KOMPAS.com - Pembangunan lintasan ikan di Indonesia masih minim keterlibatan dari masyarakat. Padahal, peran masyarakat sangat penting dalam menjaga lintasan ikan.
Hal tersebut disampaikan Kepala Pusat Riset Konservasi Sumber Daya Laut dan Perairan Darat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Arif Wibowo dalam pelatihan bertajuk Social Research Training for Fish Conservation Scientists di Gedung BJ Habibie, Jakarta, Senin (24/2/2025).
Untuk diketahui, lintasan ikan dirancang untuk memfasilitasi migrasi ikan melintasi bangunan melintang sungai, seperti bendungan atau penghalang lainnya.
Baca juga: Bendungan Bisa Dimanfaatkan untuk PLTA dan PLTS Terapung
"Kita perlu riset-riset sosial untuk meningkatkan persepsi masyarakat pentingnya lintasan ikan ini," kata Arif dikutip dari situs web BRIN.
Arif menambahkan, dalam riset lintasan ikan selama ini, fokusnya pada aspek biologi, seperti biodiversitas ikan yang terdapat pada bendungan.
Akan tetapi, penelitian sosial mengenai masyarakat terkait lintasan ikan masih sedikit.
"Dengan penelitian sosial, peneliti dan pemangku kepentingan dapat memperoleh pemahaman keterkaitan antara pembangunan lintasan ikan untuk keamanan pangan, keamanan energi, sekaligus ketersediaan protein dan nutrien untuk masyarakat," ucap Arif.
Baca juga: Ikut WWF ke-10 di Bali, Hutama Karya Pamer 17 Bendungan yang Dibangun
Selain itu, riset sosial juga penting untuk memvaluasi atau memberikan nilai seberapa penting keberadaan ikan di sungai.
"Ini harus ditanya betul-betul ke masyarakat dan nanti bisa kita lihat perkiraan nilai valuasi ekonominya akan seperti apa," jelas Arif.
Pada implementasinya, ujar Arif, lintasan ikan tidak hanya memberikan pengaruh dari aspek ekologis tetapi juga sosial, terutama pada komunitas masyarakat yang bergantung pada sumber daya perikanan.
Karena itu, diperlukan pemahaman bagi para peneliti di bidang konservasi ikan terkait penggunaan metode ilmiah dalam penelitian sosial.
"Setiap penelitian ilmu alam pasti melibatkan ilmu sosial. Dengan ilmu sosial, kita akan mengetahui bagaimana persepsi masyarakat tentang konservasi ikan. Tidak hanya kepada masyarakat lokal, tetapi juga berbagai pemangku kepentingan," jelas Arif.
Baca juga: Merawat Bendungan di Tengah Krisis Iklim
Dia menegaskan, lintasan ikan diperlukan demi melindungi populasi ikan yang membutuhkan migrasi dan mencegah terjadinya fragmentasi habitat.
Di Indonesia, lintasan ikan sudah ada di berbagai bendungan. Contohnya di Pulau Sumatera, lintasan ikan terdapat di Perjaya-Sumatera Selatan, Batanghari-Jambi, dan Sei Ular-Sumatera Utara.
Kemudian di Pulau Jawa, sudah dibangun lintasan ikan di Sungai Opak-Yogyakarta.
"Ada sekitar tiga fishway (jalur ikan) sudah dibangun di sana. Itu bukan bendungan, tapi sebenarnya penahan sedimen yang kemudian ada jalur ikannya," kata Arif.
Baca juga: Menurut Basuki, Bendungan Bisa Atasi Ancaman Perubahan Iklim
Adapun jalur ikan yang sudah memperhatikan kondisi lokal, sebut Arif, terdapat di Sungai Citatih-Sukabumi.
"Yang menarik, Sukabumi satu-satunya kabupaten yang memiliki peraturan daerah di mana setiap pembangunan bendungan wajib dibuat lintasan ikan," ujar Arif.
Sedangkan di Sulawesi, lintasan ikan telah dibangun di Bendungan PLTA Poso-Sulawesi Tengah.
Lebih lanjut Arif mengatakan, BRIN bersama Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) dan Charles Sturt University (CSU) telah melakukan riset terkait lintasan ikan, untuk pengelolaan sumber daya perairan sungai yang berkelanjutan.
Baca juga: 248 Bendungan Dimanfaatkan demi Energi Hijau, Ini Potensinya
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya