Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emisi Karbon UE Turun 5 Persen pada 2024

Kompas.com, 7 April 2025, 14:30 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Upaya Uni Eropa untuk mengurangi emisi karbon melalui pasar karbon mereka membuahkan hasil yang positif.

Komisi UE menyebut emisi karbon dioksida di Uni Eropa yang diatur oleh sistem perdagangan emisi (ETS) mereka menurun signifikan pada tahun 2024.

Penurunan sebesar 5 persen tersebut didorong oleh pengurangan di sektor listrik.

Sebagai informasi, sekitar 45 persen dari total emisi gas rumah kaca Uni Eropa diatur oleh ETS, yang merupakan program utama blok beranggotakan 27 negara untuk mengatasi pemanasan global dengan mengenakan biaya bagi pihak yang mengeluarkan karbon dioksida (CO2).

Sistem tersebut mewajibkan para pabrikan, perusahaan energi, dan perusahaan penerbangan untuk membayar jumlah CO2 yang mereka keluarkan melalui penyerahan izin karbon.

Baca juga: 30 Perusahaan Luncurkan Inisiatif untuk Tingkatkan Pasar Karbon

Jika mereka ingin mengeluarkan lebih banyak, mereka harus membeli izin dari perusahaan lain yang emisinya lebih rendah. Ini memberikan insentif ekonomi bagi perusahaan untuk mengurangi emisi mereka.

Dengan adanya pengurangan emisi Sistem Perdagangan Emisi, seperti dikutip dari Reuters, Senin (7/4/2025) Komisi UE pun mengungkapkan emisi berhasil dikurangi setengahnya sejak tahun 2005.

Uni Eropa pun optimis akan mencapai target pengurangan emisi sebesar 62 persen pada tahun 2030, menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam upaya Uni Eropa untuk memerangi perubahan iklim.

Sektor pembangkit listrik menjadi penyumbang terbesar dalam penurunan emisi karbon dioksida di bawah sistem perdagangan emisi Uni Eropa pada tahun 2024, dengan penurunan mencapai 12 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa upaya pengurangan emisi di sektor tersebut berjalan lebih cepat dibandingkan sektor lainnya.

Menurut komisi UE ada peningkatan produksi listrik dari energi terbarukan sebesar 8 persen dan tenaga nuklir sebesar 5 persen, yang dipadukan dengan penurunan penggunaan gas sebesar 8 persen serta batu bara sebesar 15 persen.

Baca juga: PwC Sarankan 7 Langkah untuk Maksimalkan Potensi Pasar Karbon Indonesia

Sementara itu, emisi dari sektor industri stabil, dengan penurunan 5 persen emisi dari sektor semen diimbangi oleh kenaikan 7 persen di sektor pupuk.

Sedangkan emisi dari sektor penerbangan meningkat sekitar 15 persen, yang menurut Komisi UE disebabkan oleh perluasan cakupan geografis dengan dimasukkannya penerbangan non-domestik.

Sistem ETS sendiri juga diperluas untuk mencakup sebagian emisi maritim pada tahun lalu, dengan 72 juta ton CO2 dilaporkan untuk tahun 2024.

Harga karbon dalam ETS turun sekitar 4,5 persen pada pekan lalu menjadi 63 euro per ton metrik sejalan dengan penurunan tajam di pasar lain setelah China mengumumkan tarif balasan terhadap barang-barang AS, yang memicu kekhawatiran resesi global.

Harga karbon telah turun sekitar 25 persen sejak puncaknya tahun ini yakni pada Januari lalu.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Menjaga Bumi Nusantara Melalui Kearifan Lokal
Menjaga Bumi Nusantara Melalui Kearifan Lokal
Pemerintah
Tingkatkan Produktivitas Lahan, IPB Latih Petani Kuasai Teknik Agroforestri
Tingkatkan Produktivitas Lahan, IPB Latih Petani Kuasai Teknik Agroforestri
Pemerintah
Desa Utak Atik di Serangan Bali Hadirkan Inovasi Lampu Nelayan hingga Teknologi Hijau
Desa Utak Atik di Serangan Bali Hadirkan Inovasi Lampu Nelayan hingga Teknologi Hijau
LSM/Figur
Pasca-Siklon Senyar, Ilmuwan Khawatir Populasi Orangutan Tapanuli Makin Terancam
Pasca-Siklon Senyar, Ilmuwan Khawatir Populasi Orangutan Tapanuli Makin Terancam
Pemerintah
Adaptasi Perubahan Iklim, Studi Temukan Beruang Kutub Kembangkan DNA Unik
Adaptasi Perubahan Iklim, Studi Temukan Beruang Kutub Kembangkan DNA Unik
Pemerintah
Permintaan Meningkat Tajam, PBB Peringatkan Potensi Krisis Air
Permintaan Meningkat Tajam, PBB Peringatkan Potensi Krisis Air
Pemerintah
Bibit Siklon Tropis Terpantau, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Bibit Siklon Tropis Terpantau, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Pemerintah
Masyarakat Adat Terdampak Ekspansi Sawit, Sulit Jalankan Tradisi hingga Alami Kekerasan
Masyarakat Adat Terdampak Ekspansi Sawit, Sulit Jalankan Tradisi hingga Alami Kekerasan
LSM/Figur
Limbah Cair Sawit dari RI Diterima sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan
Limbah Cair Sawit dari RI Diterima sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan
LSM/Figur
BRIN Catat Level Keasaman Laut Paparan Sunda 2 Kali Lebih Cepat
BRIN Catat Level Keasaman Laut Paparan Sunda 2 Kali Lebih Cepat
Pemerintah
Belajar dari Sulawesi Tengah, Membaca Peran Perempuan Ketika Bencana Menguji
Belajar dari Sulawesi Tengah, Membaca Peran Perempuan Ketika Bencana Menguji
LSM/Figur
ILO Dorong Literasi Keuangan Untuk Perkuat UMKM dan Pekerja Informal Indonesia
ILO Dorong Literasi Keuangan Untuk Perkuat UMKM dan Pekerja Informal Indonesia
Pemerintah
ULM dan Unmul Berkolaborasi Berdayakan Warga Desa Penggalaman lewat Program Kosabangsa
ULM dan Unmul Berkolaborasi Berdayakan Warga Desa Penggalaman lewat Program Kosabangsa
Pemerintah
PLTS 1 MW per Desa Bisa Buka Akses Energi Murah, tapi Berpotensi Terganjal Dana
PLTS 1 MW per Desa Bisa Buka Akses Energi Murah, tapi Berpotensi Terganjal Dana
LSM/Figur
Bulu Babi di Spanyol Terancam Punah akibat Penyakit Misterius
Bulu Babi di Spanyol Terancam Punah akibat Penyakit Misterius
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau