KOMPAS.com - Penelitian baru oleh Universitas Loughborough, Inggris mengungkapkan bahwa pasokan listrik terbarukan global tidak akan mampu untuk memenuhi permintaan data digital yang melonjak pada tahun 2025.
Penelitian memperkirakan jika konsumsi data terus meningkat, permintaan listrik yang didorong oleh penggunaan data dapat melampaui produksi listrik global pada tahun 2033.
Dikutip dari Techxplore, Sabtu (16/11/2024), saat ini data digital tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia yang membuat produksi serta konsumsi data makin berkembang pesat.
Baca juga:
Namun perkembangan data digital ini dibarengi juga dengan lonjakan penggunaan listrik.
Pusat data sendiri mengonsumsi lebih banyak daya dan diperkirakan berisi 65 persen data gelap atau aset pengetahuan digital yang digunakan sekali lalu dilupakan.
Peneliti pun menyebut perlunya tindakan mendesak untuk mengatasi tantangan lingkungan yang ditimbulkan oleh pertumbuhan data digital yang tak terkendali.
"Penelitian kami menggaris bawahi perlunya pendekatan keberlanjutan yang berpusat pada data di seluruh rantai pasokan, sektor industri, dan negara," kata Dr. Vitor Castro, peneliti dari Universitas Loughborough.
Langkah-langkah tersebut sangat penting untuk meningkatkan efisiensi, memangkas penggunaan energi, dan transisi menuju ekosistem digital yang bebas karbon, sehingga mendukung upaya global untuk masa depan yang berkelanjutan dan bebas emisi.
Baca juga:
"Ini bukan sekadar tantangan teknis melainkan keharusan sosial. Kita harus beralih dari pertumbuhan yang didorong oleh konsumsi ke praktik berkelanjutan yang menyelaraskan kemajuan digital dengan batasan ekologis," tambah Castro.
Temuan studi ini pun bisa menjadi acuan bagi para pembuat kebijakan, pemimpin industri, dan ekosistem digital yang lebih luas untuk mengambil tindakan segera mendorong kebijakan yang memperjuangkan efisiensi energi, mengurangi pemborosan data, dan peralihan menuju infrastruktur digital yang lebih ramah lingkungan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya