Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Startup Filipina Ajak Petani Pakai AI, Bukan Intuisi, agar Tak Rugi

Kompas.com - 23/04/2025, 14:00 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Agriconnect PH, startup pertanian asal Filipina, tengah mengembangkan sebuah aplikasi berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk mengatasi masalah gagal panen dan memperkuat ketahanan pangan nasional.

Aplikasi inovatif ini dirancang untuk mendeteksi dini tanda-tanda stres pada tanaman, seperti kekeringan atau serangan hama. Dengan data yang dikumpulkan secara real-time, petani dapat mengambil langkah cepat sebelum kerusakan menjadi parah.

“Ini membuat petani dan pelaku usaha pertanian lebih efisien dalam mengambil tindakan sebelum terlambat,” ujar Aldrin Soj Gamayon, mahasiswa tahun keempat jurusan Manajemen Teknologi Komunikasi di Universitas Ateneo de Manila, seperti dikutip Sustainability News pada Rabu (23/04/2025).

Pertanian di Filipina: Topan, Perubahan Iklim, dan Ketergantungan pada Intuisi

Sektor pertanian merupakan tulang punggung ekonomi Filipina, menyumbang 8,9 persen PDB pada tahun 2024 dan menciptakan lapangan kerja bagi lebih dari 10 juta orang.

Namun, para petani Filipina menghadapi tantangan serius seperti:

  • Rata-rata 20 topan per tahun, setengahnya berdampak langsung pada lahan pertanian.
  • Banjir besar dan kerusakan tanaman akibat perubahan iklim.
  • Ketergantungan pada pengamatan manual dan intuisi dalam mendeteksi penyakit atau kondisi buruk tanaman.

Gamayon menekankan bahwa pendekatan konvensional ini sering kali terlambat.

“Saat daun mulai menguning, biasanya hanya sekitar 30 persen dari tanaman yang bisa diselamatkan,” jelasnya.

Baca juga: BRIN Kembangkan Finebubble, Tingkatkan Produktivitas Pertanian dan Peternakan

Solusi Teknologi: Sensor Pintar dan Sistem Peringatan Dini

Untuk mengatasi masalah ini, Agriconnect PH menanamkan sensor pintar di titik-titik strategis di lahan pertanian guna memantau:

  • Kelembapan tanah
  • Aktivitas hama
  • Ketersediaan air

Sensor tersebut mengirimkan data ke mesin AI dalam aplikasi yang kemudian menganalisis kondisi dan mengeluarkan peringatan otomatis kepada petani.

Antarmuka aplikasi dirancang seperti sistem lampu lalu lintas:

  • Merah: Masalah kritis yang harus segera ditangani dalam 12–24 jam.
  • Kuning: Peringatan agar petani waspada dan terus memantau kondisi.
  • Hijau: Menunjukkan kondisi tanaman dan tanah yang normal.

Dirancang untuk Petani

Menyadari bahwa tidak semua petani memiliki pengetahuan teknis mendalam, tim pengembang Agriconnect PH mengutamakan desain antarmuka yang sederhana dan intuitif.

Petani hanya perlu mengetahui langkah praktis berdasarkan sinyal yang ditampilkan aplikasi.

“Kami ingin teknologi ini bisa dimanfaatkan oleh siapa saja, tanpa harus menjadi ahli IT,” ujar Gamayon.

Target Peluncuran dan Dampak Sosial

Per Maret 2025, aplikasi ini masih berada dalam tahap pengembangan dan direncanakan akan diluncurkan secara resmi pada 2026.

Agriconnect PH menetapkan target ambisius untuk memberdayakan satu juta petani Filipina hingga tahun 2030.

Dengan menggabungkan teknologi AI dan sensor pintar, Agriconnect PH berharap dapat membawa perubahan nyata dalam transformasi digital sektor pertanian di Filipina—mendorong produktivitas, efisiensi, dan ketahanan pangan yang lebih baik.

Baca juga: YDBA Bina 4 Sektor Utama UMKM, dari Manufaktur hingga Pertanian

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Kemenkeu Sebut APBN Gelontorkan Rp 610,12 Triliun untuk Aksi Iklim

Kemenkeu Sebut APBN Gelontorkan Rp 610,12 Triliun untuk Aksi Iklim

Pemerintah
Indonesia Bisa Ciptakan 2 Juta Green Jobs jika Jadi Hub Produksi EV

Indonesia Bisa Ciptakan 2 Juta Green Jobs jika Jadi Hub Produksi EV

Swasta
Indonesia Bisa Jadi Pemasok Besar Hidrogen Hijau Dunia, Begini Strateginya

Indonesia Bisa Jadi Pemasok Besar Hidrogen Hijau Dunia, Begini Strateginya

LSM/Figur
Sebar Kurban di Pelosok Maluku, Human Initiative Hadirkan Harapan untuk Warga

Sebar Kurban di Pelosok Maluku, Human Initiative Hadirkan Harapan untuk Warga

Advertorial
Mangrove Rumah bagi 700 Miliar Satwa Komersial, Kerusakannya Picu Krisis

Mangrove Rumah bagi 700 Miliar Satwa Komersial, Kerusakannya Picu Krisis

LSM/Figur
Ekspansi Pembangkit Listrik Gas Dikhawatirkan Bikin Energi Terbarukan Jalan di Tempat

Ekspansi Pembangkit Listrik Gas Dikhawatirkan Bikin Energi Terbarukan Jalan di Tempat

LSM/Figur
97 Persen Pemimpin Perusahaan Global Desak Transisi Listrik Terbarukan

97 Persen Pemimpin Perusahaan Global Desak Transisi Listrik Terbarukan

Swasta
PLN Mengaku Siap Kaji Pensiun Dini PLTU Batu Bara

PLN Mengaku Siap Kaji Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Pemerintah
Konsumen dan Investor akan Semakin Kritis terhadap 'Sustainability Washing'

Konsumen dan Investor akan Semakin Kritis terhadap "Sustainability Washing"

Swasta
Perusahaan yang Gabungkan AI dan Keberlanjutan Raih Keuntungan Lebih Tinggi

Perusahaan yang Gabungkan AI dan Keberlanjutan Raih Keuntungan Lebih Tinggi

Swasta
MIND ID-PT Timah Kembangkan Proyek Logam Tanah Jarang

MIND ID-PT Timah Kembangkan Proyek Logam Tanah Jarang

BUMN
KKP Rilis Panduan untuk Selamatkan 30 Persen Laut Indonesia

KKP Rilis Panduan untuk Selamatkan 30 Persen Laut Indonesia

Pemerintah
RI harus Selesaikan Isu 'Sustainability' Agar Produk Nikel Tembus Pasar Negara Maju

RI harus Selesaikan Isu "Sustainability" Agar Produk Nikel Tembus Pasar Negara Maju

Pemerintah
Perjanjian Paris Tanpa AS, Sekjen PBB: Transisi Energi Dunia Tak Terhentikan

Perjanjian Paris Tanpa AS, Sekjen PBB: Transisi Energi Dunia Tak Terhentikan

Pemerintah
Bagaimana agar Ambisi Indonesia Jadi Hub Produksi EV Terwujud?

Bagaimana agar Ambisi Indonesia Jadi Hub Produksi EV Terwujud?

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau