KOMPAS.com - Kelompok ilmuwan yang tergabung dalam Ekspedisi Teluk Saleh menemukan spesies baru ikan gobi kerdil dalam kegiatan riset yang dilakukan di kawasan perairan Teluk Saleh, Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Manajer Senior Konservasi Spesies Prioritas dari Yayasan Konservasi Indonesia (YKI) Iqbal Herwata mengatakan, ikan gobi kerdil tersebut ditemukan tinggal di area terumbu karang perairan dangkal.
"Spesies baru itu hanya ditemukan di dua lokasi di Teluk Saleh. Namun, kemungkinan besar spesies itu juga ada di wilayah lain di Indonesia," ujar Iqbal di Sumbawa, sebagaimana dilansir Antara, Senin (3/2/2025).
Baca juga: Berapa Banyak Spesies yang Akan Punah akibat Perubahan Iklim?
Iqbal menjelaskan, para peneliti mengambil dua spesimen dari terumbu karang dangkal dengan kedalaman 3 sampai 5 meter. Kedua spesimen ditemukan di celah-celah koloni karang hidup yang halus di laguna.
Terumbu karang di Teluk Saleh terlindung dari ombak besar, tetapi terkena dampak sedimentasi dari tanah akibat perubahan penggunaan lahan di daerah pesisir sekitarnya
Spesies ikan gobi kerdil baru tersebut dinamakan Eviota samota. Nama itu Samota merupakan akronim dari Saleh, Moyo, dan Tambora.
Ikan Eviota Samota memiliki ciri khas berupa pola-pori kanal sensorik pada bagian kepala, dimana hanya terdapat pori SOT atau pori supraotik berpasangan, dan PITO atau pori interorbital posterior berpasangan.
Baca juga: Seperempat Spesies Air Tawar Terancam Punah karena Kerusakan Lingkungan
Sebelumnya, pola itu hanya ditemukan pada dua spesies lain dalam genus yang sama berupa Eviota pseudaprica dan Eviota amphipora. Kedua spesies tersebut memiliki perbedaan dengan spesies baru melalui pola warna tubuh dan jumlah sinar pada sirip punggung serta sirip anal.
Iqbal mengungkapkan, temuan Eviota samota menjadikannya spesies ke-134 yang dideskripsikan dalam genus Eviota, sekaligus menambah kekayaan keanekaragaman kelompok ikan gobi di wilayah Indo-Pasifik.
Hal ini juga mengukuhkan Eviota sebagai salah satu genus ikan karang dengan tingkat keanekaragaman tertinggi.
"Teluk Saleh unik, karena ukurannya kecil, namun memiliki keanekaragaman yang tinggi," kata Iqbal.
Baca juga: Sepertiga Spesies di Bumi Bisa Punah pada 2100 jika Perubahan Iklim Tak Diatasi
Pada Oktober 2024, Yayasan Konservasi Indonesia bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), beberapa universitas dan lembaga riset melakukan Ekspedisi Teluk Saleh selama delapan hari untuk meneliti kehidupan hiu paus.
Riset yang didukung pendanaan hibah global Kedutaan Besar Perancis tersebut berhasil menemukan 570 spesies, termasuk potensi enam spesies baru seperti Eviota samota yang telah terkonfirmasi.
"Dengan sirkulasi arus terbatas, Teluk Saleh memiliki komposisi spesies khas, tetapi sangat rentan terhadap ancaman, karena isolasinya," pungkas Iqbal.
Baca juga: Peneliti BRIN Publikasikan Spesies Baru Anggrek Kuku Macan Terindah di Indonesia
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya