Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/02/2025, 07:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menuturkan, tidak memensiunkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara bakal bunuh diri ekonomi yang sesungguhnya.

Pasalnya, mempertahankan energi fosil dengan tetap mempertahankan PLTU batu bara akan membuat Indonesia kehilangan kesempatan untuk menurunkan emisi.

Fabby menuturkan, mempertahankan PLTU batu bara bakal mengabaikan kesempatan membangun pembangkit energi terbarukan dengan skala yang lebih besar.

Baca juga: Produksi Listrik PLTS Lampaui PLTU Batu Bara di Uni Eropa

Kondisi tersebut, ditambah keterlambatan membangun energi terbarukan, akan melemahkan daya saing Indonesia dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara.

Selain itu, hal tersebut menghambat masuknya investasi asing di bidang manufaktur, digital dan industri pengolahan lanjutan, yang diperlukan Indonesia saat ini dan di masa depan.  

"IESR mendukung keinginan Presiden Prabowo untuk mengakhiri PLTU pada 2040 dan 100 persen energi terbarukan sebelum 2050," kata Fabby dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (2/2/2025).

Berdasarkan kajian IESR berjudul Financing Indonesia’s coal phase out: A just and accelerated retirement pathway to net-zero, pengakhiran PLTU batu bara secara dini dapat mengurangi beban biaya subsidi listrik dan biaya kesehatan yang timbul akibat polusi. 

Baca juga: Produksi Listrik dari PLTU China Naik, Ekspektasi Puncak Emisi Jadi Lemah

Total penghematan dari subsidi listrik dan biaya kesehatan masing-masing diperkirakan sebesar 34,8 miliar dollar AS dan 61,3 miliar dollar AS. 

Penghematan ini dua hingga empat kali lebih besar dibandingkan dengan potensi kerugian akibat aset mangkrak, biaya penghentian pembangkit, transisi pekerjaan, serta kerugian penerimaan negara dari batu bara.

Sebelumnya, Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo menegaskan pemerintahan Prabowo tidak akan memensiunkan PLTU batu bara mulai 2040.

Hashim menuturkan, memensiunkan PLTU batu bara sama saja dengan bunuh diri ekonomi.

Baca juga: Kapasitas PLTU Captive RI Diprediksi Salip Pembangkit Batu Bara Australia

"Kalau kita tutup pusat tenaga listrik tenaga uap, ekonomi kita nanti akan hancur. Maka nanti itu berimbang," kata Hashim dalam acara bertajuk ESG Sustainable Forum 2025, di Jakarta, Jumat (31/1/2025).

Hashim menegaskan, setelah tahun 2040, pemerintah tidak akan membangun PLTU baru sesuai dengan komitmen transisi energi yang lebih ramah lingkungan.

"Setelah tahun 2040 tidak bakal ada pusat-pusat tenaga uap baru, itu yang dimaksud Pak Prabowo, dimaksud saya, dan pemerintah. Di sini, ini rancangan umum untuk memberikan tenaga listrik yang berimbang dan ramah lingkungan," jelasnya.

Baca juga: PLN IP Manfaatkan Limbah Uang Kertas BI untuk Campuran PLTU Batu Bara 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

DHL Angkut Kargo dengan Manfaatkan Avtur Berkelanjutan

DHL Angkut Kargo dengan Manfaatkan Avtur Berkelanjutan

Pemerintah
160 KUA Ramah Lingkungan Dibangun Tahun Ini, Bisa Olah Air Wudu

160 KUA Ramah Lingkungan Dibangun Tahun Ini, Bisa Olah Air Wudu

Pemerintah
Auriga: Mayoritas Deforestasi Sepanjang 2024 Terjadi di Area Konsesi

Auriga: Mayoritas Deforestasi Sepanjang 2024 Terjadi di Area Konsesi

LSM/Figur
Nikel Segera Diperdagangkan di Bursa Indonesia, Harga Acuan Dibentuk

Nikel Segera Diperdagangkan di Bursa Indonesia, Harga Acuan Dibentuk

Pemerintah
Perubahan Iklim Bikin Konstruksi Rentan Rusak, Pustral UGM Usulkan Jalan Ramah Lingkungan

Perubahan Iklim Bikin Konstruksi Rentan Rusak, Pustral UGM Usulkan Jalan Ramah Lingkungan

LSM/Figur
Indonesia Rugi jika Cabut dari Kesepakatan Paris, Tutup Peluang Pendanaan

Indonesia Rugi jika Cabut dari Kesepakatan Paris, Tutup Peluang Pendanaan

LSM/Figur
IESR: Tak Pensiunkan PLTU Jadi Bunuh Diri Ekonomi Sesungguhnya

IESR: Tak Pensiunkan PLTU Jadi Bunuh Diri Ekonomi Sesungguhnya

LSM/Figur
Kesepakatan Paris demi Rakyat, Indonesia Harus Tetap Tergabung

Kesepakatan Paris demi Rakyat, Indonesia Harus Tetap Tergabung

LSM/Figur
Perbaikan Danau Lido, Menteri LH Pastikan Pengelolaan Berkelanjutan

Perbaikan Danau Lido, Menteri LH Pastikan Pengelolaan Berkelanjutan

Pemerintah
Menteri LH: Danau Lido Mendangkal, 10 Hektar Harus Jadi Badan Air Lagi

Menteri LH: Danau Lido Mendangkal, 10 Hektar Harus Jadi Badan Air Lagi

Pemerintah
Software Keberlanjutan Laku meski Politik Iklim Sedang Tak Berpihak

Software Keberlanjutan Laku meski Politik Iklim Sedang Tak Berpihak

Swasta
Save the Children dan KFIF Perkuat Ketangguhan Masyarakat dari Risiko Banjir di Rancaekek

Save the Children dan KFIF Perkuat Ketangguhan Masyarakat dari Risiko Banjir di Rancaekek

LSM/Figur
10 Provinsi dengan Deforestasi Terparah Sepanjang 2024, 3 dari Kalimantan

10 Provinsi dengan Deforestasi Terparah Sepanjang 2024, 3 dari Kalimantan

LSM/Figur
AS Keluar dari Perjanjian Paris, Indonesia Harus Lebih Kuat Berkolaborasi

AS Keluar dari Perjanjian Paris, Indonesia Harus Lebih Kuat Berkolaborasi

LSM/Figur
Tak Jawab Akar Masalah, Tanggul Laut Dinilai Bakal Sia-sia

Tak Jawab Akar Masalah, Tanggul Laut Dinilai Bakal Sia-sia

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau