Dukungan kredit/pembiayaan ini sangat diperlukan dalam rangka transisi menuju net zero economy. Hal ini harus diiringi dengan ketersediaan data emisi yang reliable agar lembaga penyedia keuangan dapat mengalokasikan pembiayaan dengan tepat sasaran.
Menjadi masalah adalah masih terbatasnya penghitungan emisi oleh lembaga penyedia keuangan dan pelaku usaha yang akuntabel dan sesuai dengan standar/formula penghitungan global dan nasional.
Selain itu, praktik penghitungan dan publikasi emisi GRK cenderung masih terbatas karena proses penghitungan emisi GRK yang rumit dan mahal.
Menjawab tantangan tersebut, BI bersinergi dengan kementerian/lembaga terkait, berinovasi menghadirkan kalkulator hijau tahap awal (versi 1.0) yang berbasis ponsel. Inisiasi kalkulator hijau dinilai sebagai langkah nasional dalam mencapai target net zero economy.
Inovasi ini menyediakan pendekatan yang mudah dan sistematis dalam menghitung emisi dari aktivitas ekonomi, sekaligus membantu organisasi memahami dan mengurangi dampak lingkungannya.
Kehadiran kalkulator hijau memiliki peran penting dalam beberapa hal. Pertama, bermanfaat untuk memantau tingkat kehijauan aktivitas ekonomi dan tingkat keberhasilan transisi menuju ekonomi hijau.
Kedua, memberikan kemudahan bagi organisasi dalam pemenuhan kebutuhan pelaporan keberlanjutan (disclosure) yang diprasyaratkan oleh regulator dan pasar global.
Ketiga, membuka akses lebih luas kepada investasi dan pendanaan hijau.
Inovasi pengembangan kalkulator hijau akan disempurnakan secara bertahap. Untuk tahap awal (ruang lingkup pengembangan kalkulator hijau masih difokuskan pada penghitungan emisi dari penggunaan bahan bakar (Scope 1) dan listrik (Scope 2).
Kedepannya, ruang lingkup pengembangan kalkulator hijau akan terus diperluas secara bertahap agar sejalan dengan perkembangan global (scope 3).
Beberapa metode perhitungan kalkulator hijau di antaranya dengan menghitung emisi langsung, tidak langsung, dan pengurang emisi.
Emisi langsung adalah emisi yang langsung dihasilkan oleh lembaga penyedia keuangan dan/atau pelaku usaha dalam rangka melaksanakan aktivitasnya.
Misalnya, emisi mesin bakar tidak bergerak (genset dan boiler), mesin bakar bergerak (kendaraan dinas), penggunaan dan perubahan penggunaan lahan serta kehutanan, serta proses industri.
Sementara, emisi tidak langsung adalah emisi yang berasal dari penggunaan listrik yang tidak langsung dihasilkan oleh lembaga penyedia keuangan dan/atau pelaku usaha.
Misalnya, emisi dari pemakaian listrik yang dibeli dari perusahaan listrik, penggunaan produk oleh organisasi termasuk limbah yang dihasilkan, penggunaan produk yang dihasilkan perusahaan oleh pihak lain termasuk investasi dan pembiayaan.
Selain faktor penambah emisi, kalkulator hijau menyediakan faktor pengurang emisi dalam hal penggunaan energi baru terbarukan (EBT) dan kendaraan listrik, dan mengakomodasi carbon offset menggunakan Sertifikat Pengurangan Emisi (SPE), baik yang dibeli melalui bursa karbon, blended dengan instrumen keuangan seperti obligasi hijau, atau SPE dari aktivitas perusahaan.
Penutup, bagi pembaca yang tertarik untuk memahami apa itu kalkulator hijau dapat mengunjungi laman BI dan mengeksplorasinya dengan mengunduh aplikasi kalkulator hijau di ponsel.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya