi Bersih Meningkat Tiga Kali Lipat pada 2035

Dalam sesi talk show pertama dengan tema "Inovasi Teknologi dan Masa Depan Konversi Motor Listrik di Indonesia", perwakilan Kementerian ESDM, Harris, menyoroti pentingnya membangun ekosistem motor listrik secara menyeluruh.

“Mulai dari penyediaan komponen hingga dukungan industri memerlukan kolaborasi antara pemerintah, industri, dan sektor ekonomi. Kolaborasi ini dapat mendorong pencapaian target Net Zero Emission (NZE) 2060 sesuai roadmap yang ditetapkan,” kata Harris.

Hal senada juga disampaikan Ciptaghani Antasaputra dari Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia.

Ciptaghani menilai, roadmap yang jelas dengan target kendaraan dan infrastruktur yang terukur dapat membantu pemerintah daerah (pemda) mengikuti target nasional dan mendukung industri motor listrik.

“Ekosistem motor listrik perlahan-lahan mulai terbentuk. Saat ini, tantangan terbesarnya adalah harga dan infrastruktur pengisian daya,” tuturnya.

Baca juga: Setengah Kota Besar Dunia Hadapi Risiko Iklim Parah pada 2050

Dia menambahkan, motor listrik bukan hanya solusi bagi lingkungan, melainkan juga bagi kesehatan manusia.

Sementara, Guru Besar Elektro IPB Suwarno juga memaparkan bahwa percepatan adopsi motor listrik dapat mengurangi emisi karbon, terlebih saat ini Indonesia memiliki lebih dari 130 juta motor berbahan bakar fosil.

Peran pemuda dalam revolusi motor listrik

Sesi talkshow berikutnya mengangkat tema "Energi Bersama: Peran Pemuda dan Revolusi Motor Listrik". Salah satu pembicara yang dihadirkan adalah Duwi Pratiwi dari ENTREV. Ia menekankan pentingnya peran pemuda dalam mendukung transisi energi bersih.

“Pemuda memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dalam adopsi teknologi yang lebih ramah lingkungan," ucap Duwi.

Baca juga: Dorong Pemakaian EV, Penempatan Stasiun Pengisian Listrik Perlu Diperhatikan

Sementara itu, Widiartyasari dari SRE Woman juga mengajak para perempuan muda untuk lebih aktif berpartisipasi dalam gerakan motor listrik, mengingat potensi besar yang dimiliki dalam riset dan pengembangan teknologi tersebut.

Acara tersebut semakin menarik dengan kehadiran Ketua Alva Riders Community Bandung Muhammad Herland Sugiantoro yang membagikan pengalamannya dalam mempromosikan motor listrik di kalangan anak muda melalui berbagai kegiatan komunitas.

"Kami secara rutin mengadakan perjalanan jarak jauh dengan motor listrik untuk menunjukkan bahwa teknologi ini bisa diandalkan. Ini juga menghemat biaya karena pengisian daya sering kali gratis," imbuh Herland.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau