Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti BRIN Temukan Spesies Baru Keong Darat di Pulau Bacan

Kompas.com, 30 April 2025, 15:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil mengungkap satu spesies baru dan sembilan catatan sebaran baru keong darat di Pulau Bacan, Maluku Utara.

Hasil tersebut didapatkan dari ekspedisi yang dilaukan Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi (PRBE) BRIN Ayu Savitri Nurinsiyah bersama tim dan Universitas Muhammadiyah Maluku di Pulau Bacan pada 2022.

Dalam ekspedisi tersebut, Ayu dan tim berhasil mengoleksi 555 spesimen yang terdiri dari 27 spesies keong darat.

Baca juga: Status Keterancaman 12 Spesies Burung Naik, Degradasi hingga Perburuan Liar Biang Keladinya

Seluruh spesimen keong darat yang ditemukan di Pulau Bacan disimpan di Museum Zoologicum Bogoriense, Direktorat Pengelolaan Koleksi Ilmiah, BRIN, Cibinong.

Berdasarkan hasil telaah dari koleksi spesimen dan literatur hingga 2024, penelitian ini berhasil mencatat sebaran baru untuk sembilan spesies keong darat dan satu spesies baru yang belum pernah dikenal sebelumnya, yaitu Diancta batubacan.

Penemuan ini menjadikan jumlah total spesies keong darat di Pulau Bacan meningkat menjadi 56. Dari jumlah tersebut, 13 di antaranya tercatat hanya ditemukan di Pulau Bacan.

Spesies Trochomporpha ternatana menjadi spesies yang paling melimpah ditemukan.

Baca juga: 411 Spesies Jamur Terancam Punah karena Perubahan Iklim

"Penemuan ini sangat penting karena menunjukkan bahwa Pulau Bacan menjadi rumah yang baik bagi keanekaragaman hayati Indonesia termasuk keong darat, dan masih banyak keragaman hayati disana yang belum sepenuhnya terungkap," ujar Ayu dikutip dari siaran pers BRIN, Selasa (29/4/2025).

Penelitian ini dilakukan di lima lokasi yang mewakili keragaman habitat di Pulau Bacan, mulai dari kebun dan semak-semak hingga hutan karst yang unik.

Lokasi-lokasi ini dipilih untuk memahami keragaman habitat Pulau Bacan. Jumlah spesies keong darat paling banyak tercatat pada kawasan karst yang memiliki tutupan hutan, lebih tinggi dibandingkan lahan pertanian.

"Ini menegaskan bahwa hutan karst memiliki peran penting dalam mendukung populasi keong darat," tambah Ayu.

Baca juga: Spesies Cecak Ini Diberi Nama Pecel Madiun, Kenalkan Kuliner Nusantara Lewat Sains

Penelitian ini juga menyoroti pentingnya survei sistematis dan identifikasi integratif untuk memahami keragaman dan pola biogeografi keong darat di Maluku Utara, khususnya Pulau Bacan.

"Penelitian ini tidak hanya memperkaya pengetahuan kita tentang keanekaragaman hayati, tetapi juga memberikan gambaran lebih lengkap mengenai distribusi spesies di kawasan Wallacea," papar Ayu.

Sebelumnya, Ayu dan tim peneliti PRBE juga menemukan spesies baru keong darat di Pulau Moti, Maluku Utara yang diberi nama Palaina motiensis.

Dia menuturkan, masih banyak keanekaragaman hayati keong darat di Maluku Utara dan Wallacea yang menunggu untuk diungkap.

Baca juga: KLH: Sampah Plastik Ancam Lebih dari 800 Spesies Laut

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Menjaga Bumi Nusantara Melalui Kearifan Lokal
Menjaga Bumi Nusantara Melalui Kearifan Lokal
Pemerintah
Tingkatkan Produktivitas Lahan, IPB Latih Petani Kuasai Teknik Agroforestri
Tingkatkan Produktivitas Lahan, IPB Latih Petani Kuasai Teknik Agroforestri
Pemerintah
Desa Utak Atik di Serangan Bali Hadirkan Inovasi Lampu Nelayan hingga Teknologi Hijau
Desa Utak Atik di Serangan Bali Hadirkan Inovasi Lampu Nelayan hingga Teknologi Hijau
LSM/Figur
Pasca-Siklon Senyar, Ilmuwan Khawatir Populasi Orangutan Tapanuli Makin Terancam
Pasca-Siklon Senyar, Ilmuwan Khawatir Populasi Orangutan Tapanuli Makin Terancam
Pemerintah
Adaptasi Perubahan Iklim, Studi Temukan Beruang Kutub Kembangkan DNA Unik
Adaptasi Perubahan Iklim, Studi Temukan Beruang Kutub Kembangkan DNA Unik
Pemerintah
Permintaan Meningkat Tajam, PBB Peringatkan Potensi Krisis Air
Permintaan Meningkat Tajam, PBB Peringatkan Potensi Krisis Air
Pemerintah
Bibit Siklon Tropis Terpantau, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Bibit Siklon Tropis Terpantau, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Pemerintah
Masyarakat Adat Terdampak Ekspansi Sawit, Sulit Jalankan Tradisi hingga Alami Kekerasan
Masyarakat Adat Terdampak Ekspansi Sawit, Sulit Jalankan Tradisi hingga Alami Kekerasan
LSM/Figur
Limbah Cair Sawit dari RI Diterima sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan
Limbah Cair Sawit dari RI Diterima sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan
LSM/Figur
BRIN Catat Level Keasaman Laut Paparan Sunda 2 Kali Lebih Cepat
BRIN Catat Level Keasaman Laut Paparan Sunda 2 Kali Lebih Cepat
Pemerintah
Belajar dari Sulawesi Tengah, Membaca Peran Perempuan Ketika Bencana Menguji
Belajar dari Sulawesi Tengah, Membaca Peran Perempuan Ketika Bencana Menguji
LSM/Figur
ILO Dorong Literasi Keuangan Untuk Perkuat UMKM dan Pekerja Informal Indonesia
ILO Dorong Literasi Keuangan Untuk Perkuat UMKM dan Pekerja Informal Indonesia
Pemerintah
ULM dan Unmul Berkolaborasi Berdayakan Warga Desa Penggalaman lewat Program Kosabangsa
ULM dan Unmul Berkolaborasi Berdayakan Warga Desa Penggalaman lewat Program Kosabangsa
Pemerintah
PLTS 1 MW per Desa Bisa Buka Akses Energi Murah, tapi Berpotensi Terganjal Dana
PLTS 1 MW per Desa Bisa Buka Akses Energi Murah, tapi Berpotensi Terganjal Dana
LSM/Figur
Bulu Babi di Spanyol Terancam Punah akibat Penyakit Misterius
Bulu Babi di Spanyol Terancam Punah akibat Penyakit Misterius
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau