JAKARTA, KOMPAS.com - Penelitian Net Zero Waste Management Consortium (NZWMC) mengungkap bahwa kemasan saset dan gelas air mineral sekali pakai turut mendominasi timbulan sampah di tempat pembuangan akhir di enam kota.
Founder NZWMC, Ahmad Safrudin, mengatakan riset dilakukan di Surabaya, DKI Jakarta, Bali, Medan, Samarinda, dan Makassar. Pihaknya mengidentifikasi 25 sampah plastik yang menjadi masalah utama di TPA.
"Sampah saset cukup banyak timbulannya, termasuk di kawasan yang sudah settled peruntukannya atau bukan tempat sampah. Timbulan sampah kemasan saset didominasi oleh produk shampoo, minuman berperisa, deterjen, penyedap rasa, dan lain-lain," kata Safrudin dalam acara Kompas.com Talks bertajuk "Mitos Vs Fakta: Benarkah Semua Plastik adalah Sampah," di Jakarta Pusat, Jumat (21/2/2025).
Selain itu, produk yang diidentifikasi lainnya ialah botol plastik, wadah pasta gigi, hingga popok bayi. Menurut Safrudin, sampah plastik juga masih belum dikelola secara efektif sehingga masih menyebabkan penumpukan limbah di TPA atau TPS.
"Fakta di kota, kami melihat bahwa 60 persen sampah kita adalah sampah organik, sekitar 40 persen anorganik. Nah untuk sampah anorganik, bobotnya kisarannya 15-18 persen dari total sampah di kota, tetapi plastik bisa sekitar 80 persen," jelas Safrudin.
Baca juga: HPSN 2025, Kompas.com Gelar Diskusi Pengelolaan Sampah Plastik
Penelitian itu melaporkan, sampah di Surabaya didominasi sampah organik yang mencapai 56 persen sedangkan 44 persen merupakan sampah anorganik.
Sementara, sampah di Jakarta juga didominasi organik sebesar 54 persen dengan 50 persen sampah sisa makanan, sementara 4 persennya dedaunan atau kayu.
Sampah di Bali didominasi sampah organik mencapai 58 persen, sementara sisanya 42 persen sampah anorganik. Sampah organik di Medan mencapai 51 persen dan 46 persen merupakan sampah sisa makanan.
Kemudian, sampah organik di Samarinda mencapai 60 persen dengan 40 persen sampah anorganik. Terakhir, sampah organik di Makassar sebanyak 54 persen dengan 44 persen sisanya merupakan sampah anorganik.
"Audit sampah dilakukan di enam kota dengan teknik sampling antara 12-17 mencakup TPS, TPA dan berbagai lokasi seperti pinggir jalan, badan sungai dan lain-lain. Audit berhasil mengidentifikasi 1,9 juta sampah dari enam kota yang terdiri atas 635 jenis sampah," papar Safrudin.
Dari jumlah tersebut, serpihan plastik menempati urutan pertama, disusul plastik kresek, bungkus mi instan, gelas air mineral sekali pakai, dan botol minuman bersoda.
"Keberadaan sampah kemasan TPA mengindikasikan belum efektifnya program pengurangan sampah sebagaimana komitmen produsen," imbuh dia.
Baca juga: Tak Semua Plastik Jadi Sampah, Format dan Sistem Daur Ulang Penentunya
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya