Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Genjot Pemanfaatan Gas Bumi untuk Capai Ketahanan Energi

Kompas.com - 11/12/2024, 19:22 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus menggenjot percepatan pemanfaatan gas bumi untuk mencapai ketahanan energi.

Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Dadan Kusdiana mengatakan, pihaknya mengupayakan swasembada energi dengan menyiapkan kebijakan yang sesuai. Di samping itu, Kementerian ESDM mencatat bahwa produksi gas bumi makin meningkat setiap tahunnya.

“Ini makin menunjukkan, memang alam ini sudah diatur dengan baik. Pada saat isu dari emisi ini belum menjadi perhatian kita memang banyaknya minyak, tetapi sekarang banyaknya gas,” ujar Dadan dalam keterangan resminya, Rabu (11/12/2024).

Baca juga: Pekerja PGN Siap Dukung Pemanfaatan Gas Bumi Nasional Demi Swasembada Energi

Dia menyebutkan beberapa lokasi ditemukannya gas bumi, antara lain di Andaman, Selat Makassar, dan wilayah timur sekitar Papua.

Sementara itu, untuk mempercepat penhembangan minyak dan gas bumi, Kementerian ESDM membentuk Satuan Tugas (Satgas) Peningkatan Lifting untuk Migas.

"Satgas diberikan kewenangan untuk mengambil keputusan sehingga bisa dilakukan percepatan untuk eksekusinya," ucap dia.

Adapun gas bumi digunakan untuk bahan bakar dan bahan baku. Pemerintah pun mengolah gas sebagai bahan pupuk.

"Bahan pupuknya lumayan, dari sisi alokasi ini cukup besar untuk penempatan. Mencocokkan bahwa kita cukup untuk menyediakan pupuk untuk keperluan di dalam negeri, dan diberikan harga khusus," ungkap Dadan.

Ia menjelaskan, pemanfaatan gas bumi yang terealisasi sebesar 1.461,85 miliar unit termal Inggris per hari. Sebagian besar gas bumi untuk industri diberi harga khusus atau harga gas bumi tertentu (HGBT), yang sedang dikaji kebijakannya.

Baca juga: Kerja Sama PGN dan Kemenperin Bidik Potensi Pemanfaatan Gas Bumi di Kawasan Industri

“Sehingga kita bisa mendorong dari dua sisi. Satu, keekonomiannya makin baik karena memang ada insetif dari sisi politik terkait harga, dan juga dari sisi emisi ini juga menjadi berkurang,” tutur Dadan.

Kata Dadan, pihaknya turut mendorong pembangunan infrastruktur berbentuk pipa untuk menyalurkan gas serta fasilitas regasifikasi.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau