JAKARTA, KOMPAS.com - Warga di Kampung Pegat Batumbuk, Berau, Kalimantan Timur memanfaatkan lahan mangrove untuk dijadikan tambak udang.
Bupati Berau Sri Juniarsih mengungkapkan, pemanfaatan lahan itu dilakukan agar roda ekonomi masyarakat tetap berjalan tanpa merusak alam.
Pemerintah Kabupaten Berau, kata dia, menggandeng Yayasan Konservasi Alam Indonesia (YKAN) untuk mengedukasi para penambak udang.
Baca juga:
"Jadi bisa berdampingan tambak, tetapi tetap kami memelihara hutan mangrove. Yang merupakan salah satu keunggulan kami," ujar Sri dalam acara perayaan 10 Tahun YKAN di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (4/12/2024).
Adapun saat ini, 77 kampung di Berau mendapatkan bantuan pendanaan karbon senilai Rp 390 juta. Dana tersebut digunakan untuk pelestarian hutan, termasuk membuat tambak udang yang berdampingan dengan hutan mangrove.
"Kami dari pemerintah daerah terus mendorong program ini. Tetap mengupayakan supaya hutan tetap bisa kami jaga keasliannya, dan mengangkat ekonomi masyarakat yang ada di daerah pesisir," ungkap Sri.
Sementara itu, penambak dari Berau, Herdin menyampaikan bahwa banyak nelayan Kampung Pegat Batumbuk yang beralih profesi menjadi penambak udang. Sebab, penangkapan hasil laut mereka makin menurun.
"Sejak tahun 1998, telah dibuka secara masif kawasan yang jadi tambak. Pegat Batumbuk ini adalah salah satu penghasil udang terbesar di Kabupaten Berau," ucap Herdin.
Baca juga: Kisah Warga Desa Mayangan yang Terancam Abrasi dan Inisiatif Kompas.com Tanam Mangrove
"Namun, yang tidak mungkin kami lupakan juga adalah meskipun menghasilkan udang terbesar, tetapi merusak alam," imbuh dia.
Karena itu, para penambak udang mulai memutar cara agar memanfaatkan 2 hektare lahan, dengan hasil tambak yang besar. Dengan pendekatan secure YKAN, para penambak membudidaya udang dengan cara yang aman.
"Jadi pendekatan secure ini mengajarkan kami banyak hal tentunya, mengenai budidaya tambak," tutur dia.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya