Kuncinya, kata para penulis, adalah tidak bergantung 100 persen pada impor.
"Jika Anda mengimpor sebagian besar dari apa yang Anda butuhkan, itu adalah kerentanan. Jika semuanya berasal dari satu pihak lain, ada banyak risiko bahwa beberapa bencana alam atau konflik geopolitik dapat mengganggu pasokan itu," kata Davis.
Hasil studi menunjukkan, negara-negara yang tetap mempertahankan bahan bakar fosil dalam bauran energi primernya juga bisa menurunkan keamanan energi.
"Pada akhirnya, yang menggembirakan adalah bahwa risiko perdagangan sebagian besar negara menurun dalam skenario NZE," tulis para penilit dalam kesimpulannya.
Mereka menambahkan, peningkatan terbesar sering terjadi di negara-negara yang mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil secara drastis.
Baca juga: Di Negara Minyak, Sekjen PBB Minta Subsidi Bahan Bakar Fosil Dipangkas
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya