Banjir ketinggian 1–4 meter menggenangi daerah-daerah pemukiman di beberapa daerah di Bekasi, Jakarta, Tangerang, dan Depok selama dua hari terakhir.
Banjir juga menyebabkan akses lalu lintas terputus karena beberapa jalanan utama teredam air.
Di Kota Bekasi, banjir merendam delapan dari total 12 kecamatan. Wali Kota Bekasi Tri Adhianto saat rapat bersama dalam rapat koordinasi bersama Kepala BNPB Suharyanto dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno, Selasa, melaporkan aktivitas publik di delapan kecamatan yang terendam banjir lumpuh total.
Baca juga: BNPB Semai 26 Ton Garam dalam Sepekan, Kendalikan Hujan Ekstrem
Tri melanjutkan, banjir paling parah terjadi di sepanjang lintasan Sungai Bekasi, terutama di area pertemuan Kali Cikeas dan Kali Cileungsi.
Ketinggian air dilaporkan mencapai lebih dari 8 meter, lebih tinggi dibandingkan banjir pada tahun 2016 dan 2020.
Menurut Tri, banjir disebabkan oleh meluapnya air dari tanggul yang dibangun Balai Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BWSCC).
Selain itu, ada juga patahan dan tanggul yang belum terbangun di sepanjang sungai sehingga memperparah dampak banjir.
"Ketinggian air mencapai lebih dari delapan meter sehingga air melimpas dari tanggul yang sudah dibangun. Di beberapa titik, tanggul belum selesai dibangun sehingga dampaknya sangat besar," ucap Tri.
Baca juga: Jelang Tahun Baru 2025, Curah Hujan Jakarta Turun 38 Persen karena 8 Ton Garam
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya