Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Organisasi Maritim Internasional Berkomitmen Atasi Plastik Lautan

Kompas.com - 14/02/2025, 20:13 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Subkomite Pencegahan dan Penanggulangan Polusi Organisasi Maritim Internasional (IMO) telah menyetujui rancangan Rencana Aksi 2025 untuk menangani sampah plastik laut dari kapal.

Organisasi tersebut mengatakan bahwa kesepakatan telah tercapai dalam rapat komite yang diadakan di kantor pusatnya di London dari tanggal 27 hingga 31 Januari 2025.

Langkah selanjutnya adalah mendapatkan persetujuan pelaksanaan rencana tersebut dari Komite Perlindungan Lingkungan Laut saat rapat pada bulan April.

Dikutip dari Freight News, Jumat (14/2/2025), hasil utama dari rencana tersebut meliputi pengurangan kontribusi dari kapal penangkap ikan terhadap sampah plastik laut, pengurangan kontribusi pelayaran terhadap sampah plastik laut, peningkatan kesadaran publik, pendidikan, dan pelatihan pelaut.

Selain itu, rancangan Rencana Aksi juga mencakup peningkatan efektivitas fasilitas penerimaan pelabuhan dan penanganannya dalam mengurangi sampah plastik laut serta pemahaman yang lebih baik tentang kontribusi kapal terhadap sampah plastik laut.

Rencana tersebut juga berupaya untuk memperkuat kerja sama internasional terkait masalah sampah plastik yang mencakup tindakan khusus untuk pengembangan langkah-langkah wajib guna mengurangi risiko lingkungan dari pelet plastik yang diangkut melalui laut dalam kontainer barang.

Baca juga: Studi: Indonesia Penghasil Polusi Plastik Terbesar Ketiga di Dunia

“Untuk menginformasikan diskusi mendatang tentang kerangka hukum untuk memperkenalkan langkah-langkah tersebut, subkomite mengembangkan tabel yang menguraikan berbagai pertimbangan, termasuk keuntungan, batasan, dan dampak yang berkaitan dengan kemungkinan amandemen terhadap instrumen wajib yang terkait dengan pengangkutan pelet plastik melalui laut,” demikian pernyataan IMO.

Selain itu, komite melanjutkan diskusi seputar pengaturan basis data yang akan digunakan untuk melaporkan peralatan penangkapan ikan yang terlantar atau hilang.

“Kehilangan yang tidak disengaja atau pembuangan peralatan penangkapan ikan dari kapal merupakan kontributor signifikan terhadap polusi plastik di lautan,” kata IMO.

Komite mendukung rekomendasi bahwa data yang akan dilaporkan harus mencakup: keterangan kapal (seperti nama, panjang, dan jenis kapal), keterangan kejadian (posisi tempat peralatan penangkap ikan hilang atau dibuang, tanggal, dan waktu kejadian) serta rincian tentang peralatan penangkap ikan.

Negara-negara anggota dan organisasi internasional telah diundang untuk mengajukan proposal tertulis tentang hal-hal spesifik dari data yang disepakati untuk dilaporkan ke IMO pada sesi subkomite mendatang.

Baca juga: Daftar Negara yang Melarang Penggunaan Plastik Sekali Pakai

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Manfaat Ganda Wisata Selam, Bantu Lindungi Laut dan Tingkatkan Perekonomian Lokal
Manfaat Ganda Wisata Selam, Bantu Lindungi Laut dan Tingkatkan Perekonomian Lokal
Pemerintah
Kabul Terancam Jadi Ibu Kota Modern Pertama yang Kehabisan Air
Kabul Terancam Jadi Ibu Kota Modern Pertama yang Kehabisan Air
Pemerintah
Youth Ocean Jamboree, Ajang RI dan Timor Leste Dukung Peneliti Muda
Youth Ocean Jamboree, Ajang RI dan Timor Leste Dukung Peneliti Muda
LSM/Figur
Wacanakan Bangun PLTS di 80.000 Desa, Pemerintah Butuh Rp 1.630 Triliun
Wacanakan Bangun PLTS di 80.000 Desa, Pemerintah Butuh Rp 1.630 Triliun
Pemerintah
Kapasitas EBT RI Naik 40 Persen, Bisa Ciptakan Jutaan Pekerjaan dan Tarik Investasi
Kapasitas EBT RI Naik 40 Persen, Bisa Ciptakan Jutaan Pekerjaan dan Tarik Investasi
Pemerintah
Hari Mangrove Sedunia 2025, Tema dan Target Rehabilitasi Lahannya
Hari Mangrove Sedunia 2025, Tema dan Target Rehabilitasi Lahannya
Pemerintah
Pengelolaan Mangrove Dinilai Masih Elitis dan 'Project-Oriented'
Pengelolaan Mangrove Dinilai Masih Elitis dan "Project-Oriented"
Pemerintah
PGEO Manfaatkan Panas Bumi untuk Kembangkan Ekonomi Sirkuler di Kamojang
PGEO Manfaatkan Panas Bumi untuk Kembangkan Ekonomi Sirkuler di Kamojang
BUMN
Waspada, Pengisi Daya Cepat EV Ternyata Sumber Polusi Tak Terduga
Waspada, Pengisi Daya Cepat EV Ternyata Sumber Polusi Tak Terduga
Pemerintah
Melihat SMONG, Superkomputer Penyelamat Nyawa Milik BMKG
Melihat SMONG, Superkomputer Penyelamat Nyawa Milik BMKG
Pemerintah
Putusan Bersejarah Mahkamah Internasional: Negara Bisa Dituntut karena Picu Krisis Iklim
Putusan Bersejarah Mahkamah Internasional: Negara Bisa Dituntut karena Picu Krisis Iklim
Pemerintah
Cerita Lestari dari KG Media, Upaya Tanam Mangrove demi Masa Depan Berkelanjutan
Cerita Lestari dari KG Media, Upaya Tanam Mangrove demi Masa Depan Berkelanjutan
Swasta
Bank Dunia Pakai Standar Baru Kemiskinan, Kenapa BPS Masih Pakai yang Lama?
Bank Dunia Pakai Standar Baru Kemiskinan, Kenapa BPS Masih Pakai yang Lama?
Pemerintah
Kisah Beverly dan Jeff Morris, Rumahnya Kekeringan Setelah Proyek AI Meta
Kisah Beverly dan Jeff Morris, Rumahnya Kekeringan Setelah Proyek AI Meta
Swasta
Prabowo Serahkan HTI untuk Konservasi Gajah, Ahli Jelaskan Cara Membuatnya Efektif
Prabowo Serahkan HTI untuk Konservasi Gajah, Ahli Jelaskan Cara Membuatnya Efektif
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau