JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 3,4 juta ton fly ash dan bottom ash (FABA) atau abu sisa pembakaran batu bara pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) disulap menjadi campuran bahan baku semen, beton, hingga batako.
PT PLN (Persero) mencatat, jutaan ton abu tersebut diperoleh dari 47 PLTU di Indonesia selama 2024.
“FABA dapat dimanfaatkan kembali menjadi berbagai macam produk yang memiliki nilai ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar PLTU,” ungkap Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/2/2025).
Baca juga: Australia Umumkan Ketergantungan Listrik dari Batu Bara Capai Rekor Terendah
Darmawan memerinci enam sektor utama pemanfaatan abu batu bara antara lain sebagai lapisan pengeras jalan sebesar 1,73 juta ton.
Kemudian, 1,24 juta ton untuk substitusi semen, 227.500 ton digunakan sebagai bahan baku beton, serta 92,400 ton sebagai bahan baku beton pracetak seperti paving, batako, kansteen, U ditch, dan tetrapod.
“Dengan berbagai inovasi dan regulasi yang mendukung, PLN Group optimistis pemanfaatan FABA akan terus meningkat, memberikan manfaat ekonomi sekaligus mendukung upaya keberlanjutan lingkungan,” papar Darmawan.
Baca juga: Ada Pengaruh China, Permintaan Batu Bara Global Alami Titik Jenuh Hingga 2027
Sementara ini, FABA telah digunakan oleh lebih dari 200 UMKM maupun kelompok masyarakat untuk berbagai produk, menciptakan lapangan pekerjaan baru dan mendukung perbaikan infrastruktur desa.
Salah satunya pembangunan fasilitas umum yang menggunakan material FABA di Desa Tanah Merah, Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Terkait hal tersebut, Kepala Desa Tanah Merah, Lazarus Dillak, menyebutkan bahwa pemanfaatan limbah batu bara membantu pembangunan infrastruktur di desanya.
“PLN memberikan bantuan sarana fasilitas umum berupa jalan setapak, tandon air, tempat cuci tangan dan panggung yang terbuat dari FABA. Harapannya ini dapat menjadi katalisator bagi peningkatan produktivitas dan membuka peluang ekonomi yang lebih luas,” jelas Larus.
Baca juga: Transisi Energi Masih Lambat, Pengamat: RI Masih Ketergantungan Batu Bara
Selain itu, FABA dipakai pada proyek jalan tol Ibu Kota Nusantara (IKN), proyek duplikasi Jembatan Bentang Pendek Pulau Balang, dan subtitusi material non acid forming yang mencegah pembentukan air asam tambang.
PLN menyebutkan, FABA untuk mencegah pembentukan air asam tambang telah dilakukan PT Guguk Tinggi Coal (GTC) di Sawahlunto, Sumatera Barat dari PLTU Ombilin.
Penggunaan FABA di sektor infrastruktur dinilai berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 325.021 ton CO2 ekuivalen.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya