KOMPAS.com - Perusahaan pemulihan lingkungan, Mast Reforestation menemukan cara baru untuk mengurangi emisi karbon yang meningkat karena kebakaran hutan, yaitu dengan mengubur pohon-pohon yang sudah terbakar di tempat khusus yang bebas oksigen.
Perusahaan ini mengubur pohon-pohon yang sudah terbakar di tempat khusus yang bebas oksigen menggunakan teknologi yang dikenal sebagai penghilangan dan penyimpanan karbon biomassa.
Dengan cara ini, karbon dari pohon tidak terlepas ke udara, dan mereka bisa mendapatkan kredit karbon lebih cepat daripada metode tanam pohon kembali seperti yang biasa dilakukan.
Baca juga: Ditambang Secara Ilegal, Kerusakan Hutan Pendidikan Unmul Capai 3,6 Hektare
Kredit karbon sendiri merupakan semacam izin bagi perusahaan untuk “mengimbangi” emisi gas rumah kaca mereka. Jika sebuah perusahaan mengeluarkan banyak karbon, mereka bisa membeli kredit ini dari pihak lain yang membantu menyerap atau mencegah emisi karbon.
Dengan cara baru yang dimiliki oleh Mast Reforestation, hutan yang sebelumnya hangus terbakar bisa mendapatkan kredit karbon lebih cepat.
Ketimbang penanaman kembali secara tradisional, dengan menggunakan cara baru ini lahan bekas kebakaran ditanami kembali dengan bibit pohon asli dan memakan biayanya yang lebih terjangkau dibandingkan hanya mengandalkan pemulihan dengan melakukan penanaman pohon kembali biasa.
“Kami telah mencoba menjalankan cara ini. Kami mengambil beberapa kayu gelondongan yang sudah terbakar dan menguburnya di bawah tanah, sehingga mampu mengunci karbon dan menghasilkan kredit karbon dalam jangka waktu yang lebih pendek sehingga memungkinkan perusahaan untuk menghentikan dampak dari kebakaran ini paling cepat pada bulan Februari mendatang, sekaligus membiayai reboisasi sebagai bagian dari itu.” ujar Brady Paron, direktur kemitraan pasar karbon di Mast Reforestation, sebagaimana dikutip dari greenbiz, Trellis.net pada Kamis (10/04/2025)
Saat ini, Mast Reforestation bekerja sama dengan pemilik lahan di Montana untuk mengubur pohon yang terbakar di area seluas 900 hektare. Nantinya, tempat itu akan ditanami kembali dengan bibit dari pembibitan milik Mast.
Teknologi penting untuk terus dikembangkan, sebab Kebakaran hutan yang terjadi di AS akhir-akhir ini semakin memberikan dampak yang lebih parah dibandingkan sebelumnya
Perlu diketahui bahwa pohon yang terbakar masih bisa melepaskan karbon ke udara dan bahkan bisa menjadi sumber kebakaran lagi. Reboisasi (penanaman ulang hutan) butuh waktu dan dana besar.
Baca juga: Kisah Heroik Pria Indonesia di Korsel, Selamatkan Puluhan Warga dari Kebakaran Hutan
Sayangnya, di saat yang sama bantuan dari pemerintah AS untuk hal ini makin sedikit.
Meski cara ini masih memiliki beberapa tantangan teknis lainnya juga, seperti mengukur emisi selama proses penguburan dan bagaimana cara mengelola suhu serta kelembapan di lokasi penguburan pohon. Tapi investor yakin Mast bisa jadi mitra penting, termasuk untuk kerja sama dengan pemerintah.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya