Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Bahasa Abui di NTT Terancam Punah

Kompas.com - 08/11/2024, 16:30 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Studi terbaru mengungkapkan, Bahasa Abui, bahasa yang digunakan masyarakat Timor-Alor-Pantar (TAP), Nusa Tenggara Timur (NTT) terancam punah.

Hal itu disampaikan peneliti University of Hawaii di Manoa Amerika A.L. Blake, usai melakukan penelitian terkait penamaan tanaman di Pulau Alor, NTT.

Blake menjelaskan, Suku Abui adalah komunitas marginal etnolinguistik yang mengalami perubahan sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Baca juga:


“Bahasa Abui terancam punah karena pengetahuan ekologi tradisional masyarakat Abui juga tampak semakin berkurang,” ujar Blake dikutip dari laman resmi BRIN, Jumat (8/11/2024).

Penelitian Blake dilakukan pada 2016-2020 di Pulau Alor, dan telah dikurasi oleh corpora di arsip bahasa yang terancam punah. 

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

“Corpora tersebut digunakan sebagai data dalam penulisan disertasi sebagai karya deskripsi bahasa. Disertasi ini menjelaskan pengetahuan dasar tumbuhan, dan praktik tutur terkait masyarakat Abui di Pulau Alor, Indonesia,” ungkap dia.

Blake menjelaskan, penelitiannya berisi identifikasi, penamaan, dan klasifikasi tumbuhan di masyarakat Abui.

Ia kemudian mengeksplorasi, mengidentifikasi, dan menganalisis nama tumbuhan secara struktural maupun semantik melalui pengkodean nama tumbuhan dalam bahasa Abui

“Ada kalanya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia lalu dapat diterjemahkan kembali dalam bahasa Inggris," kata Blake.

"Namun banyak juga yang belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia, sehingga tidak dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris,” imbuhnya.

Menurutnya, pengetahuan etnobotani komunitas penutur bahasa Abui masih sedikit dipelajari. Blake pun mendokumentasikan berbagai nama tumbuhan yang disebutkan oleh Suku Abui dalam bahasanya agar dapat diteliti lebih dalam.

Baca juga:

“Cukup banyak bahasa daerah yaitu suku-suku yang terancam punah. Kami berharap hal ini menggugah para peneliti lain untuk meneliti lebih lanjut, termasuk peneliti tumbuhan. Tujuannya, agar kekayaan alam yang ada pada suatu daerah dapat dilestarikan dari kepunahan,” jelas Blake.

Peluang Kerja Sama

Sementara itu, Kepala Organisasi Riset Arkeologi Bahasa dan Sastra BRIN Herry Jogaswara menyampaikan, bahwa pihaknya membuka peluang kerja sama untuk mendalami riset terkait bahasa pada 2025 mendatang.

Program kolaborasi ini meliputi tema budaya berkelanjutan, data raya arkeologi, bahasa dan sastra serta riset dasar arkeologi, bahasa dan sastra.

"Kami juga mengajak para peneliti dari dalam dan luar negeri, termasuk perguruan tinggi, untuk bersama-sama melakukan kolaborasi riset tersebut,” papar Herry.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
LSM/Figur
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Pemerintah
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
LSM/Figur
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Pemerintah
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
LSM/Figur
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Pemerintah
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
BUMN
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau