KOMPAS.com - Ide tentang rumah hijau yang dirancang agar berkelanjutan dan ramah lingkungan menarik karena sejumlah alasan yang jelas.
Salah satunya adalah mengurangi penggunaan energi yang boros dan tentu saja berhenti menggunakan material yang berbahaya bagi lingkungan.
Namun, beberapa orang mungkin beranggapan bahwa menerapkan rumah hijau hanya bisa dilakukan untuk bangunan baru saja.
Ternyata tidak seperti itu. Sebab, Anda yang tinggal di rumah lama pun masih bisa membuat hunian menjadi lebih berkelanjutan.
Apa saja? berikut beberapa langkah-langkah sederhana yang bisa Anda aplikasikan, seperti dikutip dari Popular Science, Sabtu (4/1/2025).
Baca juga: Pentingnya Ekowisata Yang Berkelanjutan di Berbagai Wilayah di Indonesia
Mulai dengan Bohlam Lampu
Jika masih menggunakan bohlam pijar lama, gantilah dengan bohlam LED.
Bohlam pijar tradisional sangat tidak efisien, karena sebagian besar energi yang dikonsumsinya digunakan untuk menghasilkan panas, bukan cahaya.
Bohlam pijar tradisional juga memiliki masa pakai yang pendek dengan rata-rata bertahan sekitar 1.200 jam pengoperasian.
Artinya, meskipun bohlam pijar murah untuk dibeli, Anda harus membeli banyak bohlam (sekitar 50-100) untuk menyamai masa pakai satu LED.
LED sendiri dapat bertahan 50.000 hingga 100.000 jam atau lebih dan hanya membuang sedikit energi melalui panas.
Gunakan Tirai
Pertimbangkan untuk menggunakan tirai penggelap ruangan, terutama di ruangan yang mendapatkan banyak sinar matahari langsung.
Tirai tersebut dapat membantu ruangan menjadi lebih sejuk yang pada gilirannya tidak perlu membuat Anda menggunakan kipas angin atau AC.
Cahaya sekitar yang lebih sedikit dan silau dari sinar matahari yang masuk juga memungkinkan Anda untuk menurunkan kecerahan perangkat elektronik lain yang akhirnya dapat menghemat energi.
Pasang Kepala Pancuran yang Lebih Baik
Mandi dengan menggunakan shower secara umum lebih menghemat air daripada dengan mengisi bak mandi.
Namun, Anda masih bisa memaksimalkan penghematan air dengan mengganti kepala pancuran yang lebih baik.
Kepala pancuran berventilasi atau aliran rendah akan berfungsi sama baiknya dengan pilihan yang lebih bertenaga, namun dalam penggunaannya akan lebih menghemat air hingga lebih dari 40 persen.
Anda juga dapat menyesuaikan kebiasaan untuk menjaga waktu mandi di bawah 10 menit.
Baca juga: 7 Contoh Resolusi Gaya Hidup Berkelanjutan Sederhana untuk Tahun Baru 2025
Berhenti Menggunakan Tisu Dapur
Pertimbangkan untuk mengganti tisu dapur dengan sesuatu yang dapat digunakan kembali, misalnya lap kain yang lebih ramah lingkungan.
Memproduksi tisu dapur membutuhkan banyak hal seperti pohon, bahan kimia, bahan bakar, air, dan listrik yang menghasilkan jutaan metrik ton CO2 setiap tahunnya.
Mengurangi Pembersih Kimia
Coba juga untuk mengurangi pemakaian pembersih kimia, seperti detergen atau sabun cuci lainnya.
Pasalnya, saat bahan-bahan tersebut dibuang ke saluran pembuangan, bahan-bahan tersebut bisa masuk ke pasokan air dan sering kali memerlukan instalasi pengolahan air yang tentunya memerlukan lebih banyak energi untuk memprosesnya.
Sebagai substitusi, Anda bisa memakai bahan seperti soda bikarbonat, air jeruk lemon, atau cuka untuk membunuh bakteri, menghilangkan minyak, dan menjaga rumah bebas bau.
Jemur Pakaian
Alih-alih menggunakan mesin pengering, menjemur pakaian dengan cara tradisional bisa menjadi pilihan yang lebih ramah lingkungan.
Mesin pengering mengonsumsi energi yang besar. Penggunaan pengering pakaian selama dua jam kira-kira setara dengan menonton TV selama seminggu.
Tidak hanya menjadikan rumah menjadi lebih ramah lingkungan, hal-hal sederhana tersebut tentu saja bisa melindungi planet dalam jangka panjang. Selamat mencoba!
Baca juga: 10 Klub Sepak Bola Paling Berkelanjutan 2024, Dortmund Nomor Wahid
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya