Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pramono Dwi Susetyo
Pensiunan

Pemerhati masalah kehutanan; penulis buku

Banjir Bandang di Hulu

Kompas.com, 4 Maret 2025, 15:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Berdasarkan debit air Sungai Ciliwung tahun 1989 -2009, rata rata rasio debit air maks dan debit air min sebesar 151,64. Q maks/Q min tertinggi dicapai pada tahun 1998, yaitu sebesar 253,22. Sedangkan Q maks/Q min terendah pada tahun 2008, yaitu sebesar 11,59.

Sebagai daerah tangkapan air yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekologis bagi daerah di bawahnya (daerah tengah dan hilir), daerah hulu DAS Ciliwung telah mengalami degradasi dan alih fungsi lahan yang sangat masif terutama peruntukan kawasan hutan maupun penutupan hutannya (forest coverage).

Tahun 1981, kawasan hutan hulu DAS Ciliwung masih berkisar 29,96 persen, menyusut menjadi 21,07 persen pada 1990. Data terbaru luas kawasan hutannya kini tinggal 8,9 persen saja.

Baca juga: Adu Mulut Trump Vs Zelensky dan Kartu Truf Mineral

Berdasarkan data Forest Watch Indonesia, hulu Ciliwung memang terus-menerus dieksploitasi. Pada 2009, ada 879,81 ha hutan lindung justru menjadi perkebunan; 337,61 ha hutan konservasi juga menjadi perkebunan; 322,37 ha hutan lindung menjadi tegalan; dan 53,67 ha hutan konservasi berubah jadi tegalan.

Deforestasi di Puncak, kawasan Gunung Pangrango, menurut Forest Watch Indonesia, telah mencapai 66 kali luas Kebun Raya Bogor.

Jadi banjir bandang di Puncak Bogor yang menimpa warga di Kampung Pensiunan, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Megamendung yang masuk DAS Ciliwung hulu saat ini merupakan peringatan keras bagi warga yang bermukim di sekitar daerah hulu.

Warga jangan menutup akses air hujan berinfiltasi masuk ke dalam tanah secara keseluruhan  dengan bangunan beton/cor semen jalan atau selokan khususnya daerah-daerah yang berpemikiman padat penduduk sehingga menghambat air masuk ke sungai Ciliwung melalui subsurface run off.

Bila apa yang disinyalir oleh Hidayat Pawitan, ahli hidrologi IPB University, koefoisien limpasan air permukaan di Puncak sudah mencapai 90 persen benar, maka wajar apabila banjir bandang terjadi di Kecamatan Cisarua maupun Kecamatan Megamendung.

Akibat masifnya alih fungsi lahan hutan/tutupan hutan di kedua Kecamatan tersebut (Cisarua dan Megamendung) yang mempunyai luas 4.600 ha, maka hampir dipastikan bahwa dari luas 4.600 ha tersebut, hanya 10 persen yang mempunyai tutupan hutan dengan baik.

Sisanya 4.120 ha wilayah tersebut tidak mempunyai tutupan hutan (non forested) alias daerah terbuka sehingga surafe runn off dapat mencapai 90 persen.

Wajar banjir bandang terjadi secara lokal di daerah hulu tanpa harus menunggu di daerah DAS Ciliwung bagian tengah apalagi DAS Ciliwung di hilir.

Perlu digaris bawahi bahwa alih fungsi lahan hutan/tutupan hutan yang masif akan mengurangi kemampuan infiltrasi air hujan masuk kedalam tanah secara signifikan.

Meskipun kebun teh juga mempunyai fungsi perlindungan terhadap kemampuan menyerap air (Menurut Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi lebih dari 1000 ha perkebunan teh di Puncak telah beralih fungsi), namun urusan kemampuan menyerap air kedalam tanah hanya kawasan hutan lindung dan cagar alam yang sangat efektif menyimpan air.

Penelitian menyebutkan bahwa hutan dengan pohon berdaun jarum mampu membuat 60 persen air hujan terserap tanah.

Baca juga: Banjir Jakarta Rendam 105 RT, Pemprov Klaim Pompa Air Berfungsi Normal

Sementara, hutan dengan pohon berdaun lebar mampu menyerap 80 persen air hujan terserap tanah.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Drone Berperan untuk Pantau Gajah Liar Tanpa Ganggu Habitatnya
Drone Berperan untuk Pantau Gajah Liar Tanpa Ganggu Habitatnya
Swasta
6 Kukang Sumatera Dilepasliar di Lampung Tengah
6 Kukang Sumatera Dilepasliar di Lampung Tengah
Pemerintah
RI dan UE Gelar Kampanye Bersama Lawan Kekerasan Digital terhadap Perempuan dan Anak
RI dan UE Gelar Kampanye Bersama Lawan Kekerasan Digital terhadap Perempuan dan Anak
Pemerintah
UNCTAD Peringatkan Sistem Perdagangan Dunia Rentan Terhadap Risiko Iklim
UNCTAD Peringatkan Sistem Perdagangan Dunia Rentan Terhadap Risiko Iklim
Pemerintah
Tak Perbaiki Tata Kelola Sampah, 87 Kabupaten Kota Terancam Pidana
Tak Perbaiki Tata Kelola Sampah, 87 Kabupaten Kota Terancam Pidana
Pemerintah
Bencana di Sumatera, Menteri LH Akui Tak Bisa Rutin Pantau Jutaan Unit Usaha
Bencana di Sumatera, Menteri LH Akui Tak Bisa Rutin Pantau Jutaan Unit Usaha
Pemerintah
DP World: Rantai Pasok Wajib Berubah untuk Akhiri Krisis Limbah Makanan
DP World: Rantai Pasok Wajib Berubah untuk Akhiri Krisis Limbah Makanan
LSM/Figur
KLH Periksa 8 Perusahaan terkait Banjir Sumatera, Operasional 4 Perusahaan Dihentikan
KLH Periksa 8 Perusahaan terkait Banjir Sumatera, Operasional 4 Perusahaan Dihentikan
Pemerintah
TN Way Kambas Sambut Kelahiran Bayi Gajah Betina, Berat 64 Kilogram
TN Way Kambas Sambut Kelahiran Bayi Gajah Betina, Berat 64 Kilogram
LSM/Figur
Menteri LH Sebut Kayu Banjir Bukan dari Hulu Batang Toru
Menteri LH Sebut Kayu Banjir Bukan dari Hulu Batang Toru
Pemerintah
TPA Suwung Bali Ditutup 23 Desember 2025, Ini Alasannya
TPA Suwung Bali Ditutup 23 Desember 2025, Ini Alasannya
Pemerintah
COP30 Gagal Sepakati Penghentian Bahan Bakar Fosil, RI Diminta Perkuat Tata Kelola Iklim
COP30 Gagal Sepakati Penghentian Bahan Bakar Fosil, RI Diminta Perkuat Tata Kelola Iklim
Pemerintah
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
LSM/Figur
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
Swasta
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau