Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efisiensi Anggaran, Kemenhut Ajak Swasta untuk Konservasi Satwa Liar

Kompas.com - 18/02/2025, 18:14 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Kehutanan, ikut terdampak kebijakan efisiensi anggaran.

Dirjen KSDAE Kemenhut, Satyawan Pudyatmoko, mengatakan nilai pemangkasan anggaran mencapai miliaran rupiah. Namun, ia tak memerinci total anggaran yang terkena efisiensi.

"Di tengah-tengah efisiensi anggaran berarti kan APBN-nya menurun. Ini kami bisa mengarahkan ke program-program yang lebih tepat sasaran," ungkap Satyawan saat ditemui di Kantor Kemenhut, Jakarta Pusat, Selasa (18/2/2025).

Satyawan menyebut, selain dari APBN dan APBD, pendanaan konservasi diperoleh dengan menggandeng swasta. Dengan demikian, tak ada target konservasi yang dikurangi.

"Jadi ada potensi private sector yang ternyata potensinya sangat besar dan punya willingness yang sangat bagus," jelas dia.

Baca juga: Belajar Usaha Bambu Lestari dari Orang Flores 

Setyawan mencontohkan proyek Java-Wide Leopard Survey yang digagas Kemenhut bersama Yayasan Sintas Indonesia. Inisiatif itu mendapatkan bantuan dari tujuh perusahaan swasta.

Perusahaan berperan menyediakan camera trap untuk mendeteksi macan tutul jawa di 21 bentang alam yang telah ditargetkan.

Sejauh ini, ada 34 macan tutul jawa yang telah terdeteksi di enam lokasi yakni Rawa Danau, Gunung Burangrang, Gunung Ciremai, Sindoro-Dieng, Panusupan, dan Bromo Tengger- Semeru selatan.

Sementara itu, hasil analisa genetika yang dilakukan di Laboratorium Analisis Genetik Satwa Liar Universitas Gajah Mada (UGM) mengidentifikasi 70 sampel kotoran milik macan tutul jawa.

"Dari hasil yang sudah ada, 37 sampel berasal dari individu (macan tutul jawa) jantan dan 18 sampel dari individu betina," ujar Satyawan.

Satyawan mengatakan, survei ini dimulai sejak Februari 2024 untuk mengetahui jumlah macan tutul jawa yang kini terancam punah.

Baca juga: EV Dorong Efisiensi Anggaran, Kurangi Impor dan Subsidi BBM

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau