KOMPAS.com - Berbagai kabar mengenai isu lingkungan dan pemanasan global terus menjadi perhatian banyak pihak.
Salah satu kabar yang membuat resah adalah layanan pemantau iklim bentukan Uni Eropa, Copernicus Climate Change Service (C3S), memprediksi 2024 sebagai tahun terpanas.
Akan tetapi, di tengah kabar-kabar suram, ada beberapa berita baik soal pengelolaan lingkungan.
Adanya kabar positif ini menunjukkan bahwa selalu ada perubahan baik dalam setiap progresnya dan berbagai upaya baik yang sudah dilakukan tidaklah sia-sia.
Optimisme untuk menjaga lingkungan dan melawan perubahan iklim diharapkan tetap terjaga.
Berikut 10 kabar baik soal lingkungan dan energi sepanjang 2024, sebagaimana dilansir dari berbagai sumber.
Baca juga: 5 Kabar Baik soal Lingkungan Sepanjang September
Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa (ECHR) pada 9 April memutuskan, negara yang tidak beraksi terhadap perubahan iklim melanggar hak asasi manusia yang mendasar.
Keputusan tersebut dianggap para pengamat sebagai keputusan bersejarah yang berhubungan dengan krisis iklim.
Kasus ini diajukan oleh sebuah asosiasi perempuan lanjut usia di Swiss yang prihatin terhadap dampak pemanasan global terhadap kesehatan mereka.
Mereka mengklaim bahwa pemerintah Swiss tidak mengambil tindakan yang cukup untuk mengatasi perubahan iklim.
Baca juga: Kabar Baik, Peneliti di Arktik Temukan Cara Tebalkan Es Laut
Sejumlah ilmuwan mengembangkan cara baru untuk melacak beruang kutub dan ini dapat membantu manusia lebih memahami cara mereka mengatasi hilangnya es laut.
Terobosan dalam tag pelacakan GPS tempel ini akan membantu peneliti mengisi kesenjangan dalam pengetahuan mereka tentang perilaku atau pergerakan beruang kutub seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Kapal feri penumpang komersial bertenaga hidrogen pertama di dunia akan mulai beroperasi di Teluk San Francisco, Amerika Serikat (AS).
Kapal bernama MV Sea Change tersebut memiliki panjang 21 meter dan dijadwalkan memulai operasi perdananya mulai 19 Juli di San Francisco.
Kapal dengan kapasitas 75 penumpang tersebut akan digratiskan selama enam bulan sebagai bagian dari program percontohan.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya