KOMPAS.com - Laporan KPMG Internasional berjudul Leaders 2050 baru-baru ini mengungkapkan profesional muda di seluruh dunia merasa tidak berdaya dalam mendukung tujuan iklim organisasi mereka.
Survei yang melibatkan lebih dari 800 anak muda berusia 18 hingga 35 tahun di 48 negara menunjukkan meski 66 persen responden merasa bertanggung jawab untuk mendorong dampak Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG), hanya 10 persen yang merasa memiliki otonomi untuk bertindak secara efektif.
“Para profesional muda memiliki tanggung jawab dan kekuatan alokasi modal yang dibutuhkan untuk mencapai nol emisi saat mereka naik ke peran kepemimpinan di tahun-tahun penting berikutnya," ungkap Avery Johnstone, Manajer Pusat Dekarbonisasi Global & Ketua Global, Leaders 2050, KPMG International.
Baca juga:
"Mereka adalah sumber daya yang belum dimanfaatkan yang memahami keinginan dan kebutuhan generasi mereka dengan pendekatan tingkat sistem dan pemahaman tentang ekonomi global,” paparnya lagi.
Mengutip ESG News, Sabtu (16/11/2024) laporan tersebut juga menggaris bawahi pentingnya keberlanjutan dalam karier para profesional muda ini.
Menurut laporan, hampir setengah (48 persen) responden menyatakan bahwa mereka akan meninggalkan pekerjaan jika perusahaan tidak menunjukkan komitmen yang kuat terhadap dampak iklim dan sosial.
Sementara 63 persen mempertimbangkan kemampuan ESG perusahaan saat memilih calon pemberi kerja.
Laporan tersebut juga menemukan bahwa hanya 49 persen responden yang percaya bahwa organisasi mereka telah sepenuhnya menanamkan prinsip-prinsip ESG ke dalam strategi mereka.
Lebih lanjut Johnstone mencatat pentingnya kolaborasi bagi para profesional muda ini.
"Mereka mengharapkan perusahaan untuk menunjukkan bahwa komitmen ESG dipenuhi tanggung jawab dan tindakan nyata," katanya.
Baca juga:
Untuk itu para pemimpin bisnis perlu menemukan strategi yang mengakomodasi talenta profesional muda dan menciptakan ruang yang aman serta inklusif untuk dialog antar generasi yang memungkinkan tenaga kerja yang lebih muda untuk belajar dari para pemimpin senior, mengakui suara, dan memberdayakan semangat para profesional muda.
Laporan tersebut menyimpulkan bahwa kegagalan memberdayakan profesional muda dapat menyebabkan tingginya pergantian karyawan, hilangnya kepercayaan staf, masalah kredibilitas, dan risiko reputasi.
Dengan melibatkan suara kaum muda dalam pengambilan keputusan dan strategi ESG, organisasi dapat memperoleh manfaat dari perspektif inovatif dan beragam yang berkontribusi pada solusi jangka panjang yang berkelanjutan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya