Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jubir Kantor Komunikasi Presiden: SPPG Turut Bertanggung Jawab Tangani Limbah MBG

Kompas.com, 14 Januari 2025, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang beroperasi di tiap-tiap daerah tidak hanya bertanggung jawab memenuhi pembuatan makanan, tapi juga menangani limbah makanan sisa dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Adita Irawati di Tangerang Selatan, Banten, Senin (13/1/2025).

Menurut Adita, saat ini limbah disisir dan ditangani dari lokasi-lokasi tempat pembagian MBG seperti sekolah-sekolah.

Baca juga: Program Makan Bergizi Gratis Bisa Dorong Ekonomi Sirkular, Begini Skemanya

"Kepala SPPG atau dapur makan bergizi gratis itu juga salah satunya bertanggung jawab untuk itu (pengelolaan limbah makanan sisa). Jadi kami tentu melalui BGN (Badan Gizi Nasional) akan selalu mengimbau juga kepada kepala SPPG atau kepala dapur ini untuk juga memonitor hal tersebut," kata Adita, sebagaimana dilansir Antara.

Adita menambahkan, SPPG tentu sudah dibekali prosedur penanganan limbah sisa makanan oleh BGN sejalan dengan aturan yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup.

Dengan demikian, program MBG dapat memastikan keberlanjutan dari beragam sisi termasuk salah satunya dalam hal pengelolaan limbah makanan yang bersisa.

Penanganan limbah MBG yang berkelanjutan sejalan dengan pernyataan yang disampaikan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi pada hari pertama pelaksanaan MBG.

Baca juga: Bahan Pokok Makan Bergizi Gratis Harus Manfaatkan Produk Lokal

Hasan mengatakan pemerintah mengoptimalkan kearifan lokal guna mengatasi limbah dari program MBG.

"Jadi memang dengan melakukan ini juga ada wisdom (kearifan) lokal untuk mengatasi sampah, untuk mengolah sampah, untuk meminimalisasi adanya limbah," kata Hasan kepada wartawan saat dihubungi di Jakarta, Senin (6/1/2024).

Ia menyebutkan, optimalisasi kearifan lokal membuat program juga bisa disesuaikan dengan sumber bahan pangan yang ada di sekitar lokasi pemberian MBG.

Baca juga: Pelibatan Murid Susun Menu Makan Bergizi Gratis Bisa Kurangi Sampah Signifikan

Hasan mencontohkan salah satu praktik penggunaan kearifan lokal sudah diadopsi dalam program MBG di Kota Cimahi, Jawa Barat.

Pemberian susu akan lebih sering mengingat di dekat lokasi program berlangsung ada pabrik susu dan peternakan sapi perah, sehingga suplai susu akan lebih mudah didapatkan.

Di samping itu, program MBG di Cimahi itu juga memperhatikan pengelolaan limbah dengan menggunakan botol kaca untuk susu. Sehingga tidak ada lagi limbah tambahan setelah para penerima menyantap makanannya.

Baca juga: Celios: Mayoritas Dukung Pelibatan UMKM untuk Makan Bergizi Gratis

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Permintaan Meningkat Tajam, PBB Peringatkan Potensi Krisis Air
Permintaan Meningkat Tajam, PBB Peringatkan Potensi Krisis Air
Pemerintah
Bibit Siklon Tropis Terpantau, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Bibit Siklon Tropis Terpantau, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Pemerintah
Masyarakat Adat Terdampak Ekspansi Sawit, Sulit Jalankan Tradisi hingga Alami Kekerasan
Masyarakat Adat Terdampak Ekspansi Sawit, Sulit Jalankan Tradisi hingga Alami Kekerasan
LSM/Figur
Limbah Cair Sawit dari RI Diterima sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan
Limbah Cair Sawit dari RI Diterima sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan
LSM/Figur
BRIN Catat Level Keasaman Laut Paparan Sunda 2 Kali Lebih Cepat
BRIN Catat Level Keasaman Laut Paparan Sunda 2 Kali Lebih Cepat
Pemerintah
Belajar dari Sulawesi Tengah, Membaca Peran Perempuan Ketika Bencana Menguji
Belajar dari Sulawesi Tengah, Membaca Peran Perempuan Ketika Bencana Menguji
LSM/Figur
ILO Dorong Literasi Keuangan Untuk Perkuat UMKM dan Pekerja Informal Indonesia
ILO Dorong Literasi Keuangan Untuk Perkuat UMKM dan Pekerja Informal Indonesia
Pemerintah
ULM dan Unmul Berkolaborasi Berdayakan Warga Desa Penggalaman lewat Program Kosabangsa
ULM dan Unmul Berkolaborasi Berdayakan Warga Desa Penggalaman lewat Program Kosabangsa
Pemerintah
PLTS 1 MW per Desa Bisa Buka Akses Energi Murah, tapi Berpotensi Terganjal Dana
PLTS 1 MW per Desa Bisa Buka Akses Energi Murah, tapi Berpotensi Terganjal Dana
LSM/Figur
Bulu Babi di Spanyol Terancam Punah akibat Penyakit Misterius
Bulu Babi di Spanyol Terancam Punah akibat Penyakit Misterius
LSM/Figur
Studi Iklim 2024 Direvisi, tapi Prediksi Dampak Ekonomi Global Tetap Parah
Studi Iklim 2024 Direvisi, tapi Prediksi Dampak Ekonomi Global Tetap Parah
LSM/Figur
Kemenhut Hentikan Sementara Pengangkutan Kayu di Sumatera, Cegah Peredaran Ilegal
Kemenhut Hentikan Sementara Pengangkutan Kayu di Sumatera, Cegah Peredaran Ilegal
Pemerintah
Kukang dan Trenggiling Dilepasliar ke Hutan Batang Hari Jambi
Kukang dan Trenggiling Dilepasliar ke Hutan Batang Hari Jambi
Pemerintah
Cerita Usaha Kerupuk Sirip Ikan Tuna di Bali, Terhambat Cuaca Tak Tentu
Cerita Usaha Kerupuk Sirip Ikan Tuna di Bali, Terhambat Cuaca Tak Tentu
LSM/Figur
Survei HSBC: 95 Persen CEO Anggap Transisi Iklim Peluang Pertumbuhan Bisnis
Survei HSBC: 95 Persen CEO Anggap Transisi Iklim Peluang Pertumbuhan Bisnis
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau