Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurangi Pencemaran Udara, Indonesia Harus Upgrade Kualitas Bahan Bakar

Kompas.com - 17/04/2025, 19:38 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penggunaan bahan bakar dengan kualitas rendah masih menjadi salah satu penyebab utama pencemaran udara di Indonesia. 

Untuk mengatasinya, perbaikan kualitas bahan bakar yang digunakan menjadi langkah kunci dalam meningkatkan kualitas udara secara nasional.

Isu tersebut mengemuka dalam workshop bertajuk "Dampak Peningkatan Kualitas Bahan Bakar terhadap Parameter Polutan, Kesehatan, dan Ekonomi" yang diadakan Pusat Riset Perubahan Iklim Universitas Indonesia (UI) pada Kamis (17/4/2025).

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal, menyoroti bahwa Indonesia masih menggunakan bahan bakar dengan kandungan sulfur tinggi, seperti solar dan bensin yang belum memenuhi standar emisi Euro 4.

“Pertalite, Pertamax, bahkan Pertamax 92 masih berada di level Euro 2. Indonesia masih tertinggal di Euro 3, sementara Vietnam sudah Euro 5, dan Tiongkok serta India di Euro 6,” jelas Faisal.

Menurutnya, hasil survei terhadap 394 responden menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat mendukung transisi dari BBM Euro 2 ke Euro 4. Sebanyak 74,4 persen responden menyatakan setuju, terutama karena alasan peningkatan kualitas udara dan kesehatan masyarakat.

Baca juga: PLN: Harga Bahan Bakar Hidrogen Lebih Murah Dibandingkan Bensin

Namun, Faisal menekankan bahwa ada dua tantangan besar yang perlu diantisipasi dalam proses transisi ini: biaya dan distribusi.

Faisal memaparkan tiga skenario pembiayaan jika Indonesia beralih ke bahan bakar berkualitas tinggi seperti Pertamax 95 Green, Pertamax 98, dan Pertadex.

Pertama, subsidi pemerintah penuh. Jika seluruh biaya ditanggung pemerintah, anggaran subsidi diperkirakan melonjak dari Rp54 triliun menjadi Rp157 triliun pada 2028.

Kedua, beban ditanggung masyarakat. Dalam skenario ini, harga bahan bakar akan naik dan berpotensi memicu inflasi.

Ketiga, pembagian beban. Langkah ini perlu disertai dengan disertai kebijakan penggunaan BBM berkualitas untuk kendaraan tertentu.

Soal distribusi, Faisal menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor agar seluruh wilayah di Indonesia dapat menikmati bahan bakar ramah lingkungan demi udara yang lebih bersih.

“Untuk memastikan pemerataan, distribusi BBM harus ditinjau lebih lanjut dan melibatkan berbagai pihak,” tutupnya.

Baca juga: Batu Bara hingga Gas Alam Jadi Sumber Utama Hidrogen untuk Bahan Bakar

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tantangan ESG dan Arah Baru Tata Kelola Mineral Kritis Indonesia
Tantangan ESG dan Arah Baru Tata Kelola Mineral Kritis Indonesia
LSM/Figur
Perubahan Iklim, Perempuan Terpaksa Jadi Tulang Punggung Tanpa Jaminan Sosial
Perubahan Iklim, Perempuan Terpaksa Jadi Tulang Punggung Tanpa Jaminan Sosial
LSM/Figur
Duit China Dorong Transisi Energi ASEAN, tapi Politik Global Menahan
Duit China Dorong Transisi Energi ASEAN, tapi Politik Global Menahan
Pemerintah
Lestari Awards 2025 Umumkan Juri Inisiatif Keberlanjutan Terbaik
Lestari Awards 2025 Umumkan Juri Inisiatif Keberlanjutan Terbaik
Swasta
Di Kalsel, Ahli IPB Kenalkan Pertanian Hemat Lahan 'Garden Tower'
Di Kalsel, Ahli IPB Kenalkan Pertanian Hemat Lahan "Garden Tower"
Pemerintah
Pemerintah Bakal Revitalisasi Tambak dan Bangun Hutan Mangrove di Pantura
Pemerintah Bakal Revitalisasi Tambak dan Bangun Hutan Mangrove di Pantura
Pemerintah
Terobosan AI Google, Pangkas Emisi Lampu Lalu Lintas
Terobosan AI Google, Pangkas Emisi Lampu Lalu Lintas
Swasta
Penanaman Hutan di Wilayah Tropis Jadi Strategi Atasi Krisis Iklim
Penanaman Hutan di Wilayah Tropis Jadi Strategi Atasi Krisis Iklim
Pemerintah
Ramai soal Tambang Nikel Raja Ampat, KKP Kerahkan Tim untuk Cek
Ramai soal Tambang Nikel Raja Ampat, KKP Kerahkan Tim untuk Cek
Pemerintah
Perubahan Iklim, Siswa Pekalongan Sakit dan Gatal akibat Rob, Tak Fokus Belajar
Perubahan Iklim, Siswa Pekalongan Sakit dan Gatal akibat Rob, Tak Fokus Belajar
LSM/Figur
Mikroplastik Ditemukan di Udara Indonesia, Bisa Picu Autoimun
Mikroplastik Ditemukan di Udara Indonesia, Bisa Picu Autoimun
LSM/Figur
Perubahan Iklim Bikin Laut Menderita, Dampaknya Bisa Seret Kita Semua
Perubahan Iklim Bikin Laut Menderita, Dampaknya Bisa Seret Kita Semua
Pemerintah
Seluas 17.000 Hektar, Ruang Hidup Suku Boti Perlu Segera Jadi Hutan Adat
Seluas 17.000 Hektar, Ruang Hidup Suku Boti Perlu Segera Jadi Hutan Adat
Pemerintah
Bukan Sihir, Ini Sains: Plastik Temuan Ilmuwan Jepang Terurai dalam Sekejap, Tanpa Jejak
Bukan Sihir, Ini Sains: Plastik Temuan Ilmuwan Jepang Terurai dalam Sekejap, Tanpa Jejak
LSM/Figur
MIND ID Targetkan Penurunan 21,4 Persen Emisi GRK pada 2030
MIND ID Targetkan Penurunan 21,4 Persen Emisi GRK pada 2030
BUMN
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau