Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hutan Mangrove Lindungi Pesisir dari Tsunami, Tapi Terancam Hilang

Kompas.com, 26 Desember 2024, 18:03 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hutan mangrove memiliki fungsi ekologi dan fisik yang penting. 

Selain menjaga keanekaragaman hayati, kumpulan pohon dan semak di area pasang surut di sepanjang pantai tropis dan subtropis tersebut ternyata berperan sebagai penghalang atau penyangga antara daratan dan laut.

Dengan begitu, keberadaan mangrove dapat melindungi zona pesisir daratan dari potensi bencana laut, termasuk tsunami.

Tsunami adalah gelombang panjang yang dihasilkan oleh peristiwa geologi besar, termasuk gempa bumi bawah laut, tanah longsor, dan letusan gunung berapi, yang dengan cepat membanjiri garis pantai dan masyarakat pesisir yang hidup berdekatan.

Baca juga: Mangrove Perlu Dirawat Minimal 2 Tahun Sejak Ditanam, Mengapa?

Dikutip dari Access Science, Kamis (26/12/2024) mangrove telah beradaptasi dengan lingkungan pasang surut dan mampu menahan gelombang tinggi seperti tsunami.

Spesies mangrove tertentu dapat menghalangi atau menyangga gelombang melalui batang dan akar udaranya, yang tingginya dapat mencapai 30 m.

Sayangnya, peran mangrove sebagai penghalang tidak selalu dihargai dan makin banyak wilayahnya yang terdegradasi.

Hal ini pun berimbas pada wilayah pesisir, terutama di Asia Tenggara, yang lebih rentan terhadap dampak tsunami.

Penelitian yang menganalisis dampak tsunami pada wilayah garis pantai menemukan bahwa mangrove yang mengalami berbagai jenis degradasi ekologi kurang tahan dibandingkan mangrove yang masih belum tersentuh.

Penelitian tersebut dilakukan setelah gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004 di wilayah Indonesia, Thailand, Sri Lanka, dan India, serta menewaskan lebih dari 230.000 orang.

Peneliti di Kepulauan Andaman di Samudra Hindia menemukan, daerah dengan hutan mangrove yang masih asli, hanya 7 persen desa terkena tsunami yang rusak parah.

Sebaliknya, di daerah yang hutan mangrove-nya terdegradasi, kehancuran desa mencapai 80-100 persen.

Aktivitas Manusia

Hilangnya banyak habitat mangrove ini terutama akibat aktivitas manusia. Misalnya, penggundulan hutan, reklamasi lahan untuk usaha pariwisata, dan fragmentasi akibat urbanisasi.

Baca juga: Hutan Bakau Hemat Penanganan Banjir Global 855 Miliar Dollar AS

Melansir Guardian, analisis oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) mencatat setengah dari seluruh hutan mangrove dunia terancam hilang.

Hutan mangrove di India selatan, Sri Lanka, dan Maladewa yang paling berisiko.

Menurut IUCN, sekitar 15 persen garis pantai dunia ditutupi oleh hutan mangrove. Tetapi, penelitian tersebut menemukan bahwa hutan mangrove semakin terancam oleh naiknya permukaan air laut, pertanian, pembangunan di sepanjang garis pantai, polusi seperti tumpahan minyak, dan konsekuensi pembangunan bendungan.

“Ekosistem mangrove luar biasa dalam kemampuannya untuk menyediakan layanan penting bagi manusia, termasuk pengurangan risiko bencana pesisir, penyimpanan dan penyerapan karbon, dan dukungan untuk perikanan," ungkap Angela Andrade, ketua komisi IUCN.

"Hilangnya hutan mangrove akan menjadi bencana bagi alam dan manusia di seluruh dunia,” katanya lagi.

Baca juga: Warga di Berau Manfaatkan Lahan Hutan Mangrove untuk Bertambak

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LSM/Figur
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Pemerintah
Uni Eropa Tindak Tegas 'Greenwashing' Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Uni Eropa Tindak Tegas "Greenwashing" Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Pemerintah
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Pemerintah
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Pemerintah
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Pemerintah
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
Pemerintah
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Pemerintah
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
LSM/Figur
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
Pemerintah
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Pemerintah
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
LSM/Figur
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
Pemerintah
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
LSM/Figur
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau