MAKASSAR, KOMPAS.com - Big Bananass, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) asal Makassar, Sulawesi Selatan memulai bisnisnya sejak 2017 dengan menggandeng ibu-ibu.
Pemilik Big Bananass, Indri Nova Lestari, menjelaskan bahwa awalnya dirinya hanya iseng membuka usaha nuget pisang yang diberi beragam topping.
Tak disangka, produknya itu digemari banyak orang. Indri pun merambah ke jenis produk lain, yakni kripik pisang dengan empat varian.
"Awalnya untuk bagian produksi, kami memang memanfaatkan tetangga sekitar," ungkap Indri dalam konferensi pers yang digelar Tokopedia dan TikTok Shop, Selasa (22/4/2025).
Baca juga: Transformasi Industri Elektronik, Gandeng UMKM dan Kurangi Emisi Karbon
"Jadi untuk tetangga sekitar, kami mengambil di umur 40-50 ibu-ibu di gang. Ibu-ibu sekitar dari tempat produksi Big Bananass," imbuh dia.
Dalam satu hari, pihaknya membutuhkan 300 sisir pisang untuk dibuat menjadi kripik. Produksi dilakukan mulai pukul 06.00 WITA, untuk didistribusikan ke 15 cabang toko yang tersebar di Makassar.
Selain toko offline, Indri juga menjual produknya secara online melalui live streaming.
"(Tantangan) salah satunya untuk jaman sekarang pelaku usaha tambah ramai. Tetapi, bagusnya sekarang untuk jualan sebenarnya lebih gampang. Karena mungkin dibarengi dengan zaman yang digital, asal kita mau berusaha saja," ucap Indri.
Baca juga: Atasi Tantangan UMKM, Akademisi UC Usul Bentuk Badan Nasional
Dia mengaku penjualan online dengan live streaming dilakukan selama 10 jam per hari. Menurut Indri, untuk menarik perhatian calon konsumen, host akan menunjukkan tumpukan kripik pisang yang dapat menggugah selera. Omzet penjualan pun melonjak hingga 90 persen.
"Kami memang rajin ikut kampanye di Ramadhan Extra Sale (Tokopedia) kemarin, ada juga Crazy Deals, macam-macam sih kampanye-nya. Tetapu kalau untuk Big Bananas semua kampanye ikut," papar Indri.
Adapun produk kripik pisangnya bisa dikirimkan ke seluruh Indinesia, dengan wahtu kedaluwarsa sampai satu bulan setelah produksi.
Dalam kesempatan yang sama, Communications Senior Lead Tokopedia and TikTok E-commerce, Antonia Adega, menyebutkan industri makanan dan minuman memiliki potensi yang sangat besar.
Baca juga: TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik
Karena itu, pihaknya mendorong kemajuan pelaku usaha di berbagai wilayah, termasuk Sulawesi Selatan lewat berbagai kampanye yakni Beli Lokal, Promo Guncang, dan Ramadan Ekstra Seru.
Pertumbuhan industri makanan dan minuman Indonesia pada kuartal II tahun 2024 mencapai 5,53 persen dan kontribusi terhadap PDB pada kuartal I tahun 2024 sebesar 6,97 persen.
"Ini menandakan industri makanan dan minuman di Indonesia punya potensi sangat baik terutama di momen besar seperti Imlek atau Lebaran yang tahun ini sama-sama terjadi pada kuartal I 2025," jelas Antonia.
Sejumlah produk yang paling laris antara lain cokelat, camilan, mentega, minyak, kue kering, dan hampers atau gift set. Kemudian disusul produk kecantikan, perawatan tubuh, serta fashion.
Baca juga: Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya