Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mangrove Perlu Dirawat Minimal 2 Tahun Sejak Ditanam, Mengapa?

Kompas.com - 22/10/2024, 19:30 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rehabilitasi atau menanam mangrove bukanlah sekedar ditanam lalu ditinggal. Menurut Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung Wanadri, setidaknya, mangrove masih harus dirawat hingga sekitar dua tahun. 

Ketua Divisi Lingkungan Yayasan Wanadri, Feby Nugraha, mengatakan bahwa dua tahun merupakan batas masa kritis mangrove bisa terlewati. 

"Setelah dua tahun akar sudah muncul dan cukup kuat, sehingga dianggap sudah bisa mandiri," ujar Feby saat dihubungi Kompas.com, Selasa (22/10/2024). 

Baca juga: Berbagai Cara Pelestarian Mangrove, Rehabilitasi sampai Libatkan Masyarakat

Sebagai informasi, pada waktu-waktu awal mangrove ditanam, risiko diserang penyakit, hama, atau mengalami mati mendadak masih cukup tinggi. Kepiting, misalnya, menjadi salah satu ancaman terbesar mangrove. 

Sejak mangrove ditanam untuk pertama kalinya, cara yang tepat adalah melakukan monitoring atau pengecekan setidaknya dua minggu sekali.

"Setelah ditanam, dilakukan monitoring, misalkan ada yang terkena sampah dan lain-lain, dibersihkan. Setelah enam bulan, dilakukan sensus, apabila ada tanaman yang mati itu diganti dengan yang baru. Begitu terus sampai dua tahun," tuturnya. 

Menurut Feby, mangrove yang sudah dirawat dan berusia di atas dua tahun, tetap akan memiliki risiko kematian meski presentasinya akan lebih kecil.

Adapun upaya lain yang bisa dilakukan saat restorasi mangrove adalah tambal sulam. Tambal sulam merupakan metode untuk mengganti mangrove yang mati setelah ditanam, dengan bibit lainnya. 

Baca juga: Langkah Hijau Kompas.com, Penanaman Mangrove untuk Selamatkan Pesisir Subang

Proses tanam mangrove 

Untuk diketahui, mangrove merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat, terutama di area pesisir. 

Di antaranya, melindungi pesisir dari hempasan angin dan lombak laut, secara ekologis menjadi habitat atau ekosistem makhluk laut, sebagai penopang ekonomi rakyat, hingga menjadi tempat penyimpanan karbon. 

Dikutip dari Kompas.com (9/10/2024), hutan mangrove dapat menyimpan karbon rata-rata tiga kali lebih banyak per hektare dibandingkan hutan tropis daratan. 

Feby pun mengatakan bahwa mangrove adalah tanaman yang tepat untuk ditanam di area pesisir pantai. 

"Pada dasarnya bisa (di area pesisir). Tapi yang paling baik di areal yang terkena pasang surut air laut. Di daerah yang terendam pun bisa, asalkan pakai rekayasa menggunakan bronjong," ujarnya. 

Baca juga: Sederet Manfaat Mangrove: Untungkan Manusia hingga Atasi Perubahan Iklim

Ia juga menjelaskan proses singkat menanam mangrove. Pertama, bibit diambil dari buah pohon mangrove jenis Rhizophora. Biasanya, bibit yang sudah masak disebut sebagai propagul. 

"Kemudian, masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani hutan menyemai bibitnya ke dalam plastik bekas air kemasan. Lalu, bibit disimpan di tanah yang terkena pasang surut.
Atau di darat juga bisa, tapi harus disiram," terang dia. 

Kemudian, selanjutnya, setelah muncul dua atau tiga pasang, daun bibit atau semai artinya sudah siap tanam. 

"Kemudian dibawa ke areal tanam, lalu dipasang ajir atau tongkat bambu sekitar 1 meter. Mangrovenya ditanam dan diikat ke ajir. Baru dilakukan monitoring dan sensus secara rutin," kata Feby. 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

LSM/Figur
PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau