KOMPAS.com — Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Peneliti transportasi di Universitas Teknologi Sydney, Robin Smit menunjukkan penggunaan mobil listrik bisa membantu menyelamatkan bumi.
Penelitian tersebut membandingkan mobil listrik dan mobil berbahan bakar bensin tradisional lalu melihat emisi siklus hidupnya.
Pada tahap awal, mobil konvensional dan mobil yang menggunakan listrik, tidak memiliki perbedaan emisi yang signifikan, masing-masing berada di angka 8,4 CO2 dan 7,9 CO2.
Baca juga: Pemerintah Pastikan Insentif Mobil Listrik Tetap Ada pada 2025
Barulah, saat ditambahkan baterai untuk mobil listrik, mobil tersebut mengalami peningkatan kandungan emisi karbon.
Namun, para ahli mengatakan, bahwa kandungan emisi yang dikandung mobil listrik akan menurun seiring banyaknya komponen baterai yang dibuat menggunakan energi terbarukan.
“Dibutuhkan energi untuk memproduksi baterai di dekarbonisasi, sehingga emisi pada baterai bisa lebih rendah,” ujar peneliti transportasi di Universitas Teknologi Sydney, Robin Smit, sebagaimana dikutip dari ABC.net pada Selasa (22/04/2025)
Sampai di sini, mobil yang menggunakan bahan bakar listrik memang menyimpan lebih banyak emisi karbon pada baterai yang mereka gunakan.
Biro Statistik Australia (ABS) memperkirakan rata-rata mobil Australia melaju sekitar 12.600 kilometer setahun, atau 189.000 kilometer selama masa pakainya.
Maka proses uji coba dijalan ini dilakukan berdasarkan angka tersebut.
Saat diuji coba di jalanan, mobil berbahan bakar bensin menghasilkan lebih banyak emisi karbon, hampir 46 ton CO2. Berbanding jauh dengan mobil yang menggunakan bahan bakar listrik yang hanya menghasilkan 10 ton CO2.
Emisi 46 ton CO2 yang dihasilkan itu sudah termasuk dengan memperhitungkan emisi yang berasal dari kegiatan penyulingan BBM.
“Selain itu, ada juga biaya emisi gas rumah kaca selama proses pengadaan hingga pengisian bahan bakar mobil agar dapat beroperasi,” kata Profesor Smit.
Baca juga: Mobil Listrik Karya Mahasiswa Palangkaraya Bakal Bertarung di Jakarta
Lebih lanjut Smit mengatakan bahwa penggunaan penggunaan BBM tidaklah efisien, hanya 20-30 persen bahan bakar yang digunakan untuk bisa membuat mobil berjalan. Selebihnya terbakar menjadi polusi.
Sampai sini, mobil yang menggunakan BBM menghasilkan lebih banyak emisi karbon dan menjadi penyebab pencemaran jika dibandingkan dengan mobil listrik.
Bahkan jika komposisi listrik yang digunakan lebih banyak menggunakan energi baru terbarukan, dalam penelitian ini, diproyeksikan pada tahun 2030, mobil listrik yang sama akan menghasilkan emisi yang lebih rendah.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya