Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

66 Persen Profesional Muda Merasa Bertanggung Jawab Mendorong Insiatif ESG

Kompas.com - 16/11/2024, 20:35 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber ESG News

KOMPAS.com - Laporan KPMG Internasional berjudul Leaders 2050 baru-baru ini mengungkapkan profesional muda di seluruh dunia merasa tidak berdaya dalam mendukung tujuan iklim organisasi mereka.

Survei yang melibatkan lebih dari 800 anak muda berusia 18 hingga 35 tahun di 48 negara menunjukkan meski 66 persen responden merasa bertanggung jawab untuk mendorong dampak Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG), hanya 10 persen yang merasa memiliki otonomi untuk bertindak secara efektif.

“Para profesional muda memiliki tanggung jawab dan kekuatan alokasi modal yang dibutuhkan untuk mencapai nol emisi saat mereka naik ke peran kepemimpinan di tahun-tahun penting berikutnya," ungkap Avery Johnstone, Manajer Pusat Dekarbonisasi Global & Ketua Global, Leaders 2050, KPMG International.

Baca juga:

"Mereka adalah sumber daya yang belum dimanfaatkan yang memahami keinginan dan kebutuhan generasi mereka dengan pendekatan tingkat sistem dan pemahaman tentang ekonomi global,” paparnya lagi.

Mengutip ESG News, Sabtu (16/11/2024) laporan tersebut juga menggaris bawahi pentingnya keberlanjutan dalam karier para profesional muda ini.

Menurut laporan, hampir setengah (48 persen) responden menyatakan bahwa mereka akan meninggalkan pekerjaan jika perusahaan tidak menunjukkan komitmen yang kuat terhadap dampak iklim dan sosial.

Sementara 63 persen mempertimbangkan kemampuan ESG perusahaan saat memilih calon pemberi kerja.

Laporan tersebut juga menemukan bahwa hanya 49 persen responden yang percaya bahwa organisasi mereka telah sepenuhnya menanamkan prinsip-prinsip ESG ke dalam strategi mereka.

Lebih lanjut Johnstone mencatat pentingnya kolaborasi bagi para profesional muda ini.

"Mereka mengharapkan perusahaan untuk menunjukkan bahwa komitmen ESG dipenuhi tanggung jawab dan tindakan nyata," katanya.

Baca juga:

Untuk itu para pemimpin bisnis perlu menemukan strategi yang mengakomodasi talenta profesional muda dan menciptakan ruang yang aman serta inklusif untuk dialog antar generasi yang memungkinkan tenaga kerja yang lebih muda untuk belajar dari para pemimpin senior, mengakui suara, dan memberdayakan semangat para profesional muda.

Laporan tersebut menyimpulkan bahwa kegagalan memberdayakan profesional muda dapat menyebabkan tingginya pergantian karyawan, hilangnya kepercayaan staf, masalah kredibilitas, dan risiko reputasi.

Dengan melibatkan suara kaum muda dalam pengambilan keputusan dan strategi ESG, organisasi dapat memperoleh manfaat dari perspektif inovatif dan beragam yang berkontribusi pada solusi jangka panjang yang berkelanjutan.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
IPB Ajak Guru di Kediri Rancang Pembelajaran Gizi Seimbang Berbasis EcoFun
IPB Ajak Guru di Kediri Rancang Pembelajaran Gizi Seimbang Berbasis EcoFun
LSM/Figur
Debu Setara 300 Piramida Giza Melayang per Tahun, Ancam 330 Juta Jiwa
Debu Setara 300 Piramida Giza Melayang per Tahun, Ancam 330 Juta Jiwa
Pemerintah
Asia Dominasi Produksi Listrik Bersih, tetapi Masih Terpusat di China
Asia Dominasi Produksi Listrik Bersih, tetapi Masih Terpusat di China
Pemerintah
Pertamina Lestarikan Hutan di Besakih Bali dengan Tanaman Energi
Pertamina Lestarikan Hutan di Besakih Bali dengan Tanaman Energi
BUMN
Transisi Energi Eropa: Surya Meraja, Tendang Batu Bara ke Titik Terendahnya
Transisi Energi Eropa: Surya Meraja, Tendang Batu Bara ke Titik Terendahnya
Pemerintah
Sederet Tantangan Dekarbonisasi Transportasi, dari Bahan Bakar sampai Insentif EV
Sederet Tantangan Dekarbonisasi Transportasi, dari Bahan Bakar sampai Insentif EV
LSM/Figur
Di Mana Keadilan Iklim? Yang Kaya Boros Energi, Yang Miskin Tanggung Dampaknya
Di Mana Keadilan Iklim? Yang Kaya Boros Energi, Yang Miskin Tanggung Dampaknya
LSM/Figur
Kisah Relawan RS Kapal Nusa Waluya II - PIS, dari Operasi di Tengah Ombak hingga Mendapat Buah-buahan
Kisah Relawan RS Kapal Nusa Waluya II - PIS, dari Operasi di Tengah Ombak hingga Mendapat Buah-buahan
BUMN
China Terapkan Standar Energi Terbarukan Pertama untuk Sektor Baja dan Semen
China Terapkan Standar Energi Terbarukan Pertama untuk Sektor Baja dan Semen
Pemerintah
Satgas PKH Kuasai 2 Juta Hektar Lahan Sawit, Selanjutnya Apa?
Satgas PKH Kuasai 2 Juta Hektar Lahan Sawit, Selanjutnya Apa?
Pemerintah
Dorong Capaian SDGs, ITS Gelar Pemeriksaan Gratis Deteksi Kanker untuk Perempuan
Dorong Capaian SDGs, ITS Gelar Pemeriksaan Gratis Deteksi Kanker untuk Perempuan
Swasta
Susul Bank AS, HSBC Keluar dari Aliansi Iklim Perbankan Dunia
Susul Bank AS, HSBC Keluar dari Aliansi Iklim Perbankan Dunia
Swasta
Teknologi China Tembak CO2 dan Metana, Pangkas Dua Emisi Sekaligus
Teknologi China Tembak CO2 dan Metana, Pangkas Dua Emisi Sekaligus
Pemerintah
Inovasi Perekat Rendah Emisi, Lebih Aman untuk Rumah dan Lingkungan
Inovasi Perekat Rendah Emisi, Lebih Aman untuk Rumah dan Lingkungan
Pemerintah
Ahli Ungkap 3 Strategi Pengembangan Ternak Pedaging Berkelanjutan
Ahli Ungkap 3 Strategi Pengembangan Ternak Pedaging Berkelanjutan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau